delapanbelas

1.7K 88 8
                                    

rean terbangun saat matanya merasa ada resapan cahaya yang ternyata menembus tirai kamar bernuasa putih itu. ah setelah berhubungan badan, mereka berdua tertidur hingga pagi ternyata.

rean meringis saat ia berusaha untuk duduk hingga tangannya reflek meremas rambut sang empu lain yang masih tidur nyenyak disampingnya. galen seperti orang mati dengan mulutnya yang menganga lebar.

mata kucingnya menelisik wajah lelaki yang sepertinya tidak terganggu sama sekali padahal rean merasa ia cukup keras menjambak surai coklat itu barusan.

rean bimbang, ia ingin segera mandi karna tubuhnya terasa begitu lengket tapi melihat galen yang masih pulas merasa enggan untuk membangunkannya. ditambah ia takut canggung saat keduanya bersitatap mata nantinya.

tapi rean benar-benar butuh bantuan galen, karna jujur tubuhnya sama sekali terasa kaku sekarang.

akhirnya mau tidak mau rean terpaksa membangunkan lelaki jangkung itu, masa bodo nantinya. ia hanya ingin cepat-cepat bersih saat ini.

"galen" tangan lentik rean menepuk pelan pipi si pemuda itu, tak lupa suaranya yang terdengar serak karna--tadi malam.

merasa mulai terusik, galen mulai membuka matanya sambil mengerjap. tak lupa pula ia meregangkan tubuhnya membuat rean mendengus sedikit kesal. si galen ini enak banget gak ngerasain sakit sama sekali, sedangkan dia? buat ngangkat tangan aja sakitnya bukan main.

"Bangun, gua mau mandi" ujar rean, galen langsung menatap lelaki pirang itu.

"Mandi tinggal mandi yan, kamar mandi kan ada"




BUG!


"Aduh, kenapa gua di pukul ?"

rean pikir jika lelaki itu terbangun, suasana menjadi canggung, tapi ternyata—-

"enak banget bacot lu ngomong begitu ! badan gua sakit semua sampe gabisa digerakan kaya gini, itu semua gegara lu ya anjing! minimal tanggung jawab !" murka rean, tingkat emosinya kembali meningkat saat galen malah memberi respon tersenyum lebar layaknya kuda.

"iya maaf sayang, aku kan bercanda jangan serius gitu" galen memajukan tubuhnya berniat ingin memeluk si mungil namun badannya kembali dipukul kali ini menggunakan bantal.

"Bacot ! mending bantuin gua buat ke kamar mandi, gua mau bersihin bekas lu yang jadi najis ini "

"Jahat banget, padahal kalo gak ada punya aku kan kita gak bakal punya anak nantinya"

"BERISIK!! LU MAU BANTUIN GUA APA ENGGAK ?!"

galen mingkem, ia mengangguk saat mata rean semakin menajam seperti ingin memakan orang.





"iya aku bantuin, tapi sun dulu"





"AH TAI !! NGESOT AJALAH GUA ANJING!"





"eh iya-iya, maaf tuan ratu"





•••••







Kepulan asap berbau nikotin itu memenuhi ruangan kedap suara, asap yang berasal dari seseorang yang tengah sibuk melamun sambil menatap ponsel yang menampilkan sebuah foto seseorang berambut pirang serta senyum indahnya dengan dirinya disana. bibirnya melengkung tipis saat ingatan dikepalanya kembali berputar.

saat sibuk menerawang moment indah baginya, tiba-tiba saja layar ponsel itu berubah menjadi sebuah tampilan panggilan masuk. jari tangannya reflek menggeser kanan hingga sambungan tersebut terkoneksi.

"kenapa?"

"Lo dapet jadwal turun hari ini, di arena deket kampus mbp" jawab to the point seseorang dari sebrang sana, membuat orang itu kembali mengisap benda panjang di sela jarinya.

Bocor?! [BXB] slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang