10| Hari pertama

0 0 0
                                    

Ma, pa
Setiap melihat keadaan ini lagi
Yang membuat kita terpisah tanpa
Pelukan, tanpa kata kata penenang yanh kalian katakan..

Aku sadar, aku memang tidak di butuhkan
Aku harusnya tak ada
Supaya tentram dunia yang kalian berdua jalani..

_______

Sinar Matahari masuk dari sela sela jendela
Yang menganggu bocah kecil dengan selimut yang tergulung gulung kacau di
Badannya, mengerjap kan matanya perlahan. Samar samar mendengar suara
Teriakan dari luar, siapa?

Ia membuka pintu kamar, menatap tak
Percaya wanita itu masih melakukan hal ini? Tidur didepan Tv yang masih menyala
Dengan banyak makanan yang tumpah ruah dimana mana.

Tapi ia tak ingin menganggu, kemudian
Mengingat ingat pin yang diberitahu wanita
Itu padanya.

"BELLA BAJING--eh" Ikta sudah ingin melayangkan pukulan. Tapi tak jadi karena
Yang membuka pintu bukan Bella, melainkan Ario, dengan jaket merah maroon menatap sayu.

"eh lo cil? Sorry lo pasti kebangun ya? Padahal masih sakit. Emang Bella anjing
Tidur kaya orang mati bangsat!"

Ario terkekeh menggeleng pelan, "engga
Kok. Ario emang udah mau bangun tadi
Bukan keganggu, Dia masih tidur om, "

Ikta melangkah masuk membawa kresek
Berwarna hitam sebanyak tiga biji.
"nih gua bawain makanan, ini udah jam
Delapan. Perut lo bisa sakit nungguin Bella
Bangun, sini makan bareng gua, "
Ikta menepuk nepuk bangku disampingnya
Tersenyum lebar.

Ario mengangguk, berjalan pelan ke arah
Balkon Apartemen itu. Duduk di bangku
Yang disediakan Tadi. Ikta mulai membuka
Nasi bungkus lalu memberi pada Ario.
Tanpa menunggu lama Ario mulai memakan, Rasa lapar sudah mulai menggerogoti perut.

"enak? " Ikta bertanya, mengelus surai
Lembut milik Ario.

Ario mengangguk semangat, "makasih banyak om, "

"iye, makan banyak biar cepet gede lu.
Nanti gua Bawa lo jalan jalan ke taman di
Depan, biar lo bisa kenal Jug bocah bocah
Di Daerah sini, "
Ario mengangguk kecil, ia sudah malas memiliki banyak teman, sekarang hanya ingin menentukan hidupnya bagaimana tadi.

"ouhhh lagi makan? Tumben, " Bella menguap, mengucek mata. Merasa terganggu atas percakapan ringan mereka.
Berjalan ke Balkon, mengambil kursi plastik yang cat nya memudar, duduk dengan tenang, menatap Ario yang sibuk makan.

"oi nanti lo ke taman bareng Ikta, gua mau
Kerja, bisa bisa kita belum ke bandung aja
Jadi gelandangan, "

Ario menghentikan makannya sekejap, ia
Menatap wajah kusut Arabella. Mengangguk pelan, tidak berani bersuara.

"gabisa ditunda? Kita bertiga aja ke Taman
Nanti hari lain lo bisa pergi kerja. Ni bocah
Sama gua, "

Bella mengangkat bahu acuh, melangkah
Ke toilet dengan handuk yang menyampir
"Lo mandi, dari kemarin kaga mandi, "
Ujarnya pada Ario yang makan, sambil
Menutup pintu Toilet.

Ario menatap Ikta yang makan dengan memainkan handphone, jari jari nya tampak menggeser geser di layar HP.
Ia sudah selesai, bergegas membereskan
Sisa sisa makannya, dan mencuci tangan
Membuka koper merah, untuk mencari handuk, menunggu giliran untuk mandi sambil menonton Televisi.

DISINI ADA ARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang