Chapter 5

46 8 4
                                    

Setetes embun jatuh di atas daun kering yang terpisah dari rantingnya. Pagi hari dengan nuansa dingin Dira terbangun dari tidurnya, lalu bersiap untuk melakukan pekerjaannya membersihkan rumah. Setelah menyiapkan pakaian suaminya, Dira melangkah menuju ke dapur. Ia bersiap memakai apron. Kemudian membuka kulkas dan mengambil beberapa bahan makanan. Di kala semua masih tertidur Dira sudah bergelut dengan panasnya wajan.

1 jam kemudian, Yea datang menghampiri Dira dan Yea meminta Dira untuk segera menyelesaikan masakannya. Tidak lama kemudian satu per satu anggota keluarga datang. Mereka langsung duduk di meja makan. Namun, ada satu mata yang memperhatikan Dira saat ia sedang menata makanan.

"Kak, kenapa Kakak yang masak? Bibi kemana?" tanya Vhie dengan wajah penasarannya.

"Bibi mengundurkan diri," sahut Yea dengan santai sambil minum teh hangat.

"Kenapa? Ada apa? Apa gajinya kurang, Kak?" cecar Vhie kepada Yea.

"Anaknya sakit 'kan Chaeyoung?" tanya Yea kepada Chaeyoung dengan wajahnya memberikan kode.

"Ahh... Iya, bibi ingin pokus merawat anaknya yang sakit. Lagi pula Kak Yea sudah memberikan bonus dan gajinya," jelas Chaeyoung sambil melahap sarapannya.

Daejin dan Yoonsu hanya bisa terdiam melihat tingkah istri mereka.
Setelah menata makanan di meja makan, ternyata Minzu memperhatikan istrinya dari kejauhan.
Minzu juga melihat istrinya sedang melayani anggota keluarganya. Dia bisa apa? Mereka yang duduk di sana adalah kakak-kakaknya.
Saat hendak kembali ke dapur, Dira menoleh ke arah Minzu yang masih berdiri memperhatikannya. Netra Dira tidak berkedip, ia berharap Minzu akan membantunya.

"Oppa..." lirih Dira pelan penuh emosi.

Minzu melangkah menuju ke meja makan, "Minzu, sarapan dulu?" ucap Yea yang sedang mencari perhatian adik iparnya.

"Kenapa istriku yang melayani kalian?" tanya Minzu yang berdiri di depan mereka.
Dira menatap suaminya dan melihat wajahnya yang sedang menahan amarah. Yea pun memundurkan kursinya lalu beranjak menghampiri Minzu dengan berdiri di hadapan Minzu.

"Bibi mengundurkan diri, lalu Dira menawarkan dirinya sendiri untuk memasak. Lagi pula kakak dan Chaeyoung tidak bisa memasak. Jangan salah paham dulu, Minzu?" ucap Yea menyakinkan hati adik iparnya.

"Baik, tapi hanya untuk hari ini! Aku akan carikan pembantu secepatnya.

Besok lebih baik kalian makan di luar, dan jangan meminta istriku untuk melakukan hal seperti pembantu!" tegas Minzu pada semua kakak-kakaknya.
Seluruh yang berada di meja makan hanya terdiam.

Minzu mendekat pada Dira lalu berkata, "Kembalilah ke kamar, bersihkan tubuhmu! Aku akan ke kantor," ucap Minzu yang membuat Dira terharu.

Sejenak Dira melirik pada kedua kakak iparnya, lalu Yea memberikan kode untuk menuruti perkataan Minzu.

Minzu tidak langsung berangkat ke kantor, dia masih memperhatikan istrinya hingga ia menaiki tangga. Setelah Dira tidak terlihat lagi, Minzu pun beranjak pergi ke kantor. Disusul oleh Vhie dan kedua kakaknya.

"Yea, sudah ku katakan kalau Minzu pasti akan marah!" ucap Chaeyoung kesal pada Yea.

"Biarkan saja, aku akan mengatur segalanya." Yea beranjak menaiki tangga menuju kamar Minzu di susul oleh Sira.

"Dia sangat mengerikan, astaga." oceh Chaeyoung saat melihat Yea dan Sira berjalan menaiki tangga.

Yea masuk ke dalam kamar. Kemudian Sira mengikuti Yea, Dira sangat terkejut dengan kedatangan Yea dan Sira. Namun, ia hanya bisa terdiam seperti patung menatap mereka dengan wajah seperti ingin menerkamnya. Perlahan Yea dan Sira menghampiri.

"Dira... Tolong bereskan kamarku!" pinta Sira dengan tangan menyilang di dada.

"Setelah itu bereskan seluruh rumah, jangan pernah menyentuh makanan apa pun sebelum semua selesai!" titah Yea dengan netra mendelik.

"Cepat, Dira! Malah bengong lagi!" bentak Sira.

"Baik..." Dira berjalan menuju kamar Vhie. Perlahan-lahan ia membereskan kamarnya tanpa menyentuh barang berharga di dalam kamar itu.

Tunggu kelanjutannya besok 🙏

𝐈𝐏𝐀𝐑 𝐊𝐄𝐌𝐀𝐓𝐈𝐀𝐍 (PROSES TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang