.
.
.
.
.Beberapa hari telah berlalu, saat ini disebuah ruangan bercat putih khas rumah sakit terlihat seorang gadis kecil berusia 5 tahun yang baru saja membuka matanya setelah 1 hari penuh tak sadarkan diri.
“kakak...” katanya sambil memeluk anak laki-laki yang seusia dengannya. Gadis itu terlihat memiliki beberapa luka, mulai dari tangan dan lehernya yang terdapat luka cakaran hingga kepalanya yang diplester di area lukannya.
Sang kakak membalas pelukan yang diberikan adiknya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Mereka adalah si kembar Archer dan Ariesha. Sekatang, mereka berdua sedang berada di rumah sakit bersama dengan Bram dan Helena.
“Riesha, ini om Bram sama Tante Helena,” ucap Archer memperkenalkan kedua orang yang sudah menyelamatkan mereka untuk kedua kalinya saat Ariesha menunjukan wajah kebingungan, “Om Bram yang nolongin kita malam itu. Kamu inget?”
Ariesha mengangguk dengan wajah yang terlihat bingung, “malam itu?” Archer menjawabnya dengan mengangguk lalu tersenyum.
“kak, teman-teman yang lain gimana?” Ariesha bertanya dengan raut wajah panik. "Kalau kita diluar panti-"
Di sisi lain Bram dan Helena yang tetap berada di samping mereka berdua, mereka terus memperhatikan interaksi yang menggemaskan dari kedua anak kembar ini sambil terus tersenyum, namun seketika saja senyuman mereka memudar, berubah menjadi kebingungan tepat ketika Ariesha kembali menunjukan gelagat anehnya.
“KAKAK GAWAT!” teriak Ariesha dengan wajah yang terlihat lebih panik dari sebelumnya. Ariesha turun dari ranjangnya tanpa memperdulikan infusan yang masih terpasang di tangan kanannya. Ariesha lantas menggenggam tangan Archer dan menariknya agar keluar ruangan ini. Archer yang tidak dalam kondisi siap, membuatnya tertarik dengan mudahnya. “kita harus kembali ke panti, kalau ngga kita bisa dimarahi madam, kak!”
Bram yang melihat Ariesha yang secara tiba-tiba turun dari ranjangnya dengan spontan mengejar. Gerakan Ariesha yang sangat cepat membuat Bram tak mampu mencegah Ariesha turun dari ranjangnya yang membuatnya melukai tangannya sendiri.
Sadar bahwa tindakan sang adik berubah aneh lagi, Archer langsung menghentikan langkahnya yang membuat Ariesha ikut berhenti, “ngga, kita ngga perlu kembali ke panti itu lagi...” ucap Archer tegas. Sikap Archer benar-benar terlihat dewasa melebihi umur aslinya.
“benar apa kata kakakmu. Kamu udah ngga perlu kembali ke tempat kumuh itu lagi, sayang.” Bram mendekati Ariesha perlahan, kemudian menggendong Ariesha kembali menuju ranjangnya. Tak lupa Bram juga memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Ariesha, calon anak yang akan ia adopsi.
Ariesha tetap menunjukkan raut wajah yang bingung dan juga gelisah. Archer menggenggam tangan Ariesha dengan lembut mencoba menenangkannya.
“tapi kenapa?” tanya Ariesha kepada Archer dengan nada suara yang rendah seakan tertahan, ia sedang menahan tangisannya.
Archer mencoba menjawabnya dengan perlahan, “karena semuanya udah hangus terbakar. Tempat mengerikan itu udah lenyap...” Archer juga terlihat sedih, ia memeluk sang adik tercintanya dengan penuh kasih sayang. "Kamu inget semuanya, 'kan, Ries?"
Helena yang tepat berada di belakang Ariesha tampak sudah tidak sanggup menahan air matanya, ia menangis sambil membelakangi kedua anak yang selalu ia perhatikan selama ini, yang beberapa hari lalu di selamatkan oleh suaminya itu. Bram merasakan kesedihan yang sama, ia menepuk-nepuk pundak sang istri berharap istrinya bisa menenangkan dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET STORY {Revisi}
Mystery / ThrillerSepuluh tahun yang lalu, Archer terpaksa berpisah dengan adik kembarnya, Ariesha. Sebuah insiden kelam membuat Archer harus menyerahkan Ariesha kepada keluarga kaya raya asal Inggris, dengan satu syarat yang menyakitkan: ia tak diizinkan bertemu adi...