warn! part ini deskripsinya agak banyak demi kepentingan alur cerita.
Saat sendirian, itulah jati diri kita yang sebenarnya.
-acechocomint
WILLIAM'S HOME, 18.30 WIB.
Terletak di atas perbukitan, rumah keluarga William telah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Jaraknya hampir satu jam dari pusat kota provinsi Jakarta Tengah.
Sean dan keluarganya pindah ke rumah ini sejak lima tahun yang lalu karena tempatnya yang asri dan tenang. Tempat yang tidak begitu ramai cocok untuk kesembuhan kakaknya.
Setelah mengembalikan rak buku miliknya ke tempat semula, Sean menutup ruangan rahasianya dengan pelan dan rapat. Memasuki lift di dalamnya, Sean melepaskan dasi serta mengeluarkan bajunya yang masih tertata rapi di tubuhnya. Sungguh menyesakkan.
Ruangan ini memiliki lift dan tangga darurat untuk sampai di lantai dasar. Dengan ketinggian hampir lima meter, ia akhirnya menapakkan kakinya di lantai paling dasar ruangan tersebut.
Tempat ini adalah hadiah kakek dari pihak papanya saat ia masuk kelas satu SMA karena ia berhasil lulus seleksi dengan nilai sempurna, kata kakeknya waktu itu.
Sekolahnya adalah sekolah favorit dengan seleksi sulit. Jika tidak karena kepintaran maka orang-orang harus mengandalkan uang mereka jika ingin lulus seleksi.
Berada di bawah tanah, ruangan ini telah di lengkapi dengan ventilasi udara di setiap sudutnya. Dulu hanya Sean dan Kakeknya yang tau ruangan ini, sekarang ruangan ini hanya Sean seorang yang tau karena kakeknya telah tiada sekitar setengah tahun yang lalu.
Sean sebelumnya tidak tau bahwa di rumah ini terdapat ruangan seperti ini, pada awalnya kamar yang ia tempati sekarang sudah lama tidak di gunakan. Dengan alasan karena pemandangan di kamarnya yang sekarang lebih indah daripada kamarnya yang sebelumnya, Sean berhasil pindah kesini.
"Kakek punya hadiah buat kamu."
"Hadiahnya ada di disini Kek?" Tanya Sean pada Kakeknya yang kini membuka ruangan didepannya.
"Iya, kamu pasti suka, kakek yakin."
Mereka memasuki ruangan tersebut yang isinya ternyata tidak sekotor yang Sean pikirkan. Bisa di bilang hanya berisi sedikit perabotan yang telah berdebu. Tanpa Sean sadari kakeknya telah menggeser sebuah lemari tua di belakang Sean, membuat Sean memusatkan atensinya ke arah Kakeknya.
Sean terkejut ketika tembok di belakang lemari tersebut bisa dibuka seperti pintu, dan luar biasanya pintu tersebut benar-benar tidak dapat di kenali.
"Mau masuk?"
"Mau!"
Setelah masuk ke dalamnya, saat itu Sean tidak menyangka bahwa ruang bawah tanah itu sangat luas, hampir dua kali lipat dari kamarnya yang sekarang. Kata kakeknya ruangan tersebut adalah tempat yang sering beliau gunakan saat ingin sendiri dan tidak ingin di ketahui siapapun waktu muda.
Ruangan ini berbentuk segi empat di dalamnya dengan sekitar panjang tujuh meter dan lebar delapan meter. Hampir di setiap sisi tembok terdapat sebuah rak buku yang tingginya sekitar tiga meter.
Terdapat lebih dari seribu buku disini. Jadi ruangan ini sudah bisa di bilang sebagai perpustakaan pribadi miliknya.
Di rumah ini juga terdapat perpustakaan pribadi milik keluarga yang besarnya dua kali lebih besar daripada di sini. Terkadang jika ia malas mengembalikan buku yang ia bawa dari sana, Sean akan meletakkan buku tersebut di tempat ini
![](https://img.wattpad.com/cover/364348866-288-k588105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Hiatus)Berandalan dan Si Kemayu
Fiksi PenggemarBukan bxb! Series pertama dari Aku dan Kamu. Hidup Hana berubah ketika cowok yang seperti mempunyai dua kepribadian muncul di dunianya. Cowok itu memiliki sisi manly dan feminim sekaligus yang membuat dirinya tertarik pada pandangan pertama. Namun...