10

19 6 1
                                    

RUMAH JENO

"Mark ayo makan sudah dua hari elo nggak makan " Jaemin berusaha membujuk Mark untuk makan .


"Kalau elo kayak gini terus gue sama Jeno jadi bingung. Sebenarnya apa yang terjadi hah ?? Setidaknya Lo bicara sama kita " lanjut Jaemin .



"Jaem gimana kalau suatu saat Jeno bilang dia akan pergi ninggalin elo ? Apa yang akan terjadi sama elo ???


Kalimat itu membuat Jaemin terdiam .
Ia juga pasti akan sangat sakit dan mungkin akan menyerah dalam hidup jika Jeno pergi meninggalkan nya .



"Gue sama Haechan udah selesai dia ninggalin gue dan nggk mau lagi sama gue . Gue nggk tahu dimana letak salah gue , kenapa dia pergi ninggalin gue ? " Lanjut Mark .



Sekrng Jaemin mengerti apa yang terjadi dengan Mark .
Mark sangat sedih dan putus asa seperti gairah hidupnya sudah hilang .


"Jadi ini yang bikin elo kayak gini ? Kenapa elo nggak ngomong mungkin kita bisa bantu elo Mark "


"Bantu apa ? Buktinya kalian aja belum ketemu sama Haechan kan ? "


Ucapan itu menghantam Jaemin dan membuat nya tak mampu lagi untuk bicara.



"Setidaknya gue sama Jeno sudah berusaha buat cari dia dari pada elo cuman diem kayak gini "




Seketika suasana jadi hening ,
Mark terdiam kehabisan kata-kata.



"Elo bener gue emang nggk ada mau berusaha buat cari dia , seharusnya gue nggk kaya gini. " Mark menundukkan kepalanya .

"Mark _"


Jaemin terhenti tak melanjutkan bicaranya .
Melihat betapa hancurnya Mark saat ini .


Jaemin terbangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Mark untuk sendiri dan menenangkan pikiran juga perasaan nya yang kacau .







"Gimana jaem ? "tanya Jeno yang ingin tahu keadaan Mark .

Jaemin tak mengatakan apapun, ia hanya menggelengkan kepalanya dan Jeno mengerti akan yang di maksud Jaemin melalui raut wajahnya .

Jaemin tiba-tiba memeluk Jeno dengan erat sembari mengingat apa yang dikatakan Mark tadi.

Bagaimana jika Jaemin kehilangan Jeno.
Dan Jaemin takut itu terjadi . . .

Sedangkan Jeno hanya membalas pelukan Jaemin dengan bingung .

















Ditempat lain .

Ibu sedang sibuk merapikan kasur putranya yang nampak berantakan meski sebenarnya tidak ada berantakan sama sekali .


"Selamat pagi sayang . . .
Sudah 1 bulan kamu di sini, apa kamu nggk mau pulang? " Ucap ibu sembari memeras handuk kecil yang sudah di celupkan ke dalam air hangat.

"Kamu nggk kangen sama ibu ya  ? betah banget tinggal di sini " lanjut ibu sembari menyeka tubuh putranya itu .

Dengan perlahan ibu mengelap tangan anaknya dengan handuk yang sudah basah .
Menatap dengan sedih keadaan putranya yang tidak ada peningkatan perubahan sama sekali.

"Mah udah jangan nangis terus "seorang pria sembari mengusap air mata ibunya yang tanpa sadar sudah turun begitu deras .

"Bang tolong bujuk adikmu supaya mau pulang kerumah , kamu tanya adikmu kenapa dia betah tinggal di sini? Hikss " ucap ibu yang sudah tidak sanggup lagi .


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My AngellsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang