5. Cabulnya Beliau

13.2K 22 0
                                    

Sejak saat itu, Pak RW sering mengirimkan pesan singkat ke HP-ku dengan kata-kata romantis. Awalnya aku acuh tak acuh, namun semakin lama, hatiku mulai bergetar membaca setiap kalimat yang ia kirimkan.

"Mama Aul, cintaku. Aku harap hari ini kau bahagia menjalani hari. Kakanda mencintaimu dari jauh"

Atau kadang juga pesan yang sangat nakal seperti, "Mama Aul, ku tak sabar untuk menghamilimu dan memberimu anak laki-laki. Sesuatu yang tak bisa suamimu berikan. Air pejuku hanyalah untukmu, Mama Aul. Istriku tak akan pernah lagi menerimanya"

Di luar dugaanku, pesan-pesan tersebut mulai menyusup ke dalam pikiran dan perasaanku. Ada sesuatu yang berbeda, ada debaran yang tak bisa kusembunyikan.

Tak ingin hubungan ini terendus pasangan masing-masing, kami menggunakan fitur chat di aplikasi Gojek untuk berkomunikasi. Fitur itu menjadi tempat kami menyembunyikan rahasia. Masing-masing dari kami memiliki keluarga yang harus dijaga, namun hubungan ini seolah memiliki daya tarik yang sulit untuk dihindari.

Hampir setiap hari, ia datang ke rumah. Kepergiannya selalu disertai perasaan bersalah, namun kedatangannya memberikan warna baru dalam hidupku. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan setiap kali melihat sosoknya berdiri di depan pintu. Kami bersenggama, berbincang dan tertawa seakan dunia ini hanya milik berdua.

Istri Pak RW bekerja sebagai guru yang tiap hari pulang sore. Waktu-waktu itu digunakan Pak RW untuk datang ke rumahku. Saat anak-anakku hendak pulang sekolah, ia harus kembali pulang, kembali ke kehidupan yang sesungguhnya.

Kehidupan seksual kamipun semakin berkembang. Semakin intim. Semakin intens. Semakin mengerti keinginan satu sama lain. Dan tentunya semakin menggila.

Suatu kali, setelah puas menjilati ketiakku, tiba-tiba ia menyasar ke lubang anusku. Dijilatinya dengan penuh nafsu.

"Silitmu rasanya enak, mama Aul..." Pujinya.

Aku merintih keenakan.

Di lain kali, ia memintaku untuk menjilati ketiaknya.

"Apa?" Tanyaku dengan mata terbelalak.

"Ayolah, Mama Aul... Jilatin nih ketek kang mas mu" pintanya.

Melihat bulu lebat di ketiaknya yang kebanyakan berwarna putih keabuan, sebenarnya aku merasa jijik.

"Kalo gak mau, aku laporin loh ke suamimu"

Mendengar itu, aku pasrah. Kudekatkan mulutku ke arah ketiaknya. Kuendus sejenak. Ternyata cukup wangi. Rupanya sudah pakai deodoran. Kujilati sejenak. Geli kurasakan di lidahku.

"Hmmm enak, mama Aul... Terus jilat, sayang..." Ujarnya

Makin lama nafsuku makin memuncak. Kujilati terus terus dan terus. Akhirnya bergantian dengan ketiak yang lainnya. Sampai bulu-bulu lebat itu benar-benar basah dengan air liurku. Pak RW kegirangan.

"Enak kan?!" Tanyanya ingin dipuji.

Aku tersenyum dan mengangguk.

Lalu ia memposisikan tubuhnya dengan posisi nungging.

"Sekarang, jilatin tuh lobang tai ku"

Aku terperangah. Astaga. Cabul sekali orang ini.

"Ayo! Jangan ragu! Mau aku laporin?!"

Aku sontak tersadar dan mulai menjilati lubang pantatnya. Gila! Ini benar-benar gila! Aku tak pernah melakukannya terhadap pria lain. Tapi mau bagaimana lagi?! Aku terpaksa melakukannya demi keutuhan keluargaku.

Kujilati lubang pantatnya dengan semangat. Ia tersenyum sumringah.

"Aaahhh enaknya... Enak kan?!"

"Ho'oh" jawabku pelan tapi ragu.

Ia memintaku untuk menjilati duburnya lebih lama. Dan aku pun melakukannya. Bau yang menyengat berusaha tak ku hiraukan demi kebahagiaan pak RW. Aku layaknya pelacur murahan yang mau saja diperintahkan apapun untuk membuatnya senang.

Setelah ia puas, barulah memekku diservis lagi dengan menggunakan kontol kecilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ia puas, barulah memekku diservis lagi dengan menggunakan kontol kecilnya. Dan seperti yang sudah-sudah, dia selalu mengeluarkan spermanya ke dalam rahimku. Ia tak tahu kalau aku selalu minum pil KB. 

🔞Selingkuh Itu Indah🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang