03

6K 567 11
                                    

Hari yang di tunggu-tunggu Dara akhirnya tiba. Yaitu senin, yang artinya akan sekolah.

Mereka, Snefi dan Marius sekolah memakai jasa beasiswa. Mungkin Snefi adalah adik durjana sekaligus antagonis tapi soal kepintaran jangan di tanya. Patut untuk di berikan piala 10 tingkat.

Marius memakaikan helm atas permintaan Dara. Hitung-hitung bentuk pendekatan awal terhadap Marius.

Motor sport? Jangan harap. Marius hanya memiliki motor matic itupun beli bekas.

Dara memegang erat ransel Marius. Malu dia tuh kalau harus memeluk pinggang Marius.

Marius mungkin tidak baik dalam keuangan dan status sosial. Tapi tetap masuk ke dalam golongan 'pangeran sekolah' sudah pasti karena wajahnya yang tampan dengan fitur dewasa. Lalu tubuh tegap nya yang memiliki delapan kotak di perut, juga kulit nya yang tan menambah keseksian Marius. Cewek manapun mempunyai keinginan untuk berada di dalam pelukan Marius.

Dara tidak bisa tidak berdecak kagum melihat gedung berlantai 3 di hadapannya. Lebih elit ketimbang sekolah nya dulu. Dara pastikan, ini bukan sekolahan tapi sarangnya cogan maupun cecan.

"Beruntung Snefi mukanya gak buluk," bisik Dara.

Kalau wajah Snefi buluk maka Dara akan dengan senang hati berhenti sekolah lalu memilih untuk menjadi pemulung saja.

"Wah, bawa siapa nih?"

"Loh, ini Snefi bukan? Anak IPS itu, kok bisa sama lo Yus?"

Dara menatap dua orang yang sudah pasti Dara dapat menebak itu siapa.

Yang bertanya adalah Haslan. Dan yang menyebut nama nya adalah Max. Dan Yus adalah panggilan untuk Marius. Marius tidak suka di panggil Mar, seperti perempuan katanya.

"Dia adik gue."

Singkat, padat dan bikin syok.

Tidak heran, Snefi tidak pernah interaksi dengan Marius di sekolah. Selain gedung mereka yang berbeda faktor lain yang di ketahui adalah Snefi anti Marius.

Snefi biasanya berangkat menggunakan bus sekolah atau di jemput temennya.

"Yakin nih? Bisa aja kalian pacaran tapi backstreet," ujar Haslan tidak mau percaya.

Mengabaikan Haslan, Marius memberikan uang jajan kepada adiknya. Sama seperti kemarin 200 ribu.

"Uang kemarin masih ada," tolak Dara.

"Aduduh.. meleyot abang de―AWW"

Max memukul kepala Haslan cukup keras. "Gak usah genit, dia adik Marius."

"Bercanda doang kok hehe.." cengir Haslan.

"Aku ke kelas kak, bye!"

Dara langsung ngacir tanpa menoleh lagi ke belakang. Mengabaikan uang pemberian Marius.

"Adik lo lucu Yus, mesti kasih ekstra pengawasan tuh."

Marius merasa ucapan Haslan ada benarnya, apakah dia harus meminta adiknya untuk pindah saja ke jurusan yang dia tempati. Tapi mengingat kalau Snefi benci fisika, Marius rasa itu bukan hal baik.

"Gue bisa jadi bodyguard adik lo," ucap Haslan.

"Sialan, ternyata ada udang di balik karang!" umpat Max.

Marius mengabaikan dua temannya yang adu mulut itu, dirinya sibuk memeriksa handphone. Kemarin karena sibuk, dirinya tidak sempat membuka nya.

Ada satu pesan yang membuat Marius ingin membakar bumi.

082177xxxxxx

Ayah sudah mengurus hak asuh Snefi, dia akan ikut dengan keluarga papa yang baru

Marius memblokir nomor tersebut sekaligus memasukkan ke dalam daftar hitam di kontak nya.

Sudah beberapa hari ini ayahnya meneror dirinya untuk mengambil alih Snefi dengan alasan kalau Marius tidak bisa merawat adiknya itu melihat keadaan Marius yang bekerja sebagai mekanis di bengkel kecil.

"Anu, maaf numpang tanya. Ruang kepala sekolah di mana ya?"

Atensi ketiganya teralih kan kepada seseorang yang berdiri gugup di depan mereka.

"Neng cantik ayo sini kakak anterin," Haslan, si playboy gadungan itu menyahut dengan cepat.

"Maaf kak tapi aku cowok bukan cewek,"

Refleks pandang ketiganya tertuju pada kaki orang itu. Benar, dia menggunakan celana panjang sama seperti milik mereka.

"Tolol!" ejek Max.

Haslan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kaku. "Sorry gue gak tau hehe.."

"Gak papa kok. Jadi di mana ruang kepala sekolah?" ujarnya bertanya sekali lagi.

"Anterin gak nih?"

Max dan Marius berjalan mendahului.

"Ayo, kita antar ke sana. Btw siapa nama lo?"

Haslan memilih berjalan berdampingan dengan anak baru itu.

"Lyo Gulila."

"Kalo gue Haslan Devonter dan mereka sobat gue Max Flegan yang putih, Marius Anugerah yang coklat haha.."

***

Ngaku kalian yang baca nama belakang Lyo typo jadi gulali atau malah di plesetin ke gurita/gurila ಠ⁠_⁠ಠ

Antagonis Di Novel BL [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang