[7] The Physicist Wife Who Overturned The World

1223

Hujan terus turun semakin deras, dan angin bertiup semakin kencang. Kilat menyambar dan guntur bergemuruh tanpa henti. Lima benua, sepuluh wilayah, tiga batas, dan enam daratan mengalami kehancuran yang kejam. Bencana alam terjadi dimana-mana.

Beberapa orang lurus bekerja keras untuk melawan bencana alam tersebut dan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang. Di antara mereka, para dewa Alam Ilahi bekerja paling keras. Ketika bencana alam datang, mereka dapat segera mengorganisir masyarakat dan pergi ke berbagai tempat untuk menyelamatkan orang.

Namun, semua ini telah diatur oleh Ye Jiushang. Itulah sebabnya Alam Ilahi bisa bereaksi begitu cepat.

Namun, hal ini tidak ada hubungannya dengan Xue Fanxin untuk saat ini. Dia tidak bisa melindungi dirinya sendiri sekarang, jadi bagaimana dia bisa begitu peduli?

Karena hujan yang terlalu deras, halaman luar rumah sudah berubah menjadi lautan. Yang menyertainya adalah berbagai macam longsoran gunung dan semburan lumpur. Sebagian besar gunung tempat siswa baru berada telah hancur. Segala jenis rumah dan bangunan terendam air atau roboh. Pada saat ini, rumah kayu tempat Xue Fanxin berada akan runtuh. Air kini sudah mencapai pintu, dan tak lama lagi, seluruh rumah akan tenggelam.

“Fanxin, airnya akan masuk ke dalam rumah. Apa yang harus kita lakukan?" Shi Bo melihat air terus-menerus merembes ke dalam pintu. Dalam waktu kurang dari lima belas menit, rumah itu sudah terisi air. Itu tidak dapat diblokir sama sekali.

Huo Lieyun melihat ke luar jendela dan menyadari bahwa air di luar sangat deras. Dalam beberapa kedipan mata, permukaan air sudah naik cukup banyak. Berdasarkan keadaan tersebut, rumah kayu ini akan terendam air seluruhnya dalam waktu kurang dari dua jam.

Jin Zhengming mengamati situasinya dan berkata dengan gugup, “Kita harus segera mengungsi. Jika kita tidak pergi sekarang, kita akan tenggelam.”

“Tapi ke mana kita bisa mundur?” Shui Moning berkata dengan cemas. Saat ini, air di kamar sudah mencapai mata kaki.

“Zhengming benar. Kita harus segera mengungsi.” Xue Fanxin mencoba yang terbaik untuk memikirkan cara, tetapi dia tidak dapat memikirkan solusi yang baik saat ini.

Dia baru berada di Akademi Lima Elemen selama beberapa hari dan tidak tahu banyak tentang lingkungan di sini. Dia hanya berhubungan dengan sedikit orang dan benda. Saat ini, dia benar-benar tidak tahu harus bersembunyi di mana.

Jika tidak ada cara lain, dia hanya bisa mencari bantuan dari Chuge dan Muyu.

Namun, dia bertanya-tanya apakah Chuge, Muyu, dan yang lainnya dapat menghadapi bencana alam seperti itu.

Saat Xue Fanxin dengan cemas memikirkan suatu cara, Tang Man dan pemabuk tua itu menantang hujan untuk mencarinya. Mereka berdua melihat rumah yang dipenuhi tanaman merambat dari jauh. Tanpa pikir panjang mereka mengetahui bahwa anak-anak Kelas Kuning semuanya ada di rumah rotan ini, sehingga mereka langsung datang.

“Gurunya ada di sini.” Shi Bo melihat Tang Man dan pemabuk tua itu melalui celah pintu dan berteriak dengan penuh semangat.

Sebelum Tang Man dan pemabuk tua itu sempat mengetuk, Xue Fanxin telah mencabut tanaman merambat di pintu dan membiarkannya masuk.

“Guru, Senior, mengapa kamu ada di sini?”

“Tempat ini sudah tidak aman lagi. Murid baru Kelas Surga dan Kelas Khusus semuanya telah dipindahkan ke Aula Lima Elemen di halaman dalam. Ayo cepat ke sana.” Ketika Tang Man mengatakan ini, matanya dipenuhi amarah dan ketidakpuasan. Dia sangat marah sampai matanya hampir memerah.

Pemabuk tua itu juga sama. Dia berkata dengan sangat marah, “Orang-orang dari Akademi Lima Elemen itu sungguh keterlaluan. Mereka hanya peduli dengan kehidupan siswa baru dari Kelas Khusus, Kelas Surga, Kelas Bumi, dan Kelas Mistik. Dari awal sampai akhir, mereka tidak pernah menyebut Kelas Kuning. Mungkinkah nyawa anak-anak Kelas Kuning ini bukanlah nyawa? Para siswa baru dari kelas-kelas itu sudah diantar ke Aula Lima Elemen oleh akademi kemarin. Tapi bagaimana dengan Kelas Kuning?”

Mendengar kata-kata Tang Man dan pemabuk tua itu, Xue Fanxin menyadari bahwa Kelas Kuning mereka telah sepenuhnya ditinggalkan oleh Akademi Lima Elemen.

Meski dia sangat marah, dia tidak merasa benci. Hanya saja hatinya terasa dingin. Sikap dingin seperti itu menentukan sikapnya terhadap Akademi Lima Elemen di masa depan.