"Tidak mungkin! Tak ada jalan keluar di sini, mustahil mereka tidak ditemukan. Cari mereka sampai ketemu!" teriak Vi, wanita dengan penampilan simpel namun elegan.
Anak buah Vi segera bergerak, bergegas mencari jejak Yoongi dan Taehyung.
"Sial," gumam Vi, sambil mengurut dahinya dengan jari-jari lentiknya.
Varo, yang dianggap Taehyung sebagai Pak Theo, mendengus kesal. "Apa rencanamu selanjutnya? Kepala suku tak akan senang dengan ini. Jika persembahan sesi ini tidak mencukupi, kita yang akan menjadi tumbal berikutnya," jelas Varo tajam.
Vi menatap Varo, lirikan matanya jelas menunjukkan ketidaknyamanan mendengar keluhan yang menurutnya tak berguna. Dia terdiam sejenak, tenggelam dalam pikirannya. Namun, tak lama kemudian, senyuman tipis terukir di bibirnya.
"Jangan khawatir. Mereka tidak akan pergi jauh. Aku yakin. Lagipula, jika mereka melarikan diri ke hutan, biawak-biawak kesayanganku yang akan menangkap mereka."
•••
Gledek...
Gledek...
Gledek...
Ktrakk!
"Hah... Aku tak menyangka kita harus berurusan dengan potongan-potongan menjijikkan ini setiap hari," ucap seorang pria bertubuh kekar, hanya mengenakan singlet.
Pria di sampingnya, yang berpenampilan serupa, hanya mengangguk singkat. Pekerjaan ini memang satu-satunya cara bagi mereka untuk bertahan hidup. Tanpa pendidikan yang layak, pekerjaan kotor ini menjadi pilihan terakhir untuk menghidupi keluarga di kampung halaman.
"Sudahlah, tinggalkan gerobak ini di sini. Suku gila itu akan segera datang," ucap pria itu, lalu mereka pergi.
Gresek...
Gresek...
Gerobak itu bergerak ke kiri dan ke kanan, lalu sebuah kepala muncul dari dalamnya. Kepala itu menoleh ke kiri dan ke kanan, sebelum pemiliknya berbicara.
"Ayo cepat, Yoon," bisik pemilik surai biru, Taehyung.
Yoongi, yang dipanggil, menggerutu pelan sebelum menarik dirinya keluar dari tumpukan potongan tubuh manusia.
"Ugh... Ini terakhir kalinya kita menjalankan ide gilamu, hyung," bisik Yoongi, merasa jijik dengan cairan amis yang menempel di tubuhnya.
Taehyung hanya tertawa kecil. "Tergantung kondisinya, Yoon," jawabnya santai, membuat Yoongi hanya memutar bola matanya.
"Di mana kita?" tanya Yoongi pelan saat menyadari mereka berada di sebuah gua yang dipenuhi peralatan ritual—meja, pisau, serta tulang-tulang yang tak jelas asalnya.
Yoongi sudah muak dengan pemandangan ini.
Greb...
Yoongi menoleh ke arah tangannya yang digenggam Taehyung. "Lihat itu," ucap Taehyung sambil menunjuk ke arah sebuah lubang besar.
"Huh?" Yoongi mengikuti arah pandangan Taehyung.
Lubang besar itu terletak beberapa langkah dari posisi mereka sekarang, tampaknya berfungsi sebagai pintu untuk setiap ruangan di gua ini.
"Apa yang kau tunggu? Ayo, hyung," ajak Yoongi, hendak segera pergi.
Sst...
Taehyung menatap Yoongi, mengisyaratkan untuk diam.
Drap...
Drap...
Drap...
Suara langkah kaki mendekat.
"Plaustrum ab homine stulto allatum iam perveniet et hic ponitur.(Gerobak yang dibawa oleh orang bodoh itu sekarang akan tiba dan ditempatkan di sini.)"
Sial, suara suku itu lagi.
Sret...
Taehyung segera menarik Yoongi ke balik salah satu meja panjang yang dipenuhi makanan dan benda berlendir yang tentu tak ingin mereka ketahui lebih lanjut.
Suara langkah kaki itu berhenti. Deru napas terdengar begitu dekat.
"Spectat pulchellus bonum, hahaha,(Kelihatannya cukup bagus, hahaha)", salah satu dari mereka tertawa kecil setelah berbicara.
Setelah memeriksa isi gerobak, mereka pun pergi.
Taehyung yang sejak tadi mengintip, akhirnya bisa bernapas lega. Dia lalu mengalihkan perhatiannya kepada Yoongi, yang tampak gelisah dan khawatir.
"Yoon," suara Taehyung yang serak dan dalam menyentuh pendengaran Yoongi, membuatnya sedikit terlonjak.
"Maaf," bisiknya. Yoongi hanya menggeleng, menenangkan diri.
Taehyung menatap tangan mungil Yoongi. Entah dorongan dari mana, dia menggapainya.
Merasakan sentuhan tersebut, Yoongi pun menatap Taehyung. Di balik tatapan itu, ia menemukan senyuman menenangkan. Seolah Taehyung ingin mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Yoongi mengangguk dan membalas senyuman itu.
'Menggemaskan,' batin Taehyung.
•••
"Kalian berlari ke sini rupanya. Dasar manusia licik."
![](https://img.wattpad.com/cover/360674386-288-k997937.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival - Taegi [Complete]
FanfictionKatanya sih field trip, kok gini? Taegi Kookmin