03 -Mochi

2.6K 184 3
                                    

🧸🖤Komen dan vote nya jangan lupa! Dan juga, tandain kalo ada typo ya!💕
🧸Selamat membaca🧸

❥❥❥

Alana berjalan di koridor seorang diri. Elio entah pergi kemana saat bel istirahat baru berbunyi. Alana akan ke kantin, sambil menenteng paper bag tapi entah apa isinya. Tiba di depan pintu masuk kantin, Alana sibuk mencari meja kosong.

"Penuh lagi, gak mungkin gue duduk lesehan di lantai!" gerutunya kesal. Tak sengaja terlintas di benaknya tentang Elio yang istirahat selalu memakan bekalnya di belakang sekolah.

Seakan ada lampu di kepala Alana, ia mendapat ide bagus. Alana segera menuju stand, membeli nasi goreng yang dibungkus untuk ia makan bersama Elio.

Usai membeli makanan dan beberapa cemilan, Alana berjalan menuju belakang sekolah. Tentu dengan meminta tolong sama salah satu murid untuk mengantarkan dirinya. Bukan karena ia tidak tahu letak belakang sekolah, melainkan meminta tolong untuk membawakan sekantong cemilan yang ia beli.

"Makasih ya" Alana berucap tulus, seraya mengambil sekantong cemilan nya di tangan siswi berkepang dua itu. Karena mereka sudah tiba di belakang sekolah

"Sama-sama" balas siswi itu lalu meninggalkan Alana.

Alana melihat punggung tegap Elio yang sedang duduk membelakanginya. Perlahan kaki itu mulai melangkah mendekat

"Gue duduk sini ya, kantin penuh" celetuk Alana tiba-tiba sambil mendaratkan bokongnya di samping Elio

"Lo murid baru?" tanya Elio, memperhatikan Alana lekat

Pertanyaan Elio dijawab Alana dengan santai "Lo juga tau gue baru masuk tadi. Kenapa?"

"Jangan bertingkah seakan kita dekat. Gue gak kenal lo, dan lo gak kenal gue" balas Elio sedikit menekan kata-katanya.

Melihat Elio, menampilkan senyumnya, "Makanya, gue mau kenalan sama lo lebih dekat" Balas Alana tak mau kalah

Elio mengangkat sebelah alisnya, menghadap Alana sepenuhnya "Kenapa gue?"

"Kemauan gue"

"Siswi perempuan masih banyak" bantah Elio

"Terserah gue dong, mau kenalan dengan siapa"

Tangan Elio terkepal. Ingin rasanya kepalan tangannya menjamah wajah cantik Alana. Mencari aman, Elio hendak pergi, tapi saat beranjak tangannya dengan lancang dicekal oleh Alana

"Gue punya banyak makanan ringan, lo gak mau nyobain?" ujar Alana dengan binar dimatanya.

"Lepasin tangan gue" balas Elio pelan namun penuh penekanan

Alana sama sekali tidak merasa takut dengan tatapan tajam yang Elio layangkan untuknya. Justru ia semakin mengeluarkan binar di matanya. "Lo mau pergi? Padahal gue mau makan mochi rasa coklat dan kiwi bareng lo"

Elio terdiam sejenak. Ingin pergi, tapi hatinya mengatakan tidak. Akhirnya Elio kembali duduk di tempatnya. Alana yang melihat itu bersorak kemenangan dalam hati. Tidak sia-sia ia mendengar penjelasan gumpalan asap waktu itu.

Kesukaan Elio dan yang tidak di sukai Elio, Alana tahu itu.

Elio meneguk ludahnya saat Alana membuka kotak bekal yang berisi empat Mochi dengan dua warna yang berbeda. Dua mochi berwarna coklat yang berisi coklat, sedangkan dua lainnya berwarna hijau yang berisi kiwi

Alana menyodorkan kotak bekal itu pada Elio, "Nih, ambil." Suruh Alana

Masih mempertahankan wajahnya yang datar, tangan kanannya terulur mengambil satu mochi rasa coklat. Elio memakan mochi itu dengan pelan, tak menampakkan kalau ia sangat suka itu. Tapi hatinya bak bunga yang baru mekar, bayangkan saja, makanan kesukaannya kembali ia rasakan sekarang.

"Lo suka ya?" Tanya Alana di sela-sela kunyahannya yang juga memakan mochi isi kiwi.

Elio mengangguk. Tak mengalihkan fokusnya pada mochi yang tersisa sedikit di tangannya

"Gue gak suka isi coke---"

"Buat gue" potong Elio cepat.

Melihat itu, diam diam Alana tersenyum kemenangan "Gue berhasil" batin Alana bangga.

Alana senang melihat Elio yang lahap memakan mochi yang ia pesan melalui gofood sedari pagi tadi.

Tanpa Alana sadari juga, ini pertama kalinya ia tersenyum senang seperti ini

❥❥❥

"El, gue Alana. Save nomor gue ya!"

Elio mendengar voice note yang dikirim Alana semenit yang lalu. Pulang sekolah tadi, Alana sempat meminta nomor WhatsApp Elio. Dengan mengatakan bahwa Elio adalah customer setia yang akan membeli Mochi yang di buat Alana. Ya, Alana mengatakan pada Elio bahwa ia menjual mochi secara online. Tentu itu hanya trik Alana untuk mendapatkan nomor Elio. Jika tidak membawa-bawa mochi, Alana seratus persen yakin bahwa Elio tidak akan memberi nomornya.

Elio tidak membalas, ia men-save nomor Alana yang ia beri nama 'Alana penjual Mochi'. Setelah menyimpan kontak Alana, ia mengetik pesan disana

Elio

10 mochi rasa coklat. Sekarang

Alana sedang menonton film bersama sang bunda dan juga ayahnya. Sudah pukul delapan malam, Alex, ayah Alana baru pulang dari bekerja.

Sedang asyik nya menonton, suara notifikasi menganggu Alana. Ia mengambil ponsel yang terletak di atas meja.

Detik setelahnya matanya membola melihat pesan dari Elio. Livy dan Alex yang melihat ekspresi putrinya seperti itu pun bertanya "Kenapa Lan?" Tanya Alex

Alana segera menormalkan ekspresi nya "E-enggak yah"

Alex dan Livy yang mendengar itu lega. Kini kembali menonton. Sedang Alana tampak gelisah, apa dia harus memesan mochi lalu mengantarkan nya? Tidak! Ia lelah, sekarang waktunya istirahat

Alana mengetik pesan untuk membalas pesan Elio

Alana

Sorry El, badan gue pegel semua, lagian mochinya habis

Lima menit kemudian, Elio membalasnya

Elio

Besok.

Sialan! Tugas nya di dunia novel tidak hanya mengubah takdir Elio, kini menjadi penjual Mochi online! Alana berpamitan pada orang tuanya untuk segera tidur. Padahal, setibanya Alana dikamar ia tak langsung tertidur, ia duduk di meja belajar, mengambil buku diary dan pena. Rutinitas menjadi Alana di dunia nyata. Mencurahkan semuanya di kertas.

Rasanya sangat berbeda, setelah gue terbangun di rumah ini, rasanya kejadian buruk sewaktu tinggal bersama ibu tidak ada.

Seperti kembali hidup dengan versi sempurna, gue disini bersama keluarga yang layak di katakan keluarga. Ayah bunda disini juga sayang sama gue. Apa gue bisa meninggalkan dunia ini nanti?

Alana merasakan ada yang aneh saat terbangun di dunia ini, Alana yang dulu itu cengeng dan lemah! Tapi entah kenapa saat terbangun di dunia ini Alana tak merasakan itu. Ia seperti hidup dengan versi terbaru, yang dimana sikap cengeng dan lembut nya hilang.

-To be continued-

World's Novel (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang