"LEE HAECHAN!! TIDAKK!!!"
Angin semakin kencang berhembus dan buku yang sebelumnya berada pada tangan Haechan berpindah tangan pada Mark Lee. Seperti sebelumnya, Mark Lee ditarik masuk ke dalam buku. Mark sempat melawan dan berusaha sekuat mungkin agar tubuhnya tidak ditarik masuk. Namun sama seperti Haechan, tenaganya tidak cukup kuat untuk melawan buku tersebut.
Mark Lee tersedot masuk, lehernya ditarik masuk oleh tangan yang sama hingga membuat ia berteriak. Buku itu terjatuh kemudian berpindah tangan kembali. Hal serupa terjadi, mereka semua— ketujuh pemuda itu masuk bergantian ke dalam buku. Hingga yang termuda lah yang terkahir ditarik kedalam buku.
"Di-dimana ini?" Rasa sakit pada kepalanya terasa begitu menyakitkan. Kepalanya terasa berputar, pandangan Haechan mengabur hingga beberapa waktu. Ia terbangun, memegang kepalanya yang begitu nyeri, mengusap matanya beberapa kali berharap bisa dapat melihat degan jelas.
"H-hyung... kalian di mana?" Haechan mengerjap, ia menatap sekeliling. Melihat sebuah tempat asing yang sebenarnya tak pernah Haechan kunjungi, membuatnya seketika tersentak kaget.
"Pakaian ini... ini pakaian... " Haechan semakin dibuat terkejut ketika ia sadar pakaian yang ia kenakan telah berganti. Pemuda tampan itu segera terbangun, mengusap wajah dan seluruh tubuhnya. "Jangan-jangan... GUE DI GORYEO!!!"
Pikirannya tak tenang, memikirkan di mana seluruh temannya. Apakah mereka ikut terbawa? Atau hanya ia seorang diri? Pandangannya mengedar mencari temannya yang lain berharap dapat menemukan mereka. Haechan berlari, menyebut seluruh nama temannya.
Ia terus berlari, meski yang ia lihat di kanan dan di kiri hanya pohon, pohon-pohon rindang. Jalan setapak yang menjadi arah tujuan Haechan. Ia berada di dalam sebuah hutan, dan ia berharap jalan tersebut dapat membawanya untuk bertemu temannya yang lain.
Hingga sebuah teriakan mengalihkan fokusnya.
"Hwangja-nim!!" Haechan memelankan langkahnya, ia mulai fokus mendengarkan teriakan tersebut. "Hwangja-nim!!" Suara teriakan itu semakin mendekat. "Pangeran Baekh Haechan!! Anda di mana?"
Haechan tersentak mendengar nama itu. Itu adalah namanya. Namun mengapa marganya berubah menjadi Baekh? Seingatnya marganya adalah Lee.
"Apa karena sekarang gue ada di Goryeo jadi nama gue juga berubah? Ah bisa jadi! Gue harus nemuin siapa yang manggil gue dengan sebutan Pangeran itu."
Wajah kusutnya berubah ceria, senyum jahil Haechan kembali terlihat. "Pangeran tampan Baekh Haechan... wih keren juga tu nama. Aduhh kayaknya gue emang terlahir sebagai Pangeran."
...
Keenam pemuda dengan hanbok berbeda warna itu terbangun ketika para Prajurit kerajaan membangunkannya. Mereka terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa. Semuanya bagai berputar dan penglihatan mereka semuanya mengabur.Dengan surai panjang yang sebagian terikat, hanbok biru dengan sulaman naga emas serta bulu merak yang menempel pada rambutnya membuat Renjun terlihat begitu menawan.
Pemuda tampan itu menggelengkan kepalanya berharap rasa sakit yang ia rasakan segera mereda.
"Di mana ini?... " Netra sipitnya berkeliling, melihat para temannya yang lain terbangun dengan rasa sakit yang sama. "Mark, Jaemin, Jeno, kalian gapapa?" Prajurit kerajaan yang mendengar penuturan Renjun terlihat keheranan.
"Pangeran, siapa yang dimaksud oleh Pangeran?"
"Pa-pangeran?" Alis Renjun mengerut, wajahnya berubah panik. "Ka-kalian siapa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
改 : kill or to be killed
Horror"Tujuh ksatria suci, mengubah takdir kelam dimasa lampau" Kisah tentang bagaimana tujuh manusia berhati suci terjebak dalam sebuah permainan antara hidup dan mati. Permainan yang membawa mereka kembali pada masa lalu. Mereka yang memiliki misi mengu...