Namaku Dimas Anggara. Biasanya orang2 memanggilku dimas. Usiaku baru 16 tahun dan baru saja masuk bangku sma. Aku adalah anak satu2nya yang ada dikeluargaku. Jadi kondisi rumahku selalu sepi ketika dipagi hari dan hanya dihuni oleh ibuku seorang karena ayah bekerja dan aku masih bersekolah. Ayahku bernama Akmal, ayahku adalah seorang ustadz dikampungku. Walaupun masih muda ayahku selalu disuruh mengisi ceramah atau pengajian dikampungku karena background pendidikannya yang terbilang baik. Ibuku bernama Annisa atau biasanya dipanggil ustadzah Nisa. Ibuku tidak mempunyai ilmu agama yang mendalam seperti ayahku karena ibuku lulusan sekolah negeri biasa. Alasan kenapa ibuku biasa dipanggil ustadzah adalah karena ibuku menikah dengan ayahku yang sedari dulu sudah dijodohkan oleh kakekku diwaktu masih muda. Ayah dan ibu menikah diusia yang terbilang dini sehingga umur ayahku sekarang di 36 tahun dan ibuku diumur 31 tahun. menginjak umur 30an tahun ibuku memiliki badan yang menarik bagi sebagian laki2. Dengan payudara dan pantat yang besar membuatnya selalu membuat orang lain iri kepada ayahku. Karena hal itulah ibuku selalu mengenakan pakaian tertutup menutupi auratnya walaupun hal itu tidak bisa mencegah mata pria2 nakal saat melihat aset indah yang menempel ditubuh ibuku.
Keluargaku ini terbilang berada. Karena ayahku selain seorang ustadz beliau juga mengurus bisnis hasil dari warisan kakekku berupa toko Makanan ringan yg lumayan besar. Karena hal itu ayahku selalu mencukupi kebutuhan hidup keluarga kita dengan sangat baik. Walaupun untuk urusan ekonomi bukan masalah besar, ayahku selalu mendidik aku sebagai seorang anak yang sederhana. Untuk anak seusiaku mereka sudah dibelikan motor tetapi aku hanya diperbolehkan menggunakan angkutan umum.
Pada siang ini sekolahku ada acara rapat dengan beberapa sekolah dan perangkat kecamatan sehingga siswa diperbolehkan untuk pulang lebih awal dari biasanya. Aku yang tidak punya acara lain pun memutuskan untuk pulang kerumah. Ketika sampai di rumah kudapati pintu rumahku terkunci dan kelihatan sangat sepi. Aku yang sedari sekolah hanya naik angkutan pun merasa capek dan ingin segera masuk kedalam kamarku. Entah kenapa hatiku serasa ada yang janggal ketika aku sedang memutari rumahku. Karena pada saat aku berada di depan jendela kamar ayah dan ibu, aku malah mendengar suara mirip dengan suara ibuku. Rumahku mempunyai pagar tembok yang lumayan tinggi mengelilingi rumahku. Jadi apa yang aku lakukan tidak akan membuatku dicurigai oleh orang dari luar. Dengan rasa penasaran aku menempelkan telingaku di celah jendela kamar itu. Suara yang samar2 itu seperti ada orang yang sedang mengobrol biasa namun yang membuatku menjadi semakin penasaran suara tersebut selalu diiringi dengan suara desahan. Aku yang mendengar itupun dengan perlahan berjalan perlahan mengendap2 agar langkah kakiku tidak terdengar oleh mereka. Ketika sampai pintu belakang aku mendapati pintu tersebut tidak dikunci dan aku membukanya dengan perlahan dan hati2.
Setelah aku masuk kedalam rumah akupun mulai menghampiri kamar ibuku untuk mengintip kegiatan ibuku. Karena tadi pagi ayah bilang akan ada urusan keluar kota hal itu membuatku curiga dengan apa yang dilakukan ibu. Ketika aku mengintip dengan menggunakan kursi dan melihat lewat lubang angin kudapati ibuku dalam posisi terbaring dengan kedua kakinya diangkat oleh pak slamet sementara penis pak slamet keluar masuk dalam vagina ibuku. Aku yang melihat itu kaget dan tanpa terasa air mataku menetes karena melihat kelakuan bejad ibuku. Dengan hanya menggunakan kaos pak slamet terus menikmati genjotan penisnya kedalam vagina ibuku. Sementara itu ibuku hanya menggunakan jilbab yang biasa ibu kenakan ketika keluar rumah. Sangat terlihat senyum kepuasan ibuku yang membuat hatiku teriris2 ketika melihatnya. Dengan sadar aku mulai merogoh celanaku dan berusaha merekam kegiatan bejad ibuku.
" Achhh..... Ouuuccchh... Teruss.... Pak Slametttt.... Achhhh.... Ouuucchhh.... Ehhmmm..."
"Memek ustazah masih sempit"
"Iyyaaa... Pak.. jarang dipakai pak ustad... Achhhh... "
Begitu pedih perasaanku melihat kejadian ini. Bagaimana bisa ibuku yang seorang ustadzah dan juga orang yang sangat terpandang dikampung ini melakukan kegiatan tercela seperti zina. Malah dengan senangnya ibuku mengerang dan mendesah seperti begitu menikmati sodokan dari penis pak slamet yang notabennya bukan dari orang yang berada. Pak slamet adalah seorang kuli panggilan yang biasanya hanya mengerjakan pekerjaan dengan penghasilan rendah. Tapi kenapa ibuku dengan pak slamet melakukan ini?.
"lontee... ustadzah lonteeee.... Memeknya enakkkkkkkk..... sempiiittttttt... ustadzahhhhh ngentoottttttt......" aku yang mendengar kata2 dari pak slamet menjadi campur aduk antar marah dan kecewa karena ibuku tidak merasa terhina ketika dikatai sepeti itu.
"Achhhhhh.... Ouuuuccchhhhhhh..... Ouuuuccchhhhhhh..... Ouuuuccchhhhhhh..... Terus Pakkkkkk...... enakkkk....." Dengan perasaan campur aduk ini aku hanya bisa menyaksikan perbuatan tecela ibuku direndahkan oleh pak slamet. Tanpa sadar tanganku malah menyentuh penisku dan mulai mengelusnya. Entah mengapa aku juga horny melihat perbuatan ibuku. Dengan tangis di pipiku yang terus berjatuhan. Tangan kananku yang memegang hp merekam kejadian itu dan tangan kiriku yang entah kenapa malah mengelus kemaluanku ini membuatku bingung.
Kegiatan tersebut terus berlanjut sampai 30 menit dan hal itu membuat birahiku memuncak. Ketika kulihat mereka, aku menyadari kalau mereka juga merasakan hal yang sama. Dengan sangat kencang pak slamet menyodokan penisnya kedalam vagina ibuku. Ibuku yang menyadarinya pun malah melingkarkan kakinya ke badan pak slamet memintanya agar pak slamet tak melepaskan ibuku.
"Achhhhhh... akuuu mau sampai pakkkkk....."
"Aku juga ustadzahhhh..."
"ouhhhh... Paakkkkk.... Ohhhhhhhh... aaaacchhhhhhh......." Aku yang melihat itu pun ikut keluar padahal aku hanya mengelus kemaluanku dari luar celanaku.
Dan dalam beberapa sentakan sperma pak slamet menyemprot di vagina ibuku. Kulihat ibuku juga ikut mengejang menandakan mereka menggapai puncak secara bersamaan. Dalam posisi saling menindih mereka berpelukan sebentar sebelum berbenah menyudahi kegiatan tercela itu.
Selang beberapa menit mereka kemudian bangkit dan merapikan kembali pakaiannya. Aku yang melihat hal itupun membereskan kursi yang aku pakai tadi untuk mengintip dan dengan gerak cepat aku mengambil posisi bersembunyi di dapur. Karena posisi dapur yang berdekatan dengan pintu belakang aku dengan jelas mendengar pak slamet mengobrol sebentar dengan ibuku.
"makasih ya ustadzah. Gak nyangka saya bisa ngentot sama ustadzah."
"hehe iya pak, anggep aja ini sedekah." Jawab ibuku tanpa adanya rasa malu dan penyesalan tergambar dari kalimat yang telah terlontar dari mulutnya itu.
"wahhh.. sering2 ustadzah sedekahnya... kirain apa, tadi pagi manggil saya buat benerin pintu.. ehhh ternyata mau di entot.. dasar memek ustadzah gatel." Aku yang mendengat hal itupun kaget karena kejadian tercela ini terjadi atas rencana ibuku.
"udahh.. jangan bilang siapa2 yaaa... nanti ribet kalau kesebar.. nanti lagi ya pak.. kontol pak slamet gede soalnya... " jawaban ibuku malah membuat diriku kaget bukan hanya karena perbuatannya tadi, tapi aku dapat mendengar langsung kalau ibuku sebinal ini.
Dalam persembunyianku aku bertanya2 kenapa ibuku bisa jadi sebinal ini?. Apa ayah tahu?. Pertanyaan itu menggema di otakku. Selang beberapa menit aku dengan berhati2 keluar dari rumah dan kemudian kembali kerumah lagi untuk berpura2 tidak tau akan kejadian tadi.
"assalamualaikumm mahhhhh..." aku yang sudah capek karena melihat hal itupun menggedor pintu rumahku yang terkunci.
"iya nakkk bentarrr" dengan memakai pakaian tertutup seadanya dan juga jilbab yang sedikit basah ibuku membuka pintu.
"mamah lagi mandi nak jadi pintunya mamah kunci.. kok kamu pulang cepet?" tanya mamahku tanpa ada rasa bersalah telah melakukan perbuatan perselingkuhan tadi.
"iya mahh sekolah ada rapat, rapat apa gitu gak tau, jadi siswa boleh pulang cepet mahh"
"lahh trus ini kenapa kamu kaya bekas nagis gitu?"
"hah nangis? Keringet kali mahh tadi sebelum pulang aku main futsal dulu sejam bareng temen2..." kataku mencoba menutupi kesedihanku.
"ooo yaudah sana gihh mandi sama istirahat"
Setelah memasuki kamar kepalaku kembali dipenuhi dengan banyak sekali pikiran yang sangat mengganggu terhadap pandanganku kepada ibuku. Dengan penuh penasaran akupun mengunci kamarku dan membuka hpku menacari video hasil rekaman ibuku yang sedang bercinta dengan pak slamet tadi.
Dengan perasaan sedih bukannya aku marah melihat kelakuan binal ibuku malah aku dengan sangat bernafsu mengocok kemaluanku ini tanpa henti.
Lanjutannya di KK aku yaaa....
dengan awalan judul IUS. singkatan dari Ibuku Ustadzah Sesat. part 2 berisi 4000 kata...
https://karyakarsa.com/UmiWinWin1312
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku Ustadzah Sesat
RomanceCerita ini hanya fiktif dan bertujuan untuk hiburan