"Gimana, bun? Ayah udah bilang ke pak Hendra?" Sepasang mata itu menyorotkan pandangan penuh harap pada wanita yang masih tampak berusia kepala tiga di depannya.
Wanita itu tersenyum, "Ada lowongan, do. Tapi.. ayahmu nggak tau pasti soal detailnya. Ini yang bakery kemarin."
Sepasang netra yang tadi menatap penuh harap itu perlahan berbinar, senyuman lebar terpancar di wajah tanpa kekurangan itu.
"Yang bakery itu?! YESSS!" Serunya bahagia.
"Besok kamu disuruh ke sana, Do. Sambil bawa berkas yang dibuat persyaratan." Ujar wanita tersebut.
"Oke, bun! Aldo siapin sekarang pokoknya!"
Remaja itu terus beranjak dari duduknya penuh riang, dengan hati yang bahagia ia menyiapkan lembaran-lembaran kertas yang hendak dibawanya guna melamar pekerjaan.
Winaldo Aghanssa adalah pemuda yang baru saja menginjak usia 18 tahun di tahun ini, sudah diterima universitas menggunakan jalur nilai rapot dari semester 1-5, walaupun belum fix lulus karena ia masih harus menunggu diwisuda oleh sekolah.
Wanita itu kembali menghampiri putra semata wayangnya, "Mending berangkat sekolah dulu, Do."
Aldo melirik arlojinya, kini menunjukkan pukul 08.27 dan kembali menoleh kearah sang bunda.
"Habis nyiapin ini aja, bun. Lagian di sekolah pasti anak-anak kelas belum pada dateng, males banget kalau harus nungguin mereka di sana." Terang Aldo.
"Engga dimarahin lagi sama guru kamu?" Sang ibu memastikan.
Aldo terdiam, teringat kejadian beberapa hari lalu saat ia memiliki masalah dengan temannya, dan ia kembali ditegur oleh gurunya habis-habisan.
Sekolah Aldo adalah sebuah sekolah swasta yang cukup terpencil keberadaannya meskipun berada di kota. Tak banyak orang tahu, dan siswanya dari kelas 10-12 hanya berkisar 30-40 siswa saja.
Sama seperti covernya, lingkungan di sekolah ini sangat menguras tenaga dan batin siswanya, terutama Aldo. Ia harus menghadapi teman-temannya yang toxic dan gurunya yang selalu membela teman toxicnya ini karena 'kedekatan'.
Ia meringis kecil ketika mengingat kejadian beberapa hari lalu, saat ia tersinggung dengan perilaku temannya yang meninggalkan dirinya saat 7 siswa dipilih menjadi perwakilan Pramuka. Padahal ia datang 20 menit lebih awal, tapi mereka meninggalkannya tanpa konfirmasi apapun, dan tanpa meminta maaf sedikitpun.
Di hari yang sama, wali kelas dan kepala sekolahnya berniat membagikan SKL (Surat Keterangan Lulus) namun ia harus menunggu ke-7 temannya kembali. Ia harus bekerja pukul 3 sore, sementara temannya baru kembali di pukul 01.30 dan masih harus menunggu mereka lagi untuk makan, di satu sisi, ia juga belum mengisi perutnya sedari pagi.
Aldo marah, ia pun meninggalkan sekolahnya tanpa izin apapun. Padahal ia sudah berterus terang pada kepala sekolahnya, bahwa ia harus segera bekerja beberapa menit lagi. Tapi tak ada satupun yang mengertinya, ini sudah lebih 2 jam dari jam pulang seharusnya.
Malamnya, ia kembali membuat kecerobohan. Di group sekolah, ketika salah satu adik kelasnya yang kini menjabat sebagai wakil ketua OSIS di sekolahnya mengumumkan beberapa anak sebagai perwakilan presentasi PPDB di sekolah-sekolah, yang mana ia menjadi salah satu yang diminta untuk mewakilkan, ia menolak mentah-mentah dan meminta wakil ketua OSIS itu untuk menghapus namanya.
Tak lama kemudian, ia mendengar kabar bahwa gurunya marah besar padanya. Mereka memaksa kepala sekolah untuk mencabut semua banner yang memiliki wajah Aldo di dalamnya, dengan alasan sudah muak dengan Aldo.
Aldo sempat merenung, pasalnya, ia adalah siswa berprestasi yang banyak membawa nama baik bagi sekolahnya di olimpiade internasional, juga selalu membantu sekolahnya untuk PPDB. berkali-kali ia mendapat perlakuan tak baik dari rekan sekelasnya, namun ia selalu dipaksa sang guru untuk kembali berteman dengan rekannya itu, semua Aldo lakukan tanpa ada protes apapun. Lantas apakah ia benar-benar salah di posisi ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/369282993-288-k93400.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Language of Love. - WinRina.
FanfictionBxG content. Winaldo yang baru saja lega karena bisa keluar dari zona toxic sekolah swasta miliknya, harus kembali menarik nafas berat di dunia perkuliahan akibat ulah Maudy yang selalu mengganggu ketenangan hidupnya. Casts: Winaldo Aghanss...