Bab 2 : Bolos

13 2 0
                                    

Aku berdiri didepan tembok belakang setelah melewati wawancara (izin) dengan guru untuk pergi ke toilet, padahal niatku ingin bolos karena pelajar terakhir adalah pelajaran seni budaya yang paling hanya mendengarkan guru seni budaya itu menyanyi. untuk tas, aku biasa dititipkan ke teman kepercayaanku, Heksa.

Aku mulai memanjat tembok itu, dan dengan segala kerja keras aku berhasil sampai diatas.

"Kamu lagi ngapain?"

Ah sial.

Aku berbalik badan dan melihat tian yang sedang menatapku, ini pasti lagi patroli ketertiban.

"Ee... Eee anu lagi nyari udara segar"

"Tapi dibelakang parit"

Iya juga..

"Iya kan ada angin sepoi-sepoi" elak ku

"Kamu kalo ngga turun saya laporin kamu ke guru"

"Ayolah~ lagi pula mau bolos atau ngga pelajaran saat ini ngga berguna, cuman diajarin nyanyi aja, memangnya lulus sekolah aku mau jadi biduan?"

"Kamu tau sendiri kan? Pak oyip itu annoying, aku bahkan ngga tau materi apa yang diterima selain nyanyi" lanjut ku

Aku berharap dengan alasan ini tian melepaskanku, tapi tian hanya terdiam sejenak kemudian menatap ke arahku

"Kamu kuat kan menompang saya?"

"Ha?" aku me-loading perkataan tian

Tian kemudian mengulurkan tangannya, "bantu saya naik, saya tau tempat bolos yang baik"

Aku menerima uluran tanganku, sejenak aku tidak menyangka bahwa ketua OSIS akan ikut bolos denganku.

Setelah tian berhasil memanjat tembok kemudian dia melompat ke bawah dan mengulurkan tangannya

"Kamu sudah bantu saya naik, saya bantu kamu turun"

Walau aku heran dengan sikapnya namun aku membalas uluran tangannya, dan dengan dibantu tian yang memegang pinggangku aku jadi mendarat dengan aman.

"Kamu kesini naik apa?" tanya tian

"Angkutan umum, kalo pulang jalan kaki lagian jaraknya agak dekat"

"Kalo gitu kita ambil sepeda saya" ujarnya kemudian berjalan mendahului ku ke area tempat parkir siswa

Setelah sampai, tempat parkir ini dijaga oleh satu satpam dan ku lihat tian sempat ditanya namun tian menunjukku sambil mengatakan bahwa aku sedang sakit dan harus pulang, mungkin memang tampang tian, tampang orang yang dipercaya jadi satpam itu mengizinkan kami. Wah, kalo aku yang izin mungkin bakal diseret kembali ke kelas.

Tian menuntun sepedanya dan berjalan ke arahku, kemudian duduk di sepeda begitu sudah dekat denganku

"Kamu bisa kan berdiri dibelakang?" tanyanya

"Ini beneran kita bolos?" ucapku dengan perasaan yang masih tidak percaya

Maksudnya, aku sering bolos. Tapi mana sangka aku akan bolos dengan dia?

Tian mengerutkan keningnya kemudian terkekeh, "beneran"

"Ayo, keburu ketauan guru" lanjutnya

Aku pun akhirnya berdiri dibelakang tian dengan kaki bertumpu pada pijakan belakang sepeda tian, kemudian tian mulai mengayuh sepedanya dan keluar dari area sekolah.

Aku menikmati ayunan angin yang menerpa wajahku dengan lembut, laju sepeda yang dikayuh tian sangat pelan hingga aku dapat merasakan suasana siang menuju sore hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR ADOLESCENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang