Gemuruh angin sangat kencang, langit semakin gelap, hujan turun begitu deras. Azika di temani dengan buku-buku yang berserakan di atas kasur bercorak bunga tulip itu. Sejenak ia merebahkan dirinya di atas kasur empuk miliknya, mulai menghembuskan nafas perlahan.
Kenapa rasanya hari ini sangat sepi? seperti tidak ada gairah hidup dalam dirinya. Tidak lama ia rebahkan dirinya di atas kasur itu, kini Azika bangkit kembali ke arah jendela membuka kaca jendela yang tertutup rapat dengan gorden berwarna hitam.
Gorden terbuka, ia dapat merasakan betapa dinginnya di luar dirinya kini telah di selimuti dengan gemuruh angin. Suara hujan jelas terdengar di telinga nya.
"Kenapa beberapa hari ini gue selalu ngalamin hal yang pernah terjadi tiga tahun yang lalu ya? apa bener gue kembali lagi ke tahun itu? atau memang cuma halusinasi gue aja? cape, bingung" gumam Azika terus menghirup udara angin luar, mengeluhkan semuanya pada dirinya sendiri. Ia tak berani memberitahu kan itu pada siapapun. Ia hanya memendam itu semua sendiri, bagaikan rahasia antara dirinya dengan sang pencipta alam semesta.
"Aa...zii...kaa.." suara misterius terdengar jelas di dekat telinga nya, kuku-kuku panjang dengan tangan berwarna putih pucat memegang pundak Azika. Azika meneguk salivanya kasar, jantungnya terus berdetak tak karuan.
Meski semua itu sudah biasa terjadi pada dirinya namun tetap saja tak bisa rasanya ia menghilangkan rasa takut.
"PERGI, GUE CAPE DI GANGGU TERUS SAMA LO. SETIAP KALI GUE BANYAK PIKIRAN PASTI LO SELALU ADA, KENAPA? LO BENCI GUE???" Azika kini terus berteriak sekencang-kencangnya memberanikan diri untuk membuka mulut berbicara pada makhluk gaib itu, meskipun rasa takut selalu saja menghantui dirinya. Tetapi ia merasakan ada sesuatu hal yang mungkin menjadi jawaban dari semua ini? Azika terdiam mengingat apa yang baru saja ia ucapkan "Setiap kali gue banyak pikiran pasti lo selalu ada" sesekali ia berpikir apa maksudnya Azika mengucapkan hal itu. Tunggu, berarti semua itu muncul jikalau dirinya banyak pikiran? ya, betul sekali akhirnya Azika menemukan jawaban dari semua ini.
Jika ia banyak pikiran sosok itu pasti muncul. Saat di kelas juga seperti itu saat ia berpikir keras memikirkan jawaban sosok itu muncul lagi.
Azika, mulai paham.
Setiap kali ada sesuatu yang mengganggu nya, perasaan nya mulai merasakan ketidak nyamanan. Azika hanya sendiri di rumah sekarang, Ayah Azika belum pulang, dan Ibu Azika sedang berada di Jakarta. Kesepian, benar-benar kesepian.
Sekarang suara misterius itu kini hilang, ia berusaha menenangkan dirinya. Azika terduduk di dekat jendela, tatapan nya seakan kosong. Hatinya merasakan ketidaknyamanan yang luar biasa,
*****
Pagi yang cerah di hari Minggu. Azika kini tengah meminta izin kepada Ayahnya untuk mengunjungi pantai. Dirinya sudah sangat lama sekali tidak pernah mengunjungi pantai, entah kenapa hari ini hatinya tergerak ingin pergi kesana.
"Pah. Azi izin mau pergi pantai ya, ga lama kok janji jam 9 langsung pulang" izin Azika menyalimi tangan ayahnya.
"Iya, tapi kamu gapapa pergi sendiri kan?" tanya Naratama merasa cemas.
"Gapapa, Azika udah kelas sebelas Pah udah gede. Jadi ga usah khawatir kalau Azika pergi sendiri." jelas Azika memberikan senyum manisnya pada sang ayah.
Naratama kini juga tersenyum melihat putrinya.
"Kalau gitu Azi pergi dulu ya" pamit Azika sembari melambaikan tangannya pada Naratama.
Lambaian tangan dari sang ayah kini dapat ia lihat dengan jelas. Segera dirinya menaiki motor Scoopy berwarna hitam itu lalu mengendarai nya dengan kecepatan yang maksimal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovhord
Teen FictionKisah remaja anak sekolah menengah atas, dengan beribu tingkah lakunya yang aneh. Dan seorang wanita yang di hasut dengan sosok makhluk misterius, hampir saja dirinya tidak selamat waktu itu. Namun, berhasil selamat berkat pertolongan dari sosok lel...