"Oppa, apakah kau sudah lama menunggu?" pria yang dipanggil oppa itu menengadahkan wajahnya, dapat dilihatnya wanita cantik tersenyum padanya.
"Ahh.. tidak, aku baru saja tiba," katanya seraya berdiri mensejajarkan dirinya dengan wanita itu, lalu balas tersenyum.
"Benarkah?" wanita itu kini mengusap dahi pria di hadapannya, membuat si pria kini salah tingkah.
"Heem benar,"
"Baiklah, apa kita pergi sekarang?" Pria itu mengangguk, lalu membiarkan wanita tadi untuk menggandeng lengannya, dan akhirnya mereka berdua berjalan menuju sebuah mobil.
###
"Oppa, kau menikmati kencan kita hari ini?" tanya wanita itu, kini mereka tengah makan malam, setelah sebelumnya mereka melakukan kegiatan yang biasa orang lain lakukan sewaktu kencan. Dari mulai jalan-jalan, mengobrol ringan, menonton film dan sampai saat ini mereka makan malam bersama.
Pria itu tersenyum, ya dirinya sangat suka dengan kencan mereka. Apalagi mengingat jika wanita di hadapannya benar-benar cantik seperti ini. "Ya, aku sangat menikmatinya. Dan rasanya aku ingin terus berkencan denganmu,"
"Ahh.. benarkah? Aku senang mendengarnya," wanita itu tersenyum, kemudian kembali menyendokkan sesuap makanan ke mulutnya.
"Ya aku serius," pria itu masih tersenyum sembari memandang wanita di hadapannya, ya apa yang ada di depannya lebih menarik atensinya daripada makanan yang tersaji di piringnya.
Keduanya masih asyik mengobrol ketika tiba-tiba suara alarm terdengar dari ponsel wanita itu, sejenak ia melirik pada pria di hadapannya. "Ahh.. maaf Yujin-ssi, tapi waktunya sudah habis. Jadi sepertinya ini waktunya kita berpisah,"
Pria yang dipanggil Yujin pun mengangguk mengerti, karena itu memang kesepakatan mereka sebelumnya. "Terima kasih karena sudah menemaniku sejak siang tadi, dan jika saja aku bisa memakai jasamu lagi pasti akan aku lakukan,"
Wanita itu menanggapinya dengan tersenyum, "ya, terima kasih juga sudah memakai jasaku. Lalu seperti yang anda tau, itu tidak mungkin bisa karena aku tidak menerima klien yang sama untuk kedua kalinya,"
Pria di hadapannya langsung terkekeh, "aku mengerti,"
"Baiklah, karena urusan kita sudah selesai aku mohon undur diri. Sekali lagi aku berterima kasih pada anda," ujarnya lalu membungkuk dan setelahnya benar-benar pergi dari hadapan pria yang kini masih memperhatikannya.
###
Setelah keluar dari sebuah restoran mewah Jiwon langsung menghembuskan napasnya kasar, akhirnya pekerjaannya telah selesai dan untungnya semua berjalan lancar. Dia ingat dengan kejadian minggu lalu, pekerjaannya berakhir kacau karena klien nya tidak mengikuti kesepakatan mereka diawal dan malah menahannya untuk pergi padahal alarm tanda berakhirnya kencan mereka sudah berbunyi. Tapi, untungnya saat itu dirinya bisa kabur. Dan karena itulah sekarang ia lebih berhati-hati ketika akan memilih klien.
Ya dan sebenarnya Jiwon enggan melakoni pekerjaan seperti ini, tapi keadaanlah yang mengharuskannya, orang tuanya meninggalkan sejumlah hutang dan dialah yang harus melunasinya. Jadi hanya pekerjaan itulah satu-satunya cara agar dirinya bisa menghasilkan banyak uang dengan cepat, sehingga dia bisa cepat melunasi hutang-hutangnya.
Jiwon mengecek ponselnya, ada satu pesan yang tertera di sana. Ternyata itu dari sahabatnya, Jiyeon. Sekaligus teman seapartemennya. Setelah membaca pesan yang menanyakan kapan dirinya pulang, Jiwon langsung mengetikkan balasannya. Sahabatnya itu pasti khawatir karena dirinya belum pulang, pasti Jiyeon juga takut jika kejadian minggu lalu terjadi lagi padanya. Maka dari itu Jiyeon mengirim pesan seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
RomanceJika Tuhan sudah menakdirkan, tak akan ada yang bisa menentang takdir itu...