Hari perpisahan sudah di depan mata.
Sayup-sayup kesedihan telah terdengar.
Teriakan ketidakmampuan semakin menggema.
Menggetarkan perasaan, hasrat, dan jiwa.Setetes air mata jatuh menimpa tanah tempat bernaung.
Derasnya membasahi hati yang enggan pergi.
Dinginnya melemahkan sanubari yang tidak sanggup untuk melangkah.
Kesuciannya bersemayam di atas takhta tertinggi.Pertemuan ini terasa amat singkat.
Terlalu cepat untuk berubah.
Beranjak dari kebahagiaan menuju kesedihan.
Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Janji Allah itu pasti.
Setiap pertemuan akan berakhir dengan perpisahan.Aku teringat satu hal.
Kebersamaan kita yang mahal dan tidak ternilai.
Saat kita berjuang mati-matian mempertahankan harga diri.
Saat kita berjuang mati-matian mempertahankan nama baik.
Saat kita berjuang mati-matian mempertahankan hawa nafsu.
Saat kita berusaha untuk tetap bertahan
walau raga kian dibanjiri darah-darah ketertindasan.Kawan!
Perpisahan biarlah terjadi
karena ini adalah bagian dari takdir-Nya.
Kita tidak dapat memundurkan apalagi mencegahnya.
Namun, kita tidak boleh berlarut-larut di dalam lautan air mata.
Ini bukanlah akhir dari segalanya,
Melainkan sebuah awal yang baru.
Masa ketika kita dihadapkan dengan kejamnya dunia.Kawan!
Lanjutkanlah perjalananmu.
Apapun pilihan hidupmu nanti itu pasti adalah yang terbaik.
Kejarlah mimpi, harapan, dan cita-citamu.
Doaku akan selalu menyertaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Mujahid Allah
PuisiManusia senantiasa terbuai pada kehidupan dunia yang sementara. Padahal dunia hanyalah senda gurau yang nyata. kehidupan abadi sejatinya di akhirat kelak. Tugas kita di dunia adalah mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Tugas kita adalah berjuang d...