He's Secret - Part 2

4 0 0
                                    

Enjoy Reading

***

Petang yang tenang itu berubah sangat menyesakkan di dada. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya akan kehilangan sahabat yang sudah kuanggap saudara. Setelah aku membaca yasin dan mendoakan Jamal, hari itu juga dia dikebumikan di iringi isak tangis keluarga, saudara dan teman. Selesai proses pemakaman, aku pulang bersama Ayah dan Ibuku, tangan mereka tidak pernah terlepas genggamannya pada tanganku sampai kami tiba di rumah.

Aku melaksanakan sholat Isya karena tadi belum sempat. Selesainya aku pergi ke meja makan dan makan malam bersama Bapak dan Ibu.

"Ryan, jangan lupa selesai makan, PR nya dikerjain," perintah Ibuku saat aku mau kembali ke kamar.

"Iya Bu."

Aku buka pintu kamar dan menutupnya kembali, perasaan ingin buang air tiba-tiba muncul. Tanpa menunggu lebih lama aku pergi ke kamar mandi, membuka gagang pintunya dan menutupnya rapat.

*Tok tok tok

Hmm? Kok ada suara ketukan ya? Tapi nggak kedengeran suara pintu kamar kebuka? Batinku di saat sedang fokus menyelesaikan buang hajatku.

Kufokuskan pendengaranku, dan benar saja pintu kamar mandi kembali diketuk.

*Tok tok tok

"Siapa ya?" tanyaku asal, tanpa memikirkan yang aneh-aneh. Seketika suara ketukan pintu tidak lagi terdengar. Selesai bersih-bersih aku mengenakan celanaku kembali lalu menekan Flush. Kubuka pintu kamar mandi yang gagangnya dingin.

*Whosh

Udara dingin seketika menerpa wajahku, ku tengok ke kanan dan ke kiri, namun tidak kutemukan siapapun disana, "AC nggak gue nyalain, jendela juga nggak kebuka, kenapa ada angin tadi?" gumamku sambil memeriksa AC dan jendela.

"Bodo lah." Tanpa mempedulikannya aku segera pergi ke meja belajarku untuk mengerjakan PR bahasa inggris hari ini.

Sshht

"Hah?!" aku menoleh ke kanan dan ke kiri, barusan aku mendengar ada suara mendesis di telingaku, namun tidak ada apa-apa di kamar ini, hanya aku saja. Tiba-tiba angin dingin kembali menerpa, bulu kudukku meremang hingga ke lengan. Seketika teringat perkataan orang tua jaman dulu, kalau bulu kuduk meremang atau tubuh merasa merinding, berarti ada sosok tak kasat mata di sekitar kita.

*tok tok tok

Aku terkejut bukan kepalang, karena jendela di dekat meja kamarku diketuk. Kali ini cukup keras, aku tidak berani membuka gorden yang menutupinya. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari dan melompat ke kasur. Ku tarik selimut hingga menutupi kepalaku sembari berusaha memejamkan mata. Detak jantungku terasa begitu cepat, bersamaan udara yang perlahan mulai dingin. Suara ketukan di jendela masih terdengar membuatku semakin ketakutan. Tak lama suara itu hilang, sunyi senyap tak ada apapun. Hanya ada deru nafasku yang memburu.

Yan, tolong dingin.

*Deg

Detak jantungku terasa seperti berhenti, tiba-tiba ada suara di samping ku, kuberanikan diri membuka mata. Saat ku lihat ke samping.

"Aaaaaa!"

Kubuka selimut lalu ambil langkah seribu untuk keluar dari kamar.

*Cklek cklek

"IBUUUUU!" teriakku panik memanggil ibu, pintu kamarku terkunci, sudah kubuka namun tetap terkunci. Dengan panik aku memukul-mukul pintu sambil berusaha membukanya.

Yan, tolongin gue, disini dingin.

Aku menoleh ke belakang dan melihat asal dari suara itu, ya sosok wajah yang sangat ku kenal—Jamal. Berada di sana, di samping tempat tidur tengah berdiri dengan kain putih bernoda yang membungkus tubuhnya, kulit kepalanya terkelupas dengan darah mengalir di pipi dan terlihat genangan air kotor di tempat ia berdiri yang berasal dari tubuhnya yang basah.

Kumpulan Cerpen HororTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang