HAPPY READINGS!!!
***
"Eza jangan bobo malem-malem ya, kalo TV nya mati Eza harus langsung bobo, oke sayang?" Ucap Lily pada sang anak.
Eza mengangguk patuh, anak itu kembali fokus menonton TV yang sudah Lily atur waktu nya agar mati otomatis dipukul 8 malam.
Lily yang akan pergi bekerja terlihat memandangi putranya sejenak dengan senyum simpulnya. Tentu saja Lily tidak mau meninggalkan Eza sendirian seperti ini, tapi... Lily juga terpaksa melakukannya. Untungnya, Eza termasuk anak baik yang selalu menurut. Walaupun, Lily juga tau, Eza pastinya ingin tidur bersama.
"Mama sayang Eza," ungkap Lily.
Cup!
Eza hanya diam saja, anak itu hanya menatap sang Mama lalu kembali menonton.
"Eza kalo mau makan, di meja ada makanan. Habisin ya sayang..."
Eza mengangguk, "Mama..."
"Kenapa sayang?"
"Eza mau ikut," tutur Eza yang sukses membuat Lily terdiam cukup lama.
Sakit? Tentu saja. Lily bahkan menahan air matanya untuk tidak keluar, ia tak mau menangis di depan Eza. Tidak, tidak boleh.
Wanita dengan gaun merah itu langsung ikut duduk dan merangkul putranya, "Mama kan kerja sayang..."
"Kalo Eza mau, besok kita jalan-jalan aja gimana? Eza besok gausah sekolah, kita jalan-jalan seharian, mau?" Ungkap Lily.
Tentu saja Eza mengangguk antusias, anak itu seakan mendapatkan apa yang ia inginkan selama ini. Bahkan Eza semakin mendekat dan duduk diatas pangkuan sang Mama.
"Yaudah, Eza harus nurut ya sayang... besok kita jalan-jalan sampe Eza puas," ungkap Lily.
Eza nampak senang mendengar pernyataan sang Mama. Mungkin, selama ini Eza menginginkan itu? Bisa jadi. Hanya saja, Lily yang terlalu sibuk dan selalu mengutamakan pekerjaan sampai tidak peka dengan keinginan anaknya sendiri.
Lily melirik jam dinding, sudah menunjukan pukul 7 malam.
"Mama boleh berangkat kerja? Kan besok kita mau jalan-jalan, jadi Mama harus cari uang buat besok," tutur Lily.
Cup... Cup... Cup...
Eza mengangguk saja, kedua pipi anak itu dikecup beberapa kali oleh Lily. Hingga dimana Lily pun beranjak dan mengambil tas kecil nya. Sebelum benar-benar pergi meninggalkan Eza sendirian, wanita itu berbalik dan melambaikan tangannya kecil.
Andai saja Lily bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan tentunya bisa membuatnya lebih dekat bersama Eza.
***
21.44 WIB.
Dibawah sinar lampu yang kemerlap, seorang wanita tengah bercumbu sambil terus memegang area selangkangan lelaki yang terlihat begitu penuh nafsu dan tentunya bau alkohol yang menyeruak.
"Hmmmmpphhhh..."
Cup... cup... cup...
"Aaaahhhhh... pelan, pakkhhhh..." desah wanita tersebut.
Wanita itu adalah Lily yang sedang melayani salah satu laki-laki pengunjung tempat hiburan malam tempatnya bekerja.
Dengan kedua tangan yang terkunci diatas kepala, Lily menatap wajah laki-laki di depannya. Penuh nafsu dengan deru napas yang begitu cepat. Yang paling Lily tidak suka adalah bau alkohol yang sangat mengganggunya. Tapi apa boleh buat? Lily harus menahannya dan sebisa mungkin melayani lelaki ini sampai ia merasa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kupu-kupu [21+]
General FictionSick Story 1821++ *** Lily Anggraini, terpaksa bekerja sebagai pemuas nafsu bagi laki-laki hidung belang di sebuah tempat hiburan malam di kota Jakarta. Tanpa mempertimbangkan dampak, Lily pun harus menerima kenyataan jika dirinya mengandung dan ber...