Dunia dalam genggamanku

5 0 0
                                    

Selamat pagi dunia, hari ini aku terbangun dengan senyum manis di wajahku seperti biasa, bagaimana aku tak bahagia? Apapun yang aku mau selalu datang padaku cukup dengan aku bayangkan saja. Oh iya namaku Nasya Amira, semua orang biasa memanggilku Acha, sekarang aku sudah memasuki kelas 1 SMA. Aku cukup populer di sekolah dan disukai banyak laki-laki, sesuai dengan keinginanku yang dengan mudah aku wujudkan hanya dengan membayangkannya saja.

Kalian mau tahu awal mula aku menemukan keistimewaanku? Mau dong ya? Jadi gini, berawal pada saat aku usia 9 tahun, awalnya aku adalah si anak cupu yang selalu dibully oleh teman-teman satu sekolah, aku memiliki ibu tiri yang memperlakukanku dengan sangat buruk, tapi aku memiliki seorang sahabat yang sangat baik dan taat agama meskipun masih kecil, dia bernama Alya. Dan aku pun terbawa olehnya begitu tertarik dengan ilmu agama, aku selalu berusaha untuk menyempatkan diri membaca al-qur'an dan bersholawat. Tiba-tiba di suatu sore saat aku sedang membaca al-qur'an di kamar, ibu tiriku yang bernama tante ghina menghampiriku.
"Berisik banget sih, kecil kecil so alim banget, pengang tahu gak ini kuping." Dia berteriak dari luar, aku tak menghiraukannya dan melanjutkan membaca al-qur'an, tante ghina pun menghidupkan tv & speaker yang berada di ruang tamu di depan kamarku, dia setel lagu dangdut dengan volume full. Disana aku sangat merasa terganggu dan sangat marah. "Semoga meledak tuh speaker!" Ucapku dalam hati sambil membayangkan speakernya meledak. Dduuuuaarrr! terdengar suara ledakan dari balik pintu kamarku, aku bergegas keluar dan ternyata speaker itu benar-benar meledak sesuai yang aku bayangkan. Waktu serasa berhenti, ibu tiriku berada di depanku dengan tubuh kaku.
"Lain kali hati-hati membayangkan sesuatu ya!" Terdengar seorang anak perempuan seusiaku tepat disamping kananku. Sontak aku pun menoleh ke sumber suara itu.
"Kamu siapa? Ada apa sih ini?" Aku menatapnya terkejut menatap anak perempuan sebayaku berbaju putih sedang berdiri disana.
"Aku Zahra malaikat pelindung kamu, kamu ini anak special, kamu bisa mewujudkan apapun cukup dengan membayangkannya saja." Dia tersenyum padaku.
"Gak mungkin, buktinya di sekolah aku jadi korban bully, kalau semudah itu hidupku pasti bahagia." Ucapku ragu.
"Yaudah mulai sekarang coba buktikan ucapanku ya, coba mulai darisini dulu, ibu tiri kamu jahat kan? coba bayangkan kalau habis ini ibu tiri kamu merasa bersalah, dia merasa bahwa speaker itu meledak karena dia mengganggu kamu beribadah, dia minta maaf dan berubah jadi baik." Dia menaikan halisnya sebelah dan kembali tersenyum padaku. Aku pun menutup mata, dan berusaha membayangkan sesuai yang dia katakan.
"Acha, maafin tante acha." Suara tante Ghina menyadarkanku dari bayangan dan aku langsung membuka mata.
"Ini pasti teguran tuhan, karena tante jahat sama kamu! Maafin tante, tante janji akan berubah dan jadi ibu yang baik buat kamu." Tante Ghina memelukku sambil menangis. Sementara itu Zahra masih berdiri di tempat yang sama sambil mengangguk dan tersenyum seolah mengisyaratkan kata, betul kan kataku?
"Iya tante gak apa-apa kok!" Tante Ghina mengusap pipiku dan langsung pergi. Akupun bergegas masuk ke kamar.
"Kok bisa?" Aku menutup pintu dan bertanya pada Zahra.
"Bisa, karena kamu anak baik jadi tuhan kasih kamu anugerah. Tapi inget gunakan untuk hal baik ya kalau kamu gak mau kehilangan kekuatan ini." Dia masih melempar senyum manisnya.
"Aku bisa membuat teman-temanku berhenti membully aku dan Alya juga?" Tanya ku keheranan.
"Tentu, tapi jangan sampai kemudahan dunia membuat kamu terlena, semua ini dari tuhan jadi kamu jangan pernah berhenti untuk tetap menjaga kedekatan kamu dengan tuhan."

Keesokan harinya sebelum berangkat sekolah, aku mencoba membayangkan bahwa nanti saat di sekolah, aku dan Alya akan disambut baik oleh teman-teman sekelas, dan mereka memandangku sebagai anak yang cantik dan populer. Alya sudah menunggu di depan rumah untuk berangkat sekolah, setelah selesai membayangkan, aku melangkahkan kaki dengan percaya diri menuju ke sekolah dengan Alya diikuti juga oleh Zahra. Disana semua mata tertuju padaku dengan penuh kekaguman, Yes berhasil! Ucapku dalam hati sambil melirik ke arah Zahra. Zahra pun hanya tersenyum seperti biasa.
"Hai Acha, kamu udah ngerjain PR?" Kanaya menghampiriku yang baru mau memasuki pintu kelas, dia adalah anak paling cantik di kelasku. Biasanya dia yang paling rajin membully ku, tapi hari ini dia menyapaku duluan dengan senyum manis?
"Udah dong, emang kapan aku gak ngerjain?" Jawabku ketus.
"Iya ya, masa iya anak populer sekolahan gak ngerjain PR kan?" Aku terkejut dan menoleh ke arah Zahra, dia menyatukan jempol & telunjuk kanannya melambangkan "Ok" sambil mengedipkan sebelah matanya.

Setelah kejadian itu hidupku berubah drastis, aku sangat bahagia dan menjadi gadis populer di sekolah, semua orang memperlakukan ku dengan sangat baik sesuai dengan apa yang kau inginkan dan bayangkan. Ini hanya awal dari kisahku, masih banyak kebahagiaan lain yang aku dapatkan setelah ini, Zahra bilang aku hanya cukup menjaga sikapku untuk tetap jadi orang baik dan tetap melakukan kegiatan yang mendekatkan diri dengan tuhan. Dan bila aku mulai kehilangan diriku dan hilang kendali hingga berbuat tak baik, maka tuhan akan ambil keistimewaan ini dariku.

Keajaiban Alam Bawah SadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang