"Karena masa lalu hanya lah masa yang telah berlalu jadi tak ada gunanya mengungkit-ungkit masa lalu."
•••***
Setelah menghabiskan cukup banyak waktu di Kafe milik Kotoha, akhirnya mau tidak mau aku pun harus pergi untuk ke sekolah atau yang biasa dibilang markas Bofurin karena Kotoha terus mengusikku untuk bergegas berangkat, hanya saja aku masih malas-malasan untuk pergi.
Aku bukan orang pemalas aku hanya tidak suka terlalu banyak bergerak untuk mengeluarkan cukup banyak energi karena itu aku lebih suka menghabiskan setengah waktu ku untuk tidur dan bermain game.
Berkelahi, tentu aku bisa tapi jika bisa menghindar dari perkelahian aku lebih memilih itu karena seperti kepribadian ku yang tidak suka banyak bergerak lebih baik aku jadi penonton.
Aku berjalan dengan malas-malasan, dan kurasa aku benar-benar akan terlambat.
Di tengah perjalanan aku melihat dua bocah laki-laki yang saling menyalahkan karena bola mereka tersangkut di batang pohon yang lumayan tinggi, tapi tidak terlalu tinggi.
Entahlah, mungkin aku tertarik karena itu kedua kaki ku tiba-tiba diam dan tak mau bergerak. Aku memandang bola yang berada di batang pohon itu dan mengira-ngira tinggi nya. "Kurasa itu tidak terlalu tinggi..." Gumam ku pada diriku sendiri.
Dan sepertinya kedua bocah itu menyadari keberadaan ku. Keduanya tanpa pikir panjang meminta bantuan ku untuk mengambilkan bola mereka.
Dengan banyak pertimbangan akhirnya aku mengangguk. "Tapi, kalian harus tutup mata."
Mereka berdua menurut dan menutup mata tanpa banyak bertanya. Saat mereka menutup mata aku melihat kearah kiri dan kanan memastikan tidak ada orang yang akan melihat aksiku ini.
Aku hanya berfikir untuk menguji apakah aku masih bisa melakukannya seperti dulu atau tidak.
Dalam sekejap bola itu sudah ada dalam tangan ku. Ku minta kedua bocah itu membuka mata lalu ku serahkan bola itu pada mereka, lalu tanpa basa-basi aku berjalan melewati mereka seperti tidak ada yang terjadi.
Dari belakang aku mendengar mereka meneriaki ku kata 'terimakasih' dengan semangat, tapi aku tak merespon karena itu tadi hanya ku buat sebagai pembuktian jika kemampuan ku masih sama dan tidak ada yang berubah.
~~~
Aku hendak melihat papan pembagian kelas terlebih dahulu, saat aku mendekat kusadari ada sesosok yang yang sangat ku kenali. Aku menyengir melihatnya.
"Oi, Kyotaro Sugishita. Kau masih mengingatku?" Dia dengan cepat berbalik sembari melihat ku dan wajah nya yang tadi terlihat terkejut sekarang sudah berubah seperti biasa.
"Aku melihat nama mu di kelas yang sama dengan ku." Setidaknya kau bisa pura-pura terkejut untuk menghargai ku. Sudahlah dia tidak bisa di harapkan.
"Yah... Kita bertemu lagi sekarang, apa kau tidak senang?" Dan dia hanya diam itu berarti dia senang dengan kehadiran ku.
Kami berdua berjalan menuju kelas bersama, aku tidak jadi melihat papan pembagian kelas karena Sugishita sudah mengatakan nya padaku.
Hening. Tidak ada pembicaraan diantara kami, jika pun harus berbicara apa yang harus dibicarakan? Masa lalu? Untuk apa membicarakan masa lalu yang sudah terlewatkan, lagipula ingatan ku tidak cukup untuk membicarakan tentang masa lalu.
Kami berada tidak jauh dari pintu kelas. Bahkan dari jarak lumayan jauh ini aku bisa mendengar pembicaraan mereka yang ada dikelas, bukan hanya aku sih Sugishita juga mendengar nya. Dan aku kenal dengan suara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Following You [Sakura Haruka x Reader] ~Wind Breaker~
Aksi~Sakura Haruka x Reader~ *** "Aku tak pernah merasakan perasaan 'ini' dan hanya dengan mu aku merasakannya... Aku ingin mengikuti mu, Sakura Haruka." *** Wind Breaker © Satoru Nii