Melodie : 07

7.8K 739 92
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

"Scusa Sia!" Soleil menggerutuki kebodohannya. Tidak seharusnya dia berpikiran konyol dan membuat Aloisia membuang-buang waktunya. Setelah dia cari kebenarannya. Mantra yang di ucapkan paranormal palsu itu adalah mantra yang ada di dalam film fantasy Harry Potter. Dia sangat menyesal. Penipu itu sudah dia buat membayar semua harganya.

"Sol, kalau kau merasa ini terlalu berat bagimu--"

"Tidak! tidak! Aku akui aku memang menyusahkanmu. Aku tidak bisa bersikap dengan serius. Maaf, Sia seharusnya sampai sekarang aku membantumu mencari informasi. Aku akan tetap membantumu."

"Tidak salah berpikir jika itu adalah arwah. Aku juga pernah menonton film tentang paranormal. Maksudku indigo. Tapi seorang indigo yang sebenarnya itu tidak berpakaian aneh. Mereka terlihat normal. Tidak berpakaian seperti gelandangan. Memakai cincin cincin dan juga kalung aneh. Kuhargai pendapatmu tapi seharusnya kau meminta pendapatku terlebih dahulu."

Soleil mengangguk lemah. "Maafkan aku ..." Soleil melirik Aloisia. "Lalu sekarang bagaimana?"

Aloisia menghela napas berat. "kita akan berpatroli kau dan aku kita bagi menjadi dua tim. Jika kau menemukan sesuatu yang menjadikan kau bisa menghubungiku. Kita harus berpencar."

Soleil mengangguk lemah. "Ya! Aku mengerti. Aku akan pergi ke barat. Tapi, apa kau yakin tidak ingin menambah anggota baru? Maksud ku lebih banyak menempatkan orang akan semakin mempermudah kita dalam mencari informasi. "

Aloisia mengangguk mengerti. Tapi, dia tidak percaya pada siapapun. "Aku mengerti. Tapi kita tidak tahu siapa pengkhianatnya."

"Maksud ku bukan dari kepolisian. Bukan juga dari warga sipil. Tapi detektif lulusan akademi kita! Mereka sudah berpengalaman. Kita juga bisa belajar dari mereka."

Aloisia mengangguk. Yang satu itu bisa di pertimbangkan. "Jika mereka senggang. Tidak masalah bagiku. " Mengingat bagaimana sibuknya seorang detektif lulusan akademinya.  Sepertinya itu sulit.

Soleil tersenyum tipis. "Baiklah! Besok pagi aku akan pergi ke sana!"

Soleil sudah pulang ke rumah. Dia bilang ingin membantu Grammy memasak. Gadis itu lebih dekat dengan Grammy di banding dirinya. Aloisia pergi berkeliling. Menempelkan sebuah alat perekam suara di berbagai tempat. Dia melakukan itu di berbagai tempat. Bahkan lorong-lorong gelap di malam hari pun Ia taruh alat perekam di sana. Alat itu sangat kecil sehingga tak dapat dari satupun orang yang akan melihatnya.

Sebelum pulang, Aloisia pergi ke gedung mesum dimana dia pertama kali melihat pria itu di sana. Benar dugaannya— Pria itu ada di sana. Lagi dan lagi dia hanya diam berdiri menatap bangunan di depannya. Aloisia bersembunyi di balik dinding. Dia terlihat sangat mencurigakan.

Melo-dieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang