14

2.4K 237 20
                                    

Matahari sudah hampir diatas kepala, namun Haechan sepertinya menikmati liburan kali ini hingga lupa jika ia masih harus mengurus Jaemin. Anak itu langsung bangkit dari tidurnya ketika sinar matahari menyilaukan matanya, 

"Sial, aku belum menyiapkan apapun untuk Tuan Jaemin," Haechan berjalan cepat menuju ke kamar mandi hendak menyiapkan bathup untuk Jaemin, namun ia berhenti ketika mendengar suara dari arah dapur dan mengubah tujuan menjadi kesana. 

Begitu Haechan sampai disana ia mendapati Jaemin yang sedang memasak brunch, 

"Biar aku yang melakukannya," Haechan bergegas, ia hendak mengambil alih dapur namun Jaemin tiba-tiba saja melarangnya. 

"Bersihkanlah dirimu, liburan kali ini aku ingin kau beristirahat dengan benar," ucap Jaemin. 

"Tapi-"

"Itu perintah," mendengar itu Haechan melepaskan tangannya dari tangan Jaemin yang memegang spatula, kedua telinga anak itu turun menandakan jika ia kecewa. Namun meski demikian Haechan tetap pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. 

Setelah memakan sarapan yang dibuatkan oleh Jaemin, Haechan memilih untuk berdiam diri sambil menatap keluar kaca jendela besar dari ruang santai yang menampilkan pemandangan hutan, mata Haechan mengamati setiap burung kecil maupun besar yang bergerak dalam jangkauan pandangnya. 

"Kau ingin pergi kesana?" suara Jaemin membuat Haechan menoleh, pria itu duduk disampingnya sambil mengusap surai coklatnya,

"Aku harus tetap disini menemanimu Tuan," jawab Haechan. 

"Pergilah bermain, aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku yakin kau tidak akan pergi jauh," Haechan beberapa kali menatap hutan luas itu, jujur saja instingnya tidak bisa berbohong jika ia ingin masuk ke hutan dan bermain. 

"Tidak apa-apa?" tanya Haechan, 

"Tentu saja, ini liburan kau tidak perlu menjagaku," setelah mendengar ucapan itu Haechan sontak tersenyum lalu berlari keluar dari pintu samping, melompati pagar setinggi 3 meter dengan mudah dan menghilang dibaliknya. 

Jaemin yang melihat itu hanya menggelengkan kepala, pria itu mengambil remote TV dan laptop miliknya, setelah menyalakan TV ia melanjutkan membuat proposal pengajuan acara miliknya. Ia akan melakukan sesuatu yang besar setelah liburan singkat ini, dan Jaemin berjanji Haechan akan sangat puas dengan hasilnya. 


Hari sudah berganti malam, Haechan masih sibuk menuntaskan hasrat alaminya di hutan hingga tidak sadar sudah hampir tengah malam. Anak itu kini berlari dengan cepat dari atas bukit dan turun menuju ke villa dengan terburu-buru. 

Haechan mendapati villa sudah dalam keadaan gelap ketika sampai disana, Haechan membuka pintu villa yang tak dikunci. 

"Apa Tuan Jaemin sudah tidur?" Haechan melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tentu saja Jaemin pasti sudah tidur. 

Hybrid itu masuk ke dalam villa dengan menggunakan sandal, kakinya kotor karena tadi sepatunya terlepas entah dimana. 

Ketika Haechan masuk ke kamar mandi, ia melihat lampu kamar yang ditempati Jaemin masih menyala, namun ia memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. 

Anak itu memilih untuk mandi dengan air hangat, setelahnya daripada membuat makanan ketika perutnya sudah keroncongan ia memilih untuk memeriksa Jaemin terlebih dahulu, pintu kamar Jaemin terbuka.

Awalnya Haechan hanya mengintip dari balik pintu, namun ketika melihat Jaemin yang sudah tertidur dengan keadaan TV yang masih menyala. Haechan hanya ingin mematikan TV ketika Jaemin tiba-tiba menarik tubuhnya dan memeluk Haechan yang sudah ambruk diatasnya. 

Rendezvous (Nahyuck) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang