4. Rahasiaku Terbongkar

11.3K 34 0
                                    

Suatu pagi di hari kamis, suara ketukan pelan terdengar dari pintu depan rumahku. Dengan rasa penasaran, aku berjalan menuju pintu dan membukanya. Ternyata, di sana berdiri Pak RW, yang rumahnya tak jauh dari rumahku.

"Permisi, Bu" sapa Pak RW dengan senyum ramah.

"Eh Pak RW. Masuk, pak..." jawabku sambil mempersilakannya masuk. Pikirku, tak biasanya Pak RW berkunjung pagi-pagi begini.

 Pikirku, tak biasanya Pak RW berkunjung pagi-pagi begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mempersilakan Pak RW duduk di ruang tamu.

"Ada apa nih, Pak?" tanyaku.

Pak RW tidak langsung menjawab. Ia merogoh saku celana nya dan mengeluarkan ponsel. Wajahnya berubah serius.

"Bu, saya mau bicara serius nih," katanya.

Ia membuka galeri di ponselnya dan menunjukkan beberapa rekaman CCTV yang ternyata dipasang di dekat rumahnya yang mengarah ke rumahku.

Dengan jantung berdebar, aku melihat rekaman itu. Ternyata, Pak RW telah merekam hampir semua kedatangan Ikram, saat ia berkunjung ke rumahku. Dalam beberapa video, terlihat Ikram masuk menyelinap masuk ke dalam rumah.

"Saya tahu ini bisa jadi masalah besar kalo suami ibu tau," lanjut Pak RW dengan suara rendah.

Aku merasakan lututku melemas. "Pak, ini... Saya bisa jelasin, pak..." jawabku gugup, meskipun aku tahu situasi ini terlihat sangat mencurigakan.

"Bu, saya gak peduli apapun alasan ibu. Yang jelas, saya bisa melaporkan ini ke suami ibu. Dan saya yakin, ibu gak mau itu terjadi, kan?" katanya dengan nada mengancam.

"J-jangan pak. Jangan kasi tau suami saya, pak... Saya janji gak akan mengulangi lagi"

"Ya gak bisa gitu, Bu."

"Tolong pak. Suami saya gak boleh tau" pintaku lirih.

Lalu ia tersenyum menyeringai.

Pak RW menghela napas panjang sebelum menjawab, "Supaya saya tidak mengadukan hal ini ke suami ibu, ada persyaratannya, bu."

"A-apa yang bapak inginkan?" tanyaku dengan suara gemetar.

"Nah... Gitu dong" jawabnya sambil tersenyum.

Tiba-tiba tangan pak RW mendekat dan langsung meremas-remas payudaraku.

"Ibu ngerti kan, apa yang saya mau?!"

Aku tahu, ini adalah bentuk pemerasan. Tetapi, aku tidak bisa membiarkan suamiku mengetahui hal ini. Keadaan menjadi lebih rumit daripada yang pernah kubayangkan.

"Iya pak. Saya ngerti..." Jawabku pelan.

Lalu pak RW memerintahkanku untuk mengunci pagar dan pintu depan. Akupun menurutinya.

Waduh. Bahaya. Aku bakal diewek pak RW yang gendut, tua bangka, dan jelek ini, pikirku. Tapi apalah dayaku. Itu lebih baik daripada suamiku tahu soal perselingkuhanku.

🔞Selingkuh Itu Indah🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang