"ini pesanannya mba, silahkan dinikmati" Haris tersenyum setelah memberikan pesanan kepada pelanggan nya. Saat ini setelah pulang sekolah Haris langsung bekerja disebuah restoran. Biasanya ia bekerja dari jam 4 sore hingga jam 9.30 malam.
Begitu melelahkan hari hari Haris, tetapi ia harus kuat. Mau tidak mau harus mau karena Haris merasa bertanggung jawab atas kehidupan Jinan. Ayahnya? Jangan berharap ayahnya itu akan membiayai Haris dan juga Jinan.
Haris berjalan kesana kemari mengantarkan pesanan para pelanggan yang kebetulan sekali hari ini sangat ramai pelanggan.
"Ris tolong anterin ini ke meja no 26 ya, gue kebelet boker ini" ucap sandi sesama pelayan direstoran ini juga, ia pun sama dengan Haris yang bekerja part time setelah pulang berkuliah.
Haris terkekeh lalu mengambil nampan berisi pesanan pelanggan, "iya iya, sana entar Lo cepirit lagi"
Sandi cengengesan lalu pergi menuju toilet tak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada Haris. Haris pun segera pergi mengantarkan pesanan.
"Silahkan dinikmati" ujarnya sambil meletakkan pesanan pelanggan.
Pelanggan itu menoleh kepada Haris, sebelumnya ia fokus berkutat pada handphone nya.
Haris terkejut saat melihat Ares lah pelanggan nya ini, tapi sebisa mungkin ia mengkondisikan raut wajahnya.
"Eh lo kerja disini ris" Ares terkejut lalu tertawa remeh jangan lupakan matanya yang menatap Haris dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Ada pesanan yang lain" tanya Haris berusaha profesional.
"Ga ada sih, cuman karena pelayan nya ini Lo gue kasih tip deh" Ares mengeluarkan uang 50 ribuan 2 lembar, sambil menekan kata pelayan.
"Terimakasih sebelumnya, tapi maaf saya tidak bisa menerimanya" Haris menolak secara sopan karena ini masih jam kerjanya.
"CK. Sombong banget, Lo pasti butuh duit kan? Atau duit nya kurang? Mau gue tambahin ga? Tapi ada syarat nya, Lo harus berlutut dihadapan gue dulu"
Haris mengepalkan tangan nya menahan amarah, "kalo tidak ada pesanan lagi saya permisi"
Ares emosi lalu menjulurkan sebelah kakinya saat Haris berjalan membuat Haris tersungkur sehingga dahinya membentur ujung meja.
"Sabar ris, tahan" ucap Haris didalam hatinya menguatkan dirinya sendiri.
"Eh sorry gue ga sengaja" Ares tersenyum miring karena berhasil melukai Haris lagi.
Haris bangkit lalu membungkuk meminta maaf kepada pelanggan lain yang mungkin saja merasa terganggu.
Setelah itu Haris menatap datar Ares dan pergi menuju ruang istirahat para pekerja restoran.
***
"Ris mau bareng gak?" Tawar sandi. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, seharusnya Haris pulang lebih awal tetapi karena begitu banyaknya pembeli menjadi terpaksa harus menunggu pelanggan selesai makan terlebih dahulu.
"Boleh deh bang, jalan rumah kita juga searah kan ya?" Sandi mengangguk mengiyakan.
"Ntar pas dipertigaan gue turun"
"Siapp, ayok dah malem nih" ajak sandi lalu Haris pun menaiki motor beat milik sandi.
Setelah sampai dipertigaan jalan Haris pun mengucapkan terimakasih lalu berjalan keperumahan rumahnya berada.
"Huft... Cape banget" Haris menatap sekeliling jalan yang sepi, hanya diterangi oleh lampu jalan dan lampu rumah disekitar jalan.
Karena merasa bosan Haris pun berjalan sambil memainkan handphone nya. tiba tiba muncul notif dari grup kelasnya karena ia penasaran Haris pun membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASSITUDE | Haruto - Treasure |
Fanfictionkesepian. kehampaan. palsu. Itulah yang sering dirasakan seorang Haris filanda. bagaimana tidak merasakan semua itu, jika setiap hari selepas pulang sekolahnya ia habiskan untuk mencari uang untuk adik dan juga ayah nya yang bahkan Haris tidak Sudi...