Chapter 2

326 52 15
                                    

[Name] sudah kehilangan banyak hal dalam hidupnya—rapier kesayangan dengan gagang [favorite color] yang ia dapat sebagai hadiah ulang tahun dari Ayahnya, cincin emas dari Ibunya, seekor kucing yang ia pelihara sejak 13 tahun lalu—bahkan reputasinya.

Sejak awal dia memang tidak terlalu memikirkan tentang reputasinya, toh orang-orang Fontaine tidak sebodoh itu untuk menelan berita itu mentah-mentah tanpa bukti—meski tidak semua, tapi yang membuat gosipnya makin luar biasa adalah para Nona bangsawan muda yang lugu dan belum lama masuk ke dunia sosial yang penuh intrik dan tipuan. Mereka selalu mempercayai gosip apa pun tentangnya tanpa pernah sekali pun bertemu dengannya secara langsung, lalu menyebarkannya dari mulut ke mulut yang mana ceritanya jadi semakin luar biasa liar.

[Name] biasanya cenderung tidak peduli dengan gosip itu, karena pada akhirnya itu hanya akan jadi gosip tak berdasar yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Namun tidak dengan gosip yang satu ini.

"Sekarang, bagaimana aku memperbaiki masalah ini?" Ungkapnya sendiri.

Dia bukannya tidak bersikap waspada, tapi ia hanya sedang bersikap layaknya wanita yang santun dan ramah, tidak mencoba bahkan sekali pun berpikir untuk menggoda pria seperti Earl Cedric Beathfield. Oh, sungguh! Mereka bahkan hanya berdansa sekali saat acara soirée Countess Brandel untuk membicarakan bisnis.

"Nyonya, mohon maafkan saya. Seharusnya saya tidak meninggalkan Anda sendirian...."

"Itu bukan salahmu, Gwen," sahut [Name]. "Aku yang memintamu untuk mengambilkan barang di toko dengan Sir Hans."

"Tapi...."

Tidak ada tanda-tanda Earl Cedric Beathfield berani bersikap bejat dan amoral padanya. Alasan perceraiannya yang terakhir pun karena istrinya yang berselingkuh darinya meski dia sudah memperingatinya berkali-kali.

Lantas tanpa curiga, saat mendengar ada hal penting yang ingin dikatakan pria itu tentang bisnis pertambangan emas padanya, [Name] mengikutinya sampai di gazebo taman lokal. Percakapan mengalir begitu saja, terkadang [Name] melempar senyum sekadar untuk bersikap rendah hati atau memberinya sedikit candaan demi mencairkan suasana. Tidak ada masalah sama sekali.

Lalu ketika percakapan mereka berakhir, Earl Cedric Beathfield menunjukkan keanggunan dan perhatian layaknya seorang pria terhormat, dengan hati-hati mengawal [Name] untuk kembali ssbelum tiba-tiba pria itu menariknya ke arahnya.

Tubuh [Name] membeku seketika manakala tangan pria itu naik ke pinggangnya, hendak memeluknya. [Name] yang segera menyadari situasinya bergerak menepis dan mendorongnya menjauh, berkata tajam agar pria itu tetap menjaga batas untuk tidak sembarangan menyentuhnya.

Kemudian pelayan dan pengawalnya datang, memberikan ancaman serupa kepada Earl Cedric Beathfield. Namun hal yang sudah terjadi tidak dapat dihindari lagi, seorang reporter diam-diam memotretnya dan gosip tentangnya dengan Earl Cedric Beathfield pun turun tepat pada sore harinya.

[Name] tidak melakukan kesalahan apa pun. Para pelayan dan pengawalnya pun tahu hal itu, tapi tidak dengan anggota masyarakat lainnya.

Mereka berteriak dan berpesta atas gosipnya kali ini, menyerukan bahwa [Full Name] pantas mendapatkan itu.

"Janda tua sombong."

"Penyihir tua jelek."

"Seharusnya dia berterima kasih pada pria itu, toh tidak ada seorang pun yang akan datang untuk melamarnya."

Walaupun tidak sepenuhnya salah, tapi [Name] cukup dongkol mendengarnya. Benar, dia memang janda tapi dia tidak sombong. Dia bukan penyihir, melainkan salah satu dari banyaknya orang di Teyvat yang sudah diakui oleh para Dewa dengan memberinya sebuah Vision. Dan kebetulan, dia pernah menerima sebuah lamaran bahkan belum lama ini, tapi ia memutuskan untuk menolaknya baik-baik dan tidak mengumumkan penolakannya demi menghargai pria-pria itu.

⏱️ [21+] The Reluctant Marchioness | Wriothesley x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang