Riji sedang berkeliling kota bersama Krow yang sedang membawa mobil.Krow menyetir dengan santai sampai dia memicingkan matanya ke depan kaca mobil.
"Ji lu tau gin dimana ga?"
Riji yang sedari tadi bermain dengan ponsel nya mengalihkan pandangannya menatap Krow.
"Kata gin dia keluar bentar bareng souta sama garin."
"Memang nya kenapa?" Tanya Riji.
Krow masih melihat kearah depan membuat Riji penasaran dan melihat ke kaca mobil. Terlihat Gin bersama perempuan keluar dari toko perhiasan lalu tertawa bersama.
Mereka sama sekali tidak melihat keberadaan Souta dan Garin.
Perlahan krow merasakan aura tidak mengenakan dari temannya, sedangkan Riji menatap sinis ke depan kaca mobil.
"Lanjut jalan." Ucap Riji dengan nada mencekam yang membuat Krow tidak berani membantah perkataan Riji.
Krow mengangguk kaku, dia menyetir mobil kembali mengelilingi kota dan berharap mencari sebuah hiburan agar Riji tidak terus seperti ini.
Sejam mereka diam seperti ini akhirnya Krow memutuskan untuk kembali ke rumah.
||||||||||||||||||||||||||
Riji memasuki rumah tanpa menyapa anggota TNF yang sedang berkumpul di ruang tengah, dia langsung menaiki anak tangga menutup kencang pintu kamar nya.
Anggota TNF merasakan keanehan dari Riji mengalihkan pandangannya ke Krow yang baru saja masuk.
"Weh Krow! Si Riji kenapa dah?"
Tanya Echi.Krow menghampiri anggota TNF sambil menghela nafas panjang.
"Lu juga kenapa jir, kaya capek begitu." Ucap Makoto.
Krow mengelus kepalanya pusing.
"Tadi kita keluar ga sengaja liat Gin bareng cewe ketawa-ketiwi, terus si Riji cemburu.."
Anggota TNF seketika merasakan bulu kuduk mereka merinding. Mereka tahu betul jika Riji sedang marah atau kesal Riji tidak segan mengeluarkan kata-kata menyakitkan dan langsung menusuk orang.
Apalagi ketika malam mereka tidak bisa tidur. Mereka bisa saja tidur dengan tenang jika Riji tidak kesal tetapi Riji jika sedang kesal menyeramkan.
"Matilah kita cok.." Batin semua anggota TNF.
||||||||||||||||||||||||||
Kini langit sudah gelap dan Gin baru saja pulang memasuki rumah dengan aura yang suram.
Gin yang bingung biasanya ramai tiba-tiba menjadi sepi begini, sontak gin bertanya.
"Eh lu pada kenapa? Suram amat gua liat." Ucap gin menghampiri ruang tengah yang diisi seluruh anggota TNF.
"Kok kalian belum tidur?" Tanya gin sekali lagi karna tidak ada yang menjawab.
Merasa tidak ada yang beres, gin menghampiri Caine sedikit berbisik.
"Ini mereka pada kenapa mi?" Tanya gin pelan.
Caine sempat berpikir sebentar, menaikkan kepalanya mengarahkan mulutnya ke telinga Gin.
"Riji marah sama kamu.." ucap Caine.
Mendengar perkataan dari Caine, Gin membelakakan matanya terkejut dengan cepat Gin menaiki anak tangga membujuk Riji.
||||||||||||||||||||||||||
Gin memegang knop pintu kamar Riji tetapi pintunya terkunci dari dalam.
"Sayang! Bisa buka dulu pintunya?" Ucap gin sambil menggedor pelan pintu kamar Riji.
Tidak ada sautan dari pemilik kamar, gin semakin menggedor kecil takut yang dibawah terganggu.
"Sayang.. buka dulu ya?" Ucap gin sedikit panik.
5 menit gin menunggu akhirnya riji membalas perkataan gin.
"Buat apa gua bukain? Pergi lagi sana sama cewe." Ucap Riji dengan nada ketus.
Gin menunduk, menempelkan jidat nya ke pintu kamar Riji. Jadi Riji sudah melihat dia bersama perempuan saat di toko perhiasan?
"Aku bisa jelasin.. tadi aku ke toko perhiasan buat beli sesuatu untuk kamu. Cewe tadi itu pemilik dari toko perhiasan dan dia cuma doain kita semoga langgeng.." ucap gin.
Tidak ada respon dari Riji, gin menghela nafas berniat meninggalkan dari kamar Riji.
Baru saja gin berjalan suara kunci terbuka dari kamar Riji. Gin yang mendengar itu segera memasuki kamar tersebut melihat riji sedang berdiri bersandar sambil menyilangkan tangannya di dada menatap gin sinis.
Gin menutupi pintu kamar dan berjalan kearah Riji.
"Jangan peluk." Ucap Riji masih dengan nada ketusnya.
Gin melihat perlakuan dari Riji menundukkan kepalanya, matanya berkaca-kaca ingin menangis.
Riji melihat itu langsung panik, dia langsung merentagkan tangannya.
"G-Gausah nangis anj, lu mau peluk kan? Sini lu!" Ucap Riji mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Melihat tingkah dari Riji, gin langsung memeluk erat tubuh kecil surai hitam.
"Hiks.. jangan marah.. maaf.." ucap gin menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Riji.
Riji membalas pelukan gin, dia menghela nafas panjang dan menepuk pelan punggung Gin.
Selama 10 menit mereka berpelukan, tiba2 Gin membuka suara.
"Kamu lucu deh kalo lagi cemburu." Ucap gin sambil menggoda Riji.
Mendengar perkataan dari Gin, wajah Riji memerah seperti tomat dan memukul perut pria besar di depannya membuat berteriak kesakitan.
"AGHK- SAKIT RIJII" Ucap gin kesakitan.
"GANDENG SIA, UDAH MALEM GAUSAH TERIAK" Ucap Riji dengan bahasa sundanya.
—— Riji Sayangku ——
KAMU SEDANG MEMBACA
-- Riji Sayangku --
RomantikHanya cerita imajinasi dan jangan terlalu ambil serius. Khusus shipper nya ginji kalau bukan aku ga maksa kalian untuk baca. Semua yang dalam di cerita ini tidak terjadi di kehidupan nyata rp tnf, semuanya hanyalah khayalan ku dan juga bagi2 imajina...