00

4.6K 90 11
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Mama..." panggil seorang anak laki-laki yang langsung memeluk wanita di depannya.

"Ganteng nya Mama udah bangun?"

Anak itu mengangguk, ia langsung mendekap sang Mama seakan tak mau lepas dan jauh darinya.

Kenalkan, dia adalah Lily Anggraini. Wanita yang kini genap berusia 34 tahun. Masih terlihat muda, bahkan sangat cantik dengan tubuh sexy. Lily hidup hanya berdua, bersama anaknya yang kini berusia 6 tahun.

"Mama..." panggil anak itu.

Lily mencium kedua pipi anaknya lalu menggendongnya dengan gemas, "Kenapa sayang? Eza mau apa, hmmm? Mau makan?"

Eza, nama anak Lily yang sedang ia gendong.

"Makan," jawab Eza.

Lily pun langsung membawa anaknya ke ruang tengah dan mendudukkannya di sofa. Dipandang sejenak wajah Eza, wanita itu tersenyum simpul. Tidak terasa, ternyata Eza sudah semakin besar dan mungkin, lambat-laun anaknya ini akan mengerti tentang pekerjaannya.

Satu hal lagi, Eza mungkin akan menanyakan tentang sosok Ayahnya yang selama ini Lily katakan pergi jauh untuk bekerja. Lily tidak bisa berbohong lebih dari itu, apalagi sampai mengatakan jika Eza tidak memiliki Ayah.

"Eza diem disini, oke? Nih main hape Mama dulu..."

"Mama mau masak, biar kita makan bareng, oke sayang?"

Eza menerima ponsel yang sang Mama berikan sambil mengangguk patuh. Anak itu langsung diam kala membuka ponsel sang Mama dan bermain game. Untunglah, Lily memiliki anak yang tidak rewel. Malahan, Eza terbilang irit bicara. Mungkin ini sifat yang diturunkan dari sosok Ayahnya.

Huft...

Andai saja, Lily ingat siapa yang tidur bersama nya tanpa pengaman waktu itu. Tapi tak apa, ini sudah terlanjur terjadi dan lihat lah, Eza sekarang sudah berusia 6 tahun!

Lily pun langsung pergi ke dapur untuk memasak, ia sudah menyiapkan makanan kesukaan Eza di dalam kulkas kecilnya.

Tapi...

TOKKK... TOKKK... TOKKK...

Baru saja Lily menyalakan kompor untuk mulai memasak, wanita itu terhenti karena gedoran pintu. Ia langsung mematikan kompor.

"Sebentar," teriak Lily.

Ceklek!!

Bruk!!!

Disaat Lily membukakan pintu, secara bersamaan seorang pria berjas hitam malah langsung masuk dan menyosor bibir Lily dengan penuh nafsu. Lily terkejut dan berusaha mendorong, terlebih ini di rumah bukan di tempat kerjanya. Juga, siapa lelaki ini? Kenapa begitu bau minuman alkohol?

"Lepas!!!" Teriak Lily dengan sekuat tenaga mendorong tubuh pria tersebut.

"Kenapa? Bukannya kamu pelacur di tempat itu kan, hahhhh???!!!" Ucap lelaki tersebut dengan sempoyongan.

"Ayooo puasin sayaaa... saaayyaaa bakalan bayar kamu dengan banyak uanggg....hahahah..."

Lily bergidik ngeri melihat kelakuan lelaki di depannya, ia melangkah mundur dan mencoba menutupi sosok tersebut dari pandangan Eza.

"Keluar!" Tegas Lily.

Mendengar hal itu, lelaki tersebut kini menatap Lily dengan tajam. Tawanya berhenti, langkahnya kian maju secara perlahan membuat Lily ketakutan.

"Saya bilang keluar ya keluar!" Tegas Lily sekali lagi.

"Apa? Kamu seharusnya layani saya kaya laki-laki lain, dasar pelacur!!!"

PLAK!!!

Dengan satu tamparan Lily meluapkan kekesalannya, "Tutup mulut kamu."

"Sebaiknya kamu keluar---"

Bugh!

Tanpa diduga, lelaki itu malah memukul wajah Lily sampai wanita tersebut tersungkur. Namun dengan cepat Lily bangkit dan mendorong lelaki itu sekuat tenaga agar keluar dari rumahnya.

"Keluar!!!!"

BRUK!

CEKLEK!!!

Lily bernapas lega setelah berhasil mengeluarkan orang aneh tersebut. Sayangnya, ia harus menerima pukulan di wajahnya. Sakit? Tentu saja, tapi Lily menahannya.

"Mama kenapa?" Tanya Eza yang berdiri di depan Lily.

Lily tersenyum, "Gapapa sayang..."

Tak mau membuat anaknya berpikiran yang tidak-tidak, Lily menghampiri Eza dan menggendongnya.

"Maaf ya... Yuk, kita makan..."

"Mama buatin kamu sosis goreng isi keju kaya kemarin lagi."

"Yuk!!"

Eza hanya diam saja, anak itu kini menatap lebam yang ada di sekitar ujung bibir kanan Mamanya.

Yap, Lily sebenarnya bekerja sebagai Kupu-kupu malam atau tepatnya wanita penghibur di salah satu tempat hiburan malam di Jakarta. Terpaksa, itulah alasan utama Lily.

Lily yang lulusan Sd pun sudah lelah mencari pekerjaan. Berusaha lebih? Tidak, Lily tidak punya siapa-siapa lagi untuk dirinya berusaha mencari pekerjaan lain. Hanya ini jalan satu-satunya, dan mungkin ini salah. Sangat salah. Jika bisa memilih, Lily tidak mau.

"Maafin Mama ya sayang..."

"Mama malem gabisa temenin kamu, Mama harus kerja."

"Eza harus jadi anak pinter, anak yang baik, jangan nakal. Pokoknya, Mama mau Eza itu sukses. Punya uang banyak dan punya banyak temen nanti."

Eza hanya diam.

Menahan rasa sakit, berusaha untuk tidak mendengar cibiran tetangga, dan harus menghadapi kerasnya dunia kerja... Lily lakukan untuk Eza seorang saja. Agar kelak, Eza tidak mengalami nasib yang sama seperti Lily.

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Wanita Kupu-kupu [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang