Di sebuah kota kecil yang dikelilingi pegunungan hijau dan ladang bunga liar, hiduplah seorang pemuda bernama Arga. Dia adalah seorang pelukis yang sering menghabiskan waktu di studio kecilnya, mengekspresikan perasaannya melalui warna-warna cerah di kanvas.
Setiap goresan kuasnya membawa cerita yang tak terucapkan, menggambarkan dunia yang hanya bisa dilihat melalui mata senimannya.
Suatu hari, Arga mengunjungi sebuah galeri seni lokal untuk mencari inspirasi baru.
Di sana, dia tanpa sengaja bertemu dengan Maya, seorang penulis puisi yang karyanya sedang dipamerkan.
Maya adalah sosok yang memikat dengan caranya merangkai kata-kata, setiap bait puisinya seperti menyentuh hati siapa pun yang membacanya.
Pertemuan mereka terjadi dengan sederhana. Arga menjatuhkan sebuah sketsa saat melihat lukisan di galeri, dan Maya dengan ramah membantunya memungutnya.
Tatapan mereka bertemu, dan seketika itu juga, sebuah perasaan hangat menyelimuti hati mereka.
"Terima kasih," kata Arga, sambil menerima sketsa yang diberikan Maya.
"Sama-sama. Lukisanmu indah sekali," jawab Maya sambil tersenyum.
"Dan puisimu juga sangat menyentuh," balas Arga, sedikit canggung namun tulus.Mereka mulai sering bertemu di kafe buku yang tenang, tempat di mana Maya biasanya menulis dan Arga menggambar. Setiap pertemuan mereka dipenuhi dengan obrolan panjang tentang seni, kehidupan, dan mimpi-mimpi yang ingin mereka capai.
"Bagaimana kamu bisa menulis puisi seindah itu?" tanya Arga suatu hari, matanya terpaku pada Maya yang sedang menulis di buku catatannya.
"Aku hanya menuliskan apa yang kurasakan," jawab Maya sambil tersenyum lembut. "Seperti kamu melukis, aku menuangkan perasaanku melalui kata-kata."
"Kadang aku merasa seperti bisa melihat dunia melalui kata-katamu," kata Arga, matanya berbinar penuh kekaguman.Seiring berjalannya waktu, cinta pun tumbuh di antara mereka, mengalir lembut seperti aliran sungai yang menyejukkan.
Namun, di puncak kebahagiaan mereka, muncul sosok Lisa, sahabat lama sekaligus mantan kekasih Arga yang baru kembali dari perjalanan panjangnya di luar negeri.
Kedatangan Lisa membawa kembali kenangan masa lalu yang sempat terlupakan. Arga, yang selama ini yakin dengan perasaannya pada Maya, mendapati dirinya terjebak dalam dilema.
Suatu hari, saat mereka bertiga bertemu di kafe yang biasa mereka kunjungi, Maya merasakan ketegangan di udara. Lisa bercerita tentang petualangannya di luar negeri, dan Arga tampak terbawa kenangan lama.
"Arga, ingat waktu kita mendaki gunung bersama? Itu adalah salah satu momen terbaik dalam hidupku," kata Lisa dengan mata berbinar.
"Ya, aku juga mengingatnya," balas Arga dengan senyum yang samar.Maya merasa hatinya mulai goyah. Setelah Lisa pergi, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya."Arga, apa kamu masih memiliki perasaan untuk Lisa?" tanya Maya, suaranya bergetar.
Arga terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Maya, aku... Aku tidak tahu. Lisa adalah bagian dari masa laluku yang penting, tapi kamu adalah masa depanku."
Maya terdiam, matanya penuh dengan keraguan dan ketakutan. "Aku hanya ingin tahu apakah cinta kita cukup kuat untuk menghadapi ini semua."
Arga menggenggam tangan Maya dengan lembut. "Aku juga ingin percaya bahwa cinta kita bisa mengatasi segalanya. Tapi aku perlu waktu untuk memahami perasaanku sendiri."
terima kasih sudah mampir, yuk bantu follow ya dan vote ceritanya!!
thank you:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang sempat Terbagi
Teen FictionDi sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pegunungan hijau, hiduplah Arga, seorang pelukis muda yang setiap harinya menghabiskan waktu di studio kecilnya yang dipenuhi dengan warna-warni kehidupan. Suatu hari, saat mengunjungi galeri seni lokal, Ar...