Disuatu ruangan hanya kegelapan yang menyelimuti seluruh ruangan yang terasa pengap dan juga lembab.
"Bang" panggilnya sambil bersandar pada dinding yang berdebu, mata nya menatap langit langit ruangan yang gelap.
"Hm" dehem seseorang yang berada disamping nya itu.
"Ayah masih benci gue ya?" Suaranya terdengar lirih sendu.
"Nan-"
"Gue gapapa kok kalo ayah mau mukulin gue setiap hari atau ga kurung gue disini setiap hari" ujarnya dengan nada yang semangat.
"Yang penting ayah ga benci gue lagi bang"
Haris memejamkan matanya menahan air mata yang berusaha menerobos untuk keluar. Ia menghela nafas sakit mendengar perkataan adiknya, Jinan.
"Maaf" hanya satu kata itu yang bisa Haris ucapkan. Maaf karena belum bisa mewujudkan keinginan Jinan, dan juga belum bisa melindungi Jinan.
"Kenapa minta maaf? Bukan salah Lo" Jinan menarik nafas panjang, "harusnya gue yang minta maaf, karena gue... bunda jadi pergi"
"Jinan, udah berapa kali gue bilang kalo kepergian bunda bukan karena Lo. Stop nyalahin diri Lo" Haris merasa marah ketika Jinan selalu menyalahkan dirinya sendiri.
Jinan hanya terkekeh lalu berusaha mengganti topik sensitif ini, "bang, keinginan Lo apa. Siapa tau gue bisa wujudin"
Haris menatap kosong kearah depan tanpa ragu ia menjawab, "nyusul bunda..."
"Kalo gitu gue ikut"
_____________
Iseng ajaa sih sebenernya bikin cerita ini, padahal ada cerita aku yang belum end hehe😊☝🏻
Haruto as Haris
| Jinan's brother
Jeongwoo as jinan
| Haris' younger brother
Junkyu as Novan
| Haris friend
Jihoon as Ares
| Haris enemy
KAMU SEDANG MEMBACA
LASSITUDE | Haruto - Treasure |
Fanfictionkesepian. kehampaan. palsu. Itulah yang sering dirasakan seorang Haris filanda. bagaimana tidak merasakan semua itu, jika setiap hari selepas pulang sekolahnya ia habiskan untuk mencari uang untuk adik dan juga ayah nya yang bahkan Haris tidak Sudi...