Life After Break Up (Part.1) *Tamat di Part-8

650 3 1
                                    

[Ci Shani terus mengirimiku spam dengan pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ci Shani terus mengirimiku spam dengan pesan. Aku keluar dari kamar mandi dan memakai beberapa produk perawatan kulit yang kudapat di department store, menyadari bahwa produk bagus memang benar-benar membuat perbedaan, dan kemudian membuka aplikasi di ponselku. Dia mengirimiku banyak sekali foto di Prancis, dia berpose di depan sebuah kafe. Kelihatannya seperti leak dari sebuah pemotretan majalah besar.]

S = "Satu dua tiga tutup botol, kamu kangen aku betol?"

G = "Gak banget deh, ci!"

S = "Dih, tega banget sih kamu, Ge!"

S = "Sampe bilang gak banget gitu ke aku...?"

S = "Udah gak sayang lagi sama aku yah?"

G = "Dah lah...!"

S = "Tuh mentang-mentang ditinggal, kamu punya cewe baru yah? Ngaku!"

S = "Siapa cewe baru kamu? Anak mana? Apa pacar baru kamu bisa lebih dari aku?"

G = "Ya Tuhan, ni cewe nyablak banget yah..."

S = "Foto-fotonya udah aku spill kemarin loh ya. Gimana?"

G = "B aja..."

S = "DIH! GE!!! AWAS KAMU YAH, AKU MARAH...!!!"

Begitulah pesanku ketika dia mengirimiku pesan setelah ada waktu kosong projectnya.

[Ada dua minggu tersisa ketika aku sadar bahwa dampak perpisahan dengan seseorang yang kita kasihi bisa sangat berbeda dari satu orang ke orang lain. Ada beberapa orang, misalnya, yang menganggap "skinship" tidak lebih dari sekadar bersentuhan kulit. (Aku, tentu saja, termasuk dalam kelompok itu!) Itu mungkin juga berarti, bagi orang lain, satu sentuhan bisa dapat mengubah seluruh hidup mereka.]

[Namun di zaman modern saat ini, sentuhan hanyalah sebuah sentuhan. Terpaku pada satu hal selamanya hanya berarti kamu akan tertinggal seiring dengan berlalunya waktu. Yup, aku memutuskan pada diriku sendiri. Sudah waktunya untuk bersiap melupakannya. Lagi pula, akulah yang bersikeras bahwa itu tidak akan menjadi masalah meskipun kita akan berpisah. Dan apakah jantungku berdetak kencang setiap kali aku melihat wajah Shani, atau terasa sakit setiap kali aku mengingat panasnya mulutnya saat bibirnya bertemu bibirku?]

[Yah, aku pasti sedang membayangkan sesuatu.]

[Dan sebagainya...]

"Cici terlalu banyak mandangin aku deh, naksir yah?" Zee memberitahuku suatu hari ketika dia melewatiku saat istirahat makan siang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[GXG One Shot] Girl's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang