"Perasaan aneh yang sama-sama mengganjal di hati kami."
•••***
"Bagaimana, (Name)?"
"Bagaimana apanya?" Aku menatap bingung pada orang bergigi tajam yang duduk disebelah ku, orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Hiragi.
"Bagaimana rasanya bisa memakai seragam Bofurin lagi. Sudah lama sejak aku melihat mu memakai seragam Bofurin, dulu kau masih sangat kecil."
Tangan ku yang awalnya bergerak dengan cepat untuk mengecat dinding tiba-tiba berhenti. Aku menoleh menatap Hiragi sebentar lalu kembali melanjutkan untuk mengecat dinding.
"Tidak ada yang spesial." Jawab ku dengan singkat.
Seperti yang kukatakan, aku tidak suka membahas masa yang sudah berlalu. Tidak ada gunanya membahas sesuatu yang lalu itu hanya akan mengorek luka lama dan membuat otak ku jadi pening.
Mendengar jawaban ku itu Hiragi hanya diam lalu aku mendengarnya menghela nafas dan bangkit dari posisi duduk nya.
"Padahal ku kira kau tidak bisa tumbuh tinggi, tapi sekarang kau lumayan tinggi, yah." Perkataannya itu seketika membuat ku kesal. Sedangkan dia hanya terkekeh lalu pergi.
Aku tahu dia hanya ingin mengubah topik pembicaraan, tapi sungguh itu membuat ku kesal.
"Memang dia kira, hanya dia yang bisa tumbuh tinggi." Gerutu ku dengan kesal.
Setelah menyelesaikan bagian ku mengecat, aku bangkit dan merapikan seragam ku.
"Apa ini?!" Aku melihat Sakura yang sedang mengecat bagian nya sembari teriak-teriak tidak jelas, tapi itu lucu aku sampai tidak sadar jika aku terkekeh kecil karena tingkah nya.
"Hei! Kau tertawa ya?!" Mendengar teriakannya yang ditujukan pada ku itu membuat ku semakin ingin tertawa.
"Memang nya kenapa jika aku tertawa, kau tidak terima?" Aku semakin mengejek nya sampai dia memasang wajah yang kurasa itu sangat lucu. Aku sampai ingin tertawa lagi tapi aku menahan nya.
"Kalau ngajak gelut, ayo sini maju!" Dia membuat kuda-kuda seolah ingin menyerang ku. Nirei yang berada di belakang nya mencoba membuat Sakura berhenti.
"Untuk apa gelut dengan mu. Lagi pula bukannya menghindari serangan ku nanti kau malah tersipu melihat ku." Aku bukan orang yang suka menggoda orang lain, tapi orang seperti Sakura sangat seru untuk digoda.
"A-apa! Kau menghina ku! Ayo sini maju, aku tidak peduli dengan gender mu! Aku akan menghajar mu! Ayo maju!" Aku tertawa melihat nya. Dia marah tapi pipinya merah merona sampai ke telinga, itu sangat lucu.
"Sakura...! Berhenti, tenanglah!" Nirei kasihan juga ya harus mengurus Sakura yang suka tantrum kayak gini.
"Berhenti menertawakan ku!" Aku semakin tertawa karena tingkah nya itu.
"Lebih baik kalian berdua diam!!!" Suara Hiragi berdenging di kuping ku. Saat ku lihat dia sudah terlihat sangat kesal dengan pertengkaran ku dengan Sakura.
"Ayo bertarung... Tapi tunggu sampai aku mau dulu, dan sampai saat itu tiba... Latihlah dirimu agar tidak tersipu jika berada dihadapan ku." Aku mengibaskan rambut ku pelan lalu berjalan melewatinya sembari tersenyum bangga.
Sedangkan Sakura dia menjadi semakin merah karena ucapan yang barusan diucapkan oleh (Name). Sampai-sampai dia mengacak-acak rambut nya dengan frustasi. Sakura tidak mengerti dia kenapa tapi, dia selalu merasa aneh dengan (Name) bahkan sejak pertama kali dia bertemu dengan gadis itu.
Sakura berbalik sedikit untuk melihat punggung (Name) yang berjalan semakin jauh, Sakura tidak paham dengan perasaan yang dia rasakan tapi ada sesuatu yang mengganjal setiap kali dia berhadapan atau berbicara dengan gadis bersurai hitam dengan corak hijau di rambut bagian kirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Following You [Sakura Haruka x Reader] ~Wind Breaker~
Action~Sakura Haruka x Reader~ *** "Aku tak pernah merasakan perasaan 'ini' dan hanya dengan mu aku merasakannya... Aku ingin mengikuti mu, Sakura Haruka." *** Wind Breaker © Satoru Nii