BAB | 3

5 2 0
                                    

“Tubuh lo terlihat sexy, ketika banyak tanda kepemilikan gue di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tubuh lo terlihat sexy, ketika banyak tanda kepemilikan gue di sana.” Senyuman smirk lelaki brengsek itu terpancar di bibirnya, lelaki itu baru saja mencium leher, dada bahkan perut Zura---kissmark yang di buat Ragaska cukup banyak. “Hey, kenapa lo nangis terus? Bukannya lo menikmatinya?” Setelah mengucapkan itu Ragaska kembali menjamah tubuh Zura, kali ini dengan sangat kasar. Hingga Zura merintih kesakitan.

Sebenarnya apa yang ada di fikiran lelaki itu, hingga dirinya bersikap kasar pada Zura tanpa belas kasihan sama sekali, mengapa lelaki itu terus menorehkan luka di hatinya---bahkan saat Zura memutuskannya, mengapa lelaki itu terus mengganggunya, jika waktu bisa di ulang kembali Zura tidak akan pernah mau bertemu dengan lelaki itu, karena lelaki itu hidup Zura semakin hancur.

“Ah shit! Tubuh lo benar-benar harum Zur, harum lo gue sangat suka, gue nggak akan berhenti sampe gue puas.” ucap Ragaska, tangan kekar lelaki itu bahkan mencengkram kuat kedua tangan Zura.

“Ragh sakit...” Zura merintih kesakitan, Ragaska melakukannya benar-benar sangat kasar. “Ini sakit banget Rag, stop gue mohon...” Air matanya terus mengalir kala Ragaska terus menerus menghujam tubuhnya dengan kasar, tak ada rasa kasihan sama sekali dalam diri Ragaska, ia malah menikmatinya.

“Udah gue bilang, gue nggak akan pernah berhenti sebelum gue puas.” setelah itu Ragaska mendekatkan bibirnya pada telinga Zura. “Tubuh lo benar-benar candu, lo milik gue dan cuma gue yang bisa nikmatin tubuh lo.” bisik Ragaska dengan suara parau juga nafas yang tidak beraturan.

Setengah jam berlalu, Ragaska berhenti menjamah tubuh Zura. Lelaki itu beranjak dari kasur mengambil sesuatu di meja, samar-samar Zura melihat lelaki itu mengambil botol wine, membukanya lalu meminumnya setelah itu Ragaska menghampiri Zura yang terkapar lemah di atas kasur. Lalu lelaki itu memegang tengkuk leher Zura dan mencekoki Zura botol wine, hal itu membuat Zura tersentak.

“Minum.” paksa Ragaska, karena Zura tidak membuka mulutnya sama sekali.

Zura menggeleng, air matanya semakin mengalir. “Gue nggak mau...”

Ragaska terus memaksa Zura membuka mulutnya. “Jangan pernah bantah setiap kali gue perintah bangsat! Minum atau gue bakal nyiksa lo lebih dari ini!” bentak Ragaska, hingga membuat Zura terpaksa membuka mulutnya lalu meminumnya.

Ragaska tersenyum ketika gadis itu meminumnya. “Good girl.” setelah itu Ragaska menumpahkan minuman itu ke tubuh Zura. “You're so hot.” Ragaska kembali menjamah tubuh Zura, mencium dan menikmati setiap inci tubuh Zura.

Maka malam ini adalah neraka bagi Zura dan Zura akan sangat membenci lelaki yang tengah menikmati tubuhnya, mengambil sesuatu yang berharga dalam dirinya. Zura benar-benar membenci Ragaska---tidak ada rasa sayang lagi di hatinya melainkan rasa benci yang menguasainya, ia juga sangat membenci dirinya karena tidak mampu menjaga mahkota yang sudah ia jaga selama 17 tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RagaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang