•
Tolong tandai typo, ya!
~
Happy reading!
•Sorotan dari sinar mentari yang hangat serta langit berwarna biru, membuat seorang gadis lebih terlihat semangat di pagi hari ini. Gadis itu kini sedang berjalan di lorong sekolah untuk masuk ke dalam kelasnya.
"Marsha, kamu tinggal belok kanan, lalu lurus. Setiap pintu memiliki papan nama ruangan di atasnya, tinggal kamu baca saja, ya? Maaf saya tidak bisa mengantar kamu sampai ke depan kelas. Masih ada urusan yang tidak bisa saya tinggalkan," ucap Miss Sisca selaku guru bahasa Inggris yang ada di sekolah ini.
"Baik, saya tidak merasa keberatan kok, Miss. Terimakasih sebelumnya." Marsha berkata sembari menampilkan senyuman manisnya. Setelah Miss Sisca melenggang pergi, Marsha pun melangkahkan kakinya menuju tempat yang ia tuju.
Setelah perjalanan singkatnya, kini Marsha berdiri tepat di depan pintu ruangan kelas yang bertuliskan XI-A. "Nah, ini dia ruangan yang aku cari." Marsha bermonolog.
Tok... Tok... Tok...
Gadis itu mengetuk pintu ruangannya. Beberapa saat kemudian, pintu terbuka menampilkan seorang guru muda yang usianya masih sekitar 30 tahunan. "Permisi, Bu Feni," ujar Marsha. Guru yang bernama Feni itu tersenyum dan mempersilahkan Marsha untuk masuk ke dalam ruangan kelas.
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari sekolah lain, tolong perlakukan dengan baik, ya." Bu Feni menyampaikan informasinya, lalu menyuruh Marsha untuk memperkenalkan diri. "Selamat pagi semua. Perkenalkan namaku Elluna Marsha Lathea, biasa dipanggil Marsha. Senang bisa bertemu dengan kalian," ucap Marsha.
Namun tampaknya sedari tadi ada seorang murid yang sedang melamun, entah memikirkan hal apa.
"Marsha, kamu duduk di kursi kosong sebelah Azizi yang ada di pojok kanan sana." Feni menunjuk bangku yang berada tepat di sebelah gadis yang Marsha tak kenal. "Permisi, aku izin duduk di sini, ya?" tanya Marsha kepada gadis tersebut. Orang itu nampak sedikit kaget dan bingung.
"Ah, iya. Silakan duduk aja di situ."
Sudah beberapa saat berlalu, bel istirahat-pun terdengar, para murid mulai berhamburan keluar kelas memanfaatkan waktu mereka untuk makan, atau hanya sekedar bertukar cerita.
Kini hanya tersisa dua orang gadis yang berada di dalam kelas yaitu Marsha, dan teman sebangkunya yang bernama Azizi. "Hai, namaku Marsha," sapa Marsha ramah seraya mengulas senyuman manisnya. Tangan Marsha terulur kepada orang yang duduk di bangku sebelahnya itu. "Azizi, atau biasa dipanggil Zee." Azizi menerima uluran tangan sang gadis dengan singkat.
Suasana seketika menjadi hening dan terasa canggung. Sejujurnya di jam istirahat ini ia ingin menyempatkan waktunya untuk berkeliling dan mengenali sekolah barunya ini lebih dalam, namun nampaknya gadis itu mengurungkan kembali idenya. Marsha yang merasa tidak nyaman akan suasana saat ini mulai membuka pembicaraan untuk mencairkan suasana. "Zee, kamu ngga makan siang?" tanya Marsha mengalihkan atensi gadis di depannya.
"Lagi badmood, Sha. Tadi pagi gue udah sarapan, kok,"
"Oh, okay. Anyway, kamu suka susu cokelat?"
"Yes, I like it."
"Nih, buat kamu. Aku bawa dua kotak dari rumah." Marsha menyodorkan sebuah susu kotak rasa cokelat pada Azizi. "Wah, thank you, Sha." Azizi menerima sekotak susu tersebut. Ah, sebenarnya Azizi merasa malu untuk menerima pemberian dari orang yang baru ia kenal sejak beberapa menit yang lalu. Namun ternyata, susu cokelat bisa memperbaiki mood-nya.