Sudah hampir satu bulanan san terus terusan datang ke tempat wooyoung untuk makan siang dan menjahilinya sampai kedai tutup, rasanya berat namun menyenangkan san jadi tau kalau wooyoung itu tsundere, susah banget buat san bisa dapetin perhatian wooyoung karena anak itu menghindar terus menerus, tapi san tetep maju buat yakini wooyoung kalau dia serius.
namun ntah kenapa hari ini san belum datang juga padahal wooyoung sudah merapihkan penampilan, iya wooyoung sendiri juga bingung kenapa juga ia harus merapihkan diri, ntahlah wooyoung hanya mau terlihat menawan di depan san, agar san tidak melirik yang lain pikirnya dia juga tidak tau kenapa pula dia bisa seperti itu?
Sudah setengah jam wooyoung menunggu san tak kunjung datang, ia tampak khawatir, gelisah dan sedikit kecewa, apa san sudah menyerah pada dirinya? wooyoung tidak fokus ia bolak balik melihat jendela, namun orang yang diharapkan tak kunjung datang, yeosang memperhatikan ia jadi merasa tak nyaman juga melihat wooyoung seperti itu.
"woo, kau ini kenapa? menunggu alphamu?" Tanya yeosang, yeosang menghampiri wooyoung yang tengah mengelap gelas sembari melamun.
"ah yeo, ck bicara apasi? tidak aku tidak menunggunya untuk apa aku menunggu dia, tidak penting" wooyoung menjawab dengan ketus, yeosang tampak ragu pasalnya wajah anak itu memerah.
"alpha mu itu pasti sedang istirahat, dia lelah menghadapi mu yang seperti ini.. ck kasian sekali pangeran san tertekan karena mate nya seperti mu" Yeosang kembali berujar kali ini dengan sedikit sarkas, wooyoung melirik yeosang.
"apa maksudmu? ada apa emang denganku?"
"ya lihat saja dirimu ini, terlalu gengsi lihatlah dia wooyoung dia berjuang untukmu jangan diabaikan terus nanti dia muak, dia sendiri yang akan mematahkan takdir, belum tentu di kehidupan selanjutnya kalian bersama" Balas yeosang seraya berlalu menuju dapur.
Wooyoung terdiam mendengar ucapan yeosang ia menunduk dan berfikir apa dia sejahat itu dengan san? memang dia tak selalu mau di peluk tiba tiba ia akan mendorong, mengusir dan lain sebagainya tentu di depan banyak orang, wooyoung jadi berpikiran jelek sedikit menyesal.
"ck apa yang kau fikirkan, ayo fokus wooyoung" wooyoung berlalu dan kembali mengantar pesanan, membereskan meja dan kegiatan lainnya.
"seharusnya aku tak pernah mengambil langkah sejauh ini, semua alpha sama saja" gumam wooyoung, ia hendak menuju dapur namun langkahnya terhenti begitu mendengar bunyi lonceng dari pintu, wooyoung membalikkan badannya dan melihat mingi tengah membopong san.
Wooyoung panik ia meletakkan gelas dan piring kotor ditangannya sembarang, ia segera menghampiri san dan mingi.
"astaga bagaimana bisa begini, kemari tuan bawa di sebelah sini" Wooyoung mengarahkan untuk meletakkan san di kursi yang lebih panjang dan berbahan sofa, wooyoung menatap khawatir san yang wajahnya penuh luka dan tampak kesakitan.
"Ada apa? kenapa bisa begini?" Tanya wooyoung panik.
"Rogue menyerang tadi mereka memasuki kawasan hutan sudah hampir mendekati pemukiman warga san lah yang pertama peka dan menyerang, aku terkejut dan kelimpungan untuk menyeimbangi serangan tiba tiba itu, tapi syukur aku tak terkena luka parah, san yang kena karena dia yang pertama membuka pertempuran" jawab mingi.
"ah ya san sepertinya memiliki luka serius di perutnya" sambung mingi.
"Ck.. apa yang kau fikirkan? menyerang terlebih dahulu tanpa melihat kondisi dan situasi? kau ingin terlihat keren hah?" ucap wooyoung pada san, wooyoung mengangkat sedikit kemeja yang digunakan san dan dapat ia lihat luka dan darah disana, san tersenyum kecil ah lihatlah wooyoung ini.
"a-aku baik, aku hanya ingin cepat kemari untuk bertemu denganmu, sshh.. karena itu aku menyerang lebih dulu" San berucap susah payah, sebelah tangannya terulur untuk menyingkirkan poni wooyoung yang menutupi mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The missing Luna | WooSan
FanfictionSetiap sepuluh ribu tahun sekali Elder akan lahir, untuk menjadi pemimpin clan dan menjadi bagian dari symbol kekuatan dalam lingkup kehidupan werewolf, sedangkan Luna sendiri hanya lahir ketika bulan purnama berbentuk sempurna dan berwarna merah. ...