Malam itu, di lengangnya jalanan ibukota.

23 2 0
                                    

"Jadi barang-barang ini nanti kita buang kemana?" Ella mencoba membuka topik pembicaraan setelah setengah jam kami saling membungkam mulut masing-masing. "Di tempat biasa." Aku menjawab, ella ber-oh ria mulai memposisikan badan untuk bersender ke punggung kursi mobil. "Tadi itu luar biasa melelahkan ya Tuhan, kemarin-kemarin gak separah itu dah."

Adel terkekeh, menaikkan kecepatan mobil kala mengetahui jalanan ibukota malam ini cukup lengang. Sedang Aku tidak banyak melakukan apa-apa, selain mendengar celotehan Ella di belakang. Kami baru selesai membasmi beberapa hantu di salah satu rumah, bos besarnya yaitu genderuwo sedikit menguras tenaga. Bagian pipiku ada luka lecet sedikit begitu dengan adel dan Ella. Tapi kami dalam keadaan baik-baik saja untungnya. Hanya terlempar beberapa kali ketika si hantu besar itu memiliki kesempatan menyerang.

"Yang penting lo dapet upah kan?" Adel menggoda. Reflek aku menoleh pada orang yang kini sudah seperti manusia kehilangan separuh jiwa. "Tuh dengerin bro, makanya jangan ngeluh, noh duit di amplop lo keknya segepok, tebel soalnya." Alih-alih mendengar ucapan yang baru aja aku lontarkan, Ella buru-buru meraih amplop coklat. Menegakkan posisi duduk, raut wajah yang semula tertekuk seketika berubah menjadi sumringah "kak lo tau gak? Gue tadi ngitung kan kita dapet berapanya. Dan lo tau? Kita dapet 30 juta men, 30 jutaaaa aje gileee wadidaw." sambil memperagakan angka 30 juta menggunakan jari-jari panjang yang penuh luka lecet karena terkena benda tajam.

Aku menatap adel, manusia itu hanya mengedipkan bahu "biarin aja, zee. Si alay kalau ketemu duit emang agak lain."

👻👻👻

"Lo mimpin doa, Ella." Siempunya nama maju kedepan, deburan ombak menyapu kaki-kaki kecil kami, bagai tumpukan es krim yang lembut, aku bisa merasakan kaki telanjangku diselimuti bulir-bulir pasir. Sepoian angin meniup baju kami yang nampaknya sudah lusuh dan kotor. Aku menutup mata, kubiarkan angin merengkuh tubuhku, membiarkanya mengasihi aku lewat dinginnya air laut. Aku bisa mendengar degup jantungku berdetak seirama dengan deburan ombak yang kian menerjang. Dalam kegelapan yang sekarang mengelilingi aku. Semoga cahaya mampu mengalahkannya.

"Ella, mulai," seruku pelan.

"Kepada putra bungsu bapak jino gustaf yaitu Aldo Leo Gustaf yang kemudian meninggal akibat bunuh diri kami antarkan abu barangmu pada kedamaian yang abadi, semoga jiwamu tak lagi mengusik mereka yang tak memiliki hubungan apapun denganmu. Dan semoga semesta mampu memaafkanmu. Kami selaku manusia biasa yang bisa saja menjadi pendusta meminta maaf apabila kami melakukan kesalahan saat proses pemindahanmu. Maka abadi lah engkau pada tempat yang kau dambakan."

Aku membuka mata, doa selesai. Kami menghanyutkan abu barang yang sudah dibakar beberapa menit lalu oleh adel. Sisa barang yang sekiranya masih bagus dan utuh akan adel bawa sebagai pajangan kamar. Kami berjalan diatas pasir-pasir lembut. Menutup perjalanan yang melelahkan ini dengan sedikit perbincangan singkat di atas mobil.

Aku menarik nafas panjang, Ella dan adel sibuk tukar cerita tentang anime favorit mereka. Aku menyimak, atensi aku alihkan pada jendela kaca yang menampakkan gedung-gedung tinggi besar menjulang. Membawa pada potongan-potongan memori yang sulit aku ingat.

"Hari itu..."

Kamu mau coklat?

"Ketemu sama hantu untuk pertama kali.."

Kamu kenapa kakinya gak ada satu?

"Tapi hantunya itu.."

Perkenalkan nama aku m—

Aku terperejat, membuat Ella yang posisi kepalanya maju kedepan terhantam oleh punggung tanganku. Membenturkan jidatnya sampai kebelakang. "Yeuh kak zee, kebiasaan kejang-kejang gak jelasnya kambuh."

Kami berdua tertawa, lagi-lagi menutup malam ini dengan jidat ella yang merah akibat ulahku yang tidak sengaja memukul.

Tapi,

Siapa hantu itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aguna arcapada Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang