dua puluh tiga

1K 64 2
                                    

2 bulan berlalu pasca kejadian diluar dugaan itu, hubungan galen dan rean semakin lengket saja bak perangko.

seperti siang ini, galen tiba-tiba memaksa rean untuk menemani nya makan mie ayam dikantin sekolah. tidak biasanya galen makan makanan berat seperti itu,tapi sekarang? bahkan pemuda itu telah mengabiskan 2 mangkuk makanan itu.

"Lu kenapa sih? belum makan dari kemarin atau gimana?"

Rean menatap bingung lelaki didepannya yang tengah menyesap minuman berwarna orange. yang ditatap hanya menggeleng,

"Gak tau akhir-akhir ini nafsu makan aku lagi naik banget, tapi abis itu dimuntahin lagi"

"Udah berapa hari?"

"2 mingguan kayanya, yangg. aku juga lupa udah keburu muak ngalaminnya"

Mendengar hal itu, rean mendadak diam. ia menelisik wajah kekasih nya—- anw, mereka udah jadian gegara rean maksa buat dikasih status sama galen. Rean mendadak gusar, ia tidak bodoh dalam hal dewasa karena ia pernah belajar soal seperti ini dikelasnya.

"Kayanya gua harus periksa, nanti pulang sekolah temenin gua ke apotek" Ajak rean, kali ini galen yang bingung.

"Mau ngapain? kamu sakit? kita kerumah sakit aja kalo gitu"

"Gausah macem-macem turutin aja omongan gua"

Mendengar nada bicara rean yang sudah mutlak. galen hanya mengangguk meskipun hati nya merasa janggal.











•••••

Brak!!

Galen terkejut saat rean membanting pintu kamar mandi apartement nya dengan kasar dan terburu-buru.

Ia bahkan tak mengatakan apapun disepanjang jalan mereka pulang tadi hingga mereka mampir ke apotek sesuai perintah rean.

Galen semakin penasaran, sebenarnya apa yang terjadi? kekasih nya sakit lantas kenapa anak itu tidak mau di bawa berobat saja? bukankah akan lebih aman daripada harus membeli obat di apotek.

Galen merebahkan tubuhnya dikasur, saat baru saja ingin memejamkan mata tiba-tiba ia dikejutkan oleh sesuatu yang jatuh di atas wajahnya, hingga reflek menepisnya.

"Apa sih itu?! kamu kalo buang sampah ditempatnya lah, kenapa dimuka aku"  sungut galen yang justru malah mendapat jitakan kencang dikepalanya. siapa lagi kalo bukan rean pelakunya.

"BRENGSEK!! LO LIAT ITU APAAN BANGSAT"

Mata kucing rean mendadak merah, bahkan wajahnya ikut memerah menandakan ia tengah marah sekaligus menahan tangis.

Galen yang sadar langsung segera mengambil kembali barang yang sebelumnya ia lempar kesamping itu. dengan teliti ia melihat benda persegi yang sama sekali tidak asing dimata galen karena ia pernah melihat kakaknya memegang benda itu.

Tampak raut  pucat mulai menghiasi wajah tampan milik remaja bernama Galenio itu. ia memandang lelaki bersurai blonde didepannya yang masih berdiri sambil mengatur nafas dengan kasar.

"R-rean ini—-

"GUA BILANG JUGA APA PAKE KONDOM!! SEKARANG KALO UDAH BEGINI GIMANA GALEN?!"

rean menatap tajam kearah remaja didepannya dengan mata yang mulai berair namun kemudian ia usap kasar.

"tapi kan aku udah beli waktu itu,yan kamu juga pas main kedua gak mau make katanya gaenak" bela galen pada dirinya sendiri.namun sepertinya hasilnya nihil.

"YA TAPI YANG LU BELI ITU KONDOM BUAT HP BUKAN BUAT NGANU, LU GILA APA GIMANA HAH?!

Rean menjatuhkan tubuhnya kelantai, ia benar-benar lemas sekarang. bahkan untuk mengangkat tangannya saja ia tidak sanggup. ia sangat takut saat ini.

Bocor?! [BXB] slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang