02

1.8K 57 3
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

07.44 WIB.

Setelah lelah bekerja, Lily pun baru sampai di depan rumah nya dan terdiam sejenak. Wanita itu tersenyum senang seraya memandangi isi dompetnya yang diisi dengan uang berwarna merah. Semalam ia benar-benar dibuat lelah karena melayani Pak Nando, namun lelaki itu memberikan uang yang begitu banyak juga bermain dengan begitu lembut seakan memperlakukannya seperti seorang istri.

Meskipun begitu, Lily juga kadang mendapatkan laki-laki yang kasar dan membayarnya seadanya. Dunia malam memang begitu kejam, tepatnya dunia kerja Lily.

"Kerja apa sih Mbak baru pulang jam segini? Kasian anaknya ditinggal sendirian terus," cibir seorang wanita penjual nasi yang ada tepat disebelah rumah Lily.

Lily melirik, "Kerja apa? Yang jelas kerja yang menghasilkan uang buat anak saya."

"Anak saya ga manja, ga kaya anak Ibu yang tiap malem nangis terus, berisik!" Balas Lily yang sudah muak, ditambah ia juga sedang lelah.

Wanita paruh baya itu terlihat terkejut karena Lily merespon cibirannya, biasanya Lily akan cuek dan tak membalasnya sama sekali. Tapi sekarang?

Ya, namanya juga manusia, memiliki batas kesabaran dan juga batas wajar dalam dirinya, kan? Lily pun sama.

Tak mau ambil pusing, Lily langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat. Dan betapa terkejutnya Lily karena ia disambut hangat oleh Eza dengan sebuah pelukan erat.

"Mama," tutur Eza.

"Wih anak Mama udah bangun nih? Makanan semalem dihabisin, kan?" Tanya Lily.

Eza mengangguk singkat.

Lily refleks melihat kearah meja, benar saja, makanan yang ia siapkan sudah habis tak tersisa. Anaknya memang mandiri, tapi dengan cara yang salah. Lily akui itu.

"Yaudah, anak Mama mandi dulu ya? Kan kita mau jalan-jalan seharian sekarang," ucap Lily yang langsung mengundang senyum lebar Eza.

"Eza mau beli robot," ungkapnya antusias.

Lily mengangguk, "Iya sayang, kita mandi dulu kalo gitu. Nanti Eza bebas minta apa aja, Mama pasti beliin."

Meskipun awalnya merasa lelah, tapi rasa lelah itu mendadak hilang kala melihat antusias Eza dan senyum nya yang lebar. Memang benar, anak itu segalanya bagi orang tua. Lily tak mau mengecewakan Eza, sebisa mungkin ia akan terus membuat Eza tersenyum seperti sekarang.

Singkatnya, setelah Lily menemani Eza mandi dan memakaikan pakaian yang rapih, Lily pun mengambil ponsel dan tas selempang kecil miliknya. Lily tidak memakai pakaian yang mencolok, ia hanya memakai pakaian biasa bak ibu-ibu pada umumnya. Berbeda dengan penampilan kala malam, haha!

"Eza nanti bilang aja mau apa ya sayang? Mama bakalan beliin semua yang Eza mau," tutur Lily seraya merapihkan rambut sang anak.

Eza mengangguk saja, ia memandangi wajah sang Mama cukup lama.

"Udah ganteng anak Mama, sekarang kita berangkat yuk!"

Ibu dan anak itu pun pergi meninggalkan rumah menuju mall untuk memenuhi keinginan Eza.

***

BRUK!!!

Tanpa sengaja Eza menabrak seseorang hingga membuat anak itu terduduk di lantai dan langsung mendongak melihat keatas.

"Aduh, maaf..." ucap Lily dengan menghampiri Eza dan mengangkat tubuh anak tersebut.

"Maaf, Om," ungkap Eza yang ternyata merasa bersalah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanita Kupu-kupu [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang