"astaga, claudine!"
nyonya brandt mendobrak paksa pintu kamar anak tunggalnya.
"ibu dengar kau terus di kamar mu? kenapa tidak pergi ke mansion herhardt?"
"malas."
satu kata yang bisa membuat mansion brandt kacau.
"kenapa kau berkata begitu? ini sudah lima hari kau tidak berkunjung ke sana!"
"pergi lah besok, sepertinya akan ada banyak bangsawan termasuk lindemann sepupunya matthias dan kau calon duchess juga harus datang, mengerti!"
setelah mengatakan itu nyonya brandt keluar dari kamar claudine, meninggalkan sang pemilik kamar yang menggerutu.
"sangat menyebalkan! aku harus mencari cara agar menghindari pertunangan ini dan juga melupakan riette.. sial, bagaimana bisa aku move on kalau begini." claudine menggaruk kepalanya frustasi
🌸
"nona, anda cantik sekali!" emma berbinar melihat penampilan nona nya saat ini
"kalau tuan duke melihat anda saat ini, dia pasti akan langsung melamar anda!" althea tersenyum dan larut dalam pikirannya
"haha, jangan berlebihan kalian." ucap claudine tersenyum pasrah
"nyonya sudah menunggu di luar sebaiknya anda bergegas."
di dalam mobil claudine melirik ke arah luar jendela.
padahal hidupnya selama lima hari ini sudah baik dan sekarang harus dirusak lagi. walaupun claudine sudah bertemu riette tapi tetap saja dia gugup, tidak semudah itu melupakan cinta pertama dan terakhir mu, kan.
'mungkin aku akan mencari layla saja.' batin claudine
"ingat claudine jaga sikap mu!" nyonya brandt memberi peringatan sebelum keluar dari mobil
claudine menganguk malas, dia tidak peduli.
"saya sudah menanti anda."
tanpa mereka sadari, bahwa ternyata nyonya herhardt telah menanti mereka.
"astaga! saya sangat tersanjung di sambut langsung!" nyonya brandt menutup mulutnya
claudine memberi salam dengan anggun.
nyonya herhardt tersenyum anggun "ini bukan masalah besar. saya sangat merindukan claudine, sudah lima hari dia tidak berkunjung, tidak seperti biasanya."
glek
"setelah dia meminum racun, kondisinya belum sepenuhnya pulih. terkadang dia mengeluh sakit beberapa hari ini." jelas nyonya brandt
claudine hanya menganguk kaku, sejak kapan dia seperti itu.
"penampilanmu sangat cantik hari ini claudine. pergi lah temui matthias, dia berada di ruang kerjanya bersama sepupunya."
"baiklah. terima kasih nyonya herhardt."
claudine dengan cepat meninggalkan keduanya. bertemu matthias, jangan harap. claudine hanya akan mencari layla kalau dia tidak menemukannya maka claudine hanya akan berjalan di taman arvis.
"apa jalannya meman begini? padahal dulu aku sangat hafal tempat ini." gerutu claudine menyusuri taman
sepanjang jalan claudine menggumamkan kuning.
kuning kuning kuning
kuning
kuning
ah!
itu dia
tapi, mengapa ada dua kuning.
"layla."
yang dipanggil menolehkan kepalanya. senyum lebar terukir di wajahnya dan segera mendekati claudine, meninggalkan temannya.
"mengapa nona ada di sini?" ucap layla masih dengan senyum yang terukir, sangat lebar hingga claudine merasa itu bisa saja robek
sedetik kemudian senyum itu hilang tergantikan dengan wajah muram.
"anda pasti ingin menemui duke.." suara layla terlalu kecil, tidak ada yang bisa mendengar nya bahkan claudine sekalipun yang paling dekat dengannya
"aku mengikuti ibu ku ke sini. dia siapa, teman baru mu?" claudine menunjuk sosok yang berada tak jauh dari mereka
layla menggeleng "tidak, teman saya hanya anda!" jawab layla serius
jawaban itu sukses membuat claudine dan kyle sweathdrop.
"saya kyle ettman!"
claudine mengangguk paham, jadi dia yang namanya kyle, si sad boy yang akan di tolak layla di masa depan. begitulah isi pikiran claudine.
sementara layla melirik sinis ke arah kyle.
"saya claudine von brandt. senang bertemu dengan anda tuan muda ettman."
sejenak kyle terpana akan senyum claudine, hingga tanpa sadar dia mengucapkan perkataan yang menimbulkan kesalahpahaman.
"apa anda mau menjadi pengantin wanita saya di masa depan!"
"eh?" claudine kikuk
berbeda dengan layla, gadis kecil itu menunduk.
kyle mendadak malu, dia tanpa sadar mengatakan itu karena melihat penampilan claudine sekarang.
"maaf sa-"
"TIDAK BOLEH!"
suara itu datang dari layla yang kini menatap kyle penuh kebencian.
"kamu baru kenal dengan nona dan sudah melamarnya? itu tidak adil!" layla mendorong kyle
benar benar mendorong, hingga kyle jatuh di tanah.
"layla?" claudine segera membantu kyle berdiri
hal itu suksee membuat layla mengembung kan pipinya. wajahnya sudah memerah dan terus menatap tajam ke arah kyle.
"tunggu, kenapa ini?" claudine frustasi
seingatnya tidak ada pertengkaran di antara layla dan kyle, tapi mengapa sekarang layla mendorong kyle dan menatapnya penuh kebencian.
tap tap tap
"apakah suara itu berasal dari sini-"
"hah? HAH! U - UWOHH ARGHHH ADA LADY BRANDT!"
astaga apa lagi ini.
claudine memijit pelipisnya sebelum menoleh ke sumber suaranya.
"R - RIETTE?" claudine membelalakkan matanya
"hm?"
matthias muncul di belakang riette.
"ada apa ini?" ucap matthias melirik ke arah layla dan berganti ke arah claudine yang masih memegang bahu kyle
"d - dia.."
semua langsung mengalihkan pada layla, yang tiba tiba membuka suara.
"DIA MENCOBA MELAMAR CALON TUNANGAN ANDA DUKE!" teriak layla menunjuk kyle
"LAYLA?" teriak claudine terkejut
kyle pun tidak kalah terkejut, mengetahui fakta bahwa claudine adalah calon tunangan duke herhardt.
riette melebarkan matanya mulutnya terbuka membentuk 'O' sempurna.
dan matthias menatap tajam ke arah yang layla tunjuk, kyle.
TBC^^
if you like this story leave a star and comment!review book ini dong, aku mau tau menurut kalian ini bagus kah atau boring?
maaf kalau terlalu ooc seperti yang ku bilang di chap awal ini cuman ngikutin alur aslinya 10% hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
lady von brandt [cry or better yet fanfic]
Fanfictionmengapa aku harus kembali ke dunia ini warning! claudineharem, lowercase, typo bertebaran & slow flow sider? go away! baca elite komen elite vote sulit. vote itu penting. star : 7 mei 2024 end : fanfic cry or better yet beg.