ooOOoo
"Third, tunggu aku!!" teriak Khai yang berlari mengejar Third yang menjauh di halaman depan sekolah.
Jujur saja, Khai bingung mengapa Third tiba-tiba menghindarinya hari ini, padahal sejak kemarin mereka sangat dekat. Di sisi lain, Third tidak mampu lagi bertatap muka langsung dengan Khai. Melihat wajah Khai, ia seketika teringat pada malam itu..
Flashback :
"Masakan Paman Third sungguh enak," kata Zol, seorang gadis kecil yang manis berusia lima tahun.
Zol adalah keponakan Khai. Sejak bayi, dia telah diasuh oleh Khai yang saat itu masih duduk di kelas dua SMA. Ibunya Zol, Jane, kakak Khai, meninggalkannya dengan Khai setelah bercerai dengan suaminya, Max, dan tidak pernah kembali sampai saat ini.
Ketika Khai memikirkan kakaknya, perasaannya campur aduk. Ia merasa kesal dan marah karena Jane telah mengabaikan Zol. Dan dia juga marah pada dirinya sendiri karena merasa tidak bisa mencegah kepergian kakaknya.
"Jadi masakan Third lebih enak daripada masakanku?" tanya Khai dengan wajah cemberut.
Zol tersenyum, "Tentu saja." ejeknya. Gadis itu sangat suka sekali menggoda pamannya.
"Lalu siapa yang memakan masakan ku selama ini? Seekor babi?"
Zol tertawa terbahak-bahak, "Hahaha". Zol memberi kode pada Third dan Khai, "Hari ini aku sangat senang. Kalian bisa mencium ku. Kemarilah."
Third tertawa gemas, "Gadis nakal."
Khai dan Third bersiap untuk menciumnya. Namun gadis kecil itu diam-diam pergi. Diluar apartemen seorang gadis tercengang melihat Khai dan Third yang berciuman.
"AAAA...." Khai dan Third berteriak.
Gadis kecil itu tertawa puas berhasil menjahili pamannya.
Flashand :
Third menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir ingatan buruk itu dari pikirannya. Namun, tak disadarinya, tangan Khai telah memegang tangannya. Third terlonjak. Dia menatap nyalang Khai.
SHRIKK.. Puluhan lembaran foto bertebaran di sekitar mereka. Kedua pria itu terkejut melihat ke sekeliling, di mana para murid mereka berada, berusaha untuk mengambil foto-foto itu. Tak lama kemudian, suasana murid-murid berubah menjadi tawa.
Third dan Khai saling memandang bingung. Khai meraih salah satu dari foto-foto itu dan menghela nafas. Sementara itu, bulir keringat menggelayuti wajah pucat Third. Ia merasa cemas, takut jika foto-foto itu adalah foto dirinya dan Khai pada malam itu.
"Hei, Third, lihat ini! Bukankah foto ini bagus?" kata Khai sambil menunjukkan salah satu dari foto-foto tersebut.
Third memandang Khai dengan perlahan, mencari jawaban dari ekspresi wajahnya. Kemudian dengan ragu, ia mengambil foto tersebut dan melihatnya. Mata Third membulat saat melihat apa yang tertangkap dalam gambar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twelve Maidens' Quest: Across Time
FantasySaat perkemahan musim panas di hutan, Akhtar dan teman-temannya tersesat dalam pencarian kayu bakar. Tanpa sengaja, mereka menemukan gulungan misterius yang membawa mereka ke dimensi waktu yang tak terduga. Seketika, mereka bertemu dengan orang tua...