Sam menilik jam analog yang terpasang pada ruangannya. Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, dia pun menyelesaikan game di komputernya lalu keluar ruangan menuju kantin rumah sakit.
Satu jam yang lalu Sam sudah menyelesaikan jadwal operasinya dan setelah itu dia memiliki waktu luang sehingga menyempatkan diri untuk bersantai dengan bermain game. Melihat betapa senggangnya jadwal praktek saat ini membuat Sam berniat untuk mulai makan siang di kantin rumah sakit bersama pekerja yang lain. Benar, hari ini adalah pertama kalinya Sam makan siang di kantin rumah sakit selama hampir dua tahun bekerja.
Sebelumnya dia akan merapel sarapan dengan makan siang, maupun makan siang dengan makan malam, atau bahkan hanya makan malam saja. Itu pun dia memesan makanan dari luar. Tahun pertama Sam sempat hampir ambruk melakukan kebiasaan buruk itu. Beruntung di tahun kedua Sam bisa menghandle kesehatannya dengan lebih rajin olah raga dan rutin meminum berbagai vitamin untuk menjaga imun tubuhnya. Sejauh ini pun Sam masih baik baik saja belum sampai jatuh sakit, ditambah sekarang jadwalnya lebih lengang. Paling tidak selama negosiasinya belum disetujui, Sam bisa memanfaatkannya untuk beristirahat.
Sam langsung memasuki kantin dan mengambil tempat makan serta alat makan. Lalu dia ikut mengantri jatah makanan untuk pekerja hari ini. Sam cukup terkejut ternyata makanan kantin terlihat fresh, dan menggugah selera meski kebanyakan berisi sayuran.
"Uh! Maaf Dok."
Sam menoleh saat seseorang menabraknya hingga membuatnya hampir oleng. Begitu pula dengan Mia yang langsung mendongak demi melihat siapa yang dia tabrak. Hingga mata mereka saling bertemu, dan membuat Mia secara spontan mengulas senyum.
"Eh, Dokter Sam ketemu lagi," sapa Mia yang jatuhnya terlihat konyol di mata Sam.
Sam memutar bola matanya. Dia masih kesal dengan kejadian pagi tadi, jangan salahkan Sam bila saat ini sikapnya pun mengesalkan pada Mia.
"Ada masalah apa sih Bu sama saya? Dari pagi bikin saya kesal mulu," ucap Sam sembari bergeser untuk mengambil nasi merah.
Masih dengan senyuman bodohnya, Mia ikut bergeser di samping Sam, "Please deh kita seumuran Dok, jangan panggil saya Bu."
Sam sampai menoleh terkejut mendengar kata kata Mia lebih informal darinya dan ditambah dengan fakta bahwa mereka seumuran, "Oh seumuran?"
"Iya," selesai mengambil nasi Mia masih mengekori Sam, "Memangnya saya udah keliatan tua ya?"
Tidak juga, batin Sam setelah melirik Mia sekilas. Namun Sam tidak mengutarakan jawabannya. Ia justru melanjutkan kegiatan mengambil jatah makan siangnya.
"Tapi kayaknya enggak sih, ga pernah ada yang bilang saya keliatan tua juga," percaya diri Mia yang hanya ditanggapi acuh oleh Sam.
Sam buru buru mengambil makanannya dan mencari tempat duduk yang tersisa di pojokan dekat kaca besar yang mengarah langsung pada view taman rumah sakit. Sam duduk pada salah satu kursi, dan berharap kursi kosong di depannya tidak di duduki oleh siapapun terlebih Mba Admin tadi yang sok akrab padanya.
"Maunya sih saya ngga duduk di sini, tapi gimana lagi cuma kesisa kursi ini. Kalau Dokter risih sama saya, Dokter yang pergi aja ya saya udah kelaperan soalnya ngga mau ngalah," cerocos Mia sambil duduk di hadapan Sam yang baru saja komat kamit berdoa agar Mia tidak mengganggunya lagi, justru Mba Admin itu yang malah berniat mengusirnya.
"Ngga mau lah saya duluan yang disini," ucap Sam tidak mau kalah.
"Oh yaudah. Makan bareng aja," santai Mia sembari memasukkan sesuap nasi beserta lauk. Cacing dalam perutnya sudah semakin menggila minta diberi makan.
Sam mendengus. Debut pertamanya makan siang di kantin bukannya tenang malah bersama sosok Mba Admin yang membuat kesal seharian ini. Dengan terpaksa Sam pun akhirnya makan dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrelatable
General FictionKetika takdir telah mencatatkan bahwa kedua insan akan berjodoh, sesuatu yang tidak bisa dihubungkan sekalipun akan menemukan jalan untuk bersatu. ---- Mia adalah seorang admin rumah sakit ternama di kota. Setiap harinya dia selalu disibukkan dengan...