Hari begitu cerah tetapi berbeda dengan hidup Haris yang berjalan seperti biasanya. Hanya kehampaan yang mendominasi setiap langkah Haris menuju lorong lorong kelasnya berada.
"Beneran key?!"
"Iyaa, masa boong sih!" Kedua siswi itu berbicara sambil menatap rendah Haris yang sebentar lagi melewati mereka berdua.
Ketika Haris melewati mereka, tiba tiba salah satu siswi tersebut melemparkan sekotak susu yang sudah kosong kearah Haris, "upss sorry, gue kira tadi tempat sampah" lagi dan lagi siswi itu berbicara dengan nada yang meremehkan.
Haris memejamkan mata menahan emosi, lalu menatap kedua siswi itu tanpa mengatakan apapun.
Ia menghembuskan nafas pelan lalu mengambil kotak susu tersebut, tanpa basa basi Haris membawa nya dan membuangnya ketempat seharusnya.
Saat Haris akan memasuki kelas nya -12 IPA 2-- suara seseorang menyapa nya semangat.
"HARISS, Untungan Lo datang lebih awal" Haris tersenyum menyapa nya balik, lalu mendudukkan tubuhnya disamping siswa tadi.
"Apa hah, pasti ada maunya nih kalo udah nyapa gini" Haris sudah mengenal kebiasaan Novan yang jika sudah seperti ini pasti ada maunya.
Novan cengengesan, "tau aja Lo, jadi suka deh" Novan memanyunkan bibirnya menjahili Haris.
"Dih, masih normal gue" Haris menatap sinis Novan. Novan tertawa puas melihat wajah kesal Haris.
Novan melihat jam yang 15 menit lagi bel masuk berbunyi, "eh ris liat pr IPS dong" Novan menatap melas Haris.
"CK. Nih" Haris memberikan buku pr IPS nya yang disambut senang oleh Novan.
"Ih anjir banyak banget! Mana 15 menit lagi masuk lagi" gimana gak banyak kalo tugas nya ini ngerangkum 1 bab tentang sejarah.
"Makanya ngerjain pr tuh dirumah bukan disekolah"
Novan mencebik kesal, "ya gue kan lupa, semalem diajak..." Haris menaikkan alisnya menunggu perkataan selanjutnya.
Novan menatap was was Haris lalu menelan ludahnya kasar, "diajak dugem sama Kevin sampe jam 3 subuh"
Haris menghela nafas untuk kesekian lainnya lalu menatap Novan sedikit kecewa, "Van kenapa Lo mau, gue kan udah bilang kalo-"
"Kenapa sih Lo ngatur ngatur hidup gue Mulu, terserah gue dong kalo gue mau! Urusan nya sama Lo apa hah?" Novan tidak suka saat Haris melarang larang nya, ya... Padahal ini juga buat kebaikan Novan juga kan?
"Bukan gitu maksud gue Van" Haris mencoba meyakinkan Novan bahwa ini tidak seperti yang Novan bayangkan.
"Terserah. Gue muak lama lama" Novan berdiri dari duduknya dengan kasar lalu pergi membawa tas nya entah kemana, mungkin bolos?
Haris menatap sendu kepergian Novan, hal ini seperti dejavu untuknya karena teringat oleh seseorang yang ia sayangi.
•••
Jinan melangkahkan kakinya kebelakang sekolah, "nih" ia memberikan sebungkus rokok pada kakak kelasnya, Dibelakangnya juga juga ada 4 orang teman temannya.
"Lah kok cuman sebungkus!! Kan gue bilang 3 bungkus!!" Katanya marah.
"Nyari masalah nih si dekil" celetuk salah satu teman kakak kelasnya.
"Wahh anj!!- Lo kan cuman ngasih duit buat satu bungkus" Jinan tidak terima disebut dekil kalo disebut item Jinan masih terima, tapi ini, dekil? Enakk aja Jinan ga dekil ya nyet.
"Udah untung gue beliin ya! Mana ongkirnya!" Lanjutnya menagih janji kakak kelasnya yang katanya akan memberi Jinan upah jika ia mau membelikannya.
"Ga ada!! Orang kita nyuruhnya 3 bungkus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LASSITUDE | Haruto - Treasure |
Fanfictionkesepian. kehampaan. palsu. Itulah yang sering dirasakan seorang Haris filanda. bagaimana tidak merasakan semua itu, jika setiap hari selepas pulang sekolahnya ia habiskan untuk mencari uang untuk adik dan juga ayah nya yang bahkan Haris tidak Sudi...