Hari ini, suara ratusan langkah kaki kembali menapaki lantai aula. Tahun ajaran baru sudah tiba dan terlihat jelas raut wajah mereka yang kebiasaan bermalas-malasan saat liburan panjang. Tapi semua itu perlahan sirna ketika mereka bertemu dengan teman-teman baru, di sekolah yang siap menjadikan mereka remaja putih abu-abu, memulai dari level 1, kelas 10. Itu jelas merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka, bukan hanya karena mereka resmi menjadi anak SMA, tapi karena mereka berhasil masuk ke SMA Aksara Jaya, dikenal sebagai sekolah bergengsi, mungkin salah satu sekolah paling populer di Indonesia.
Sekolah ini dari awal memang terlihat elit, berdiri di tanah sebesar 10 hektar, dengan dua gedung tiga lantai, Aula dan auditorium di dalam, ke belakang sedikit, mereka bisa menemukan lapangan indoor dan outdoor, lalu di sebelah apotik hidup ada gedung asrama dengan dua lantai, dan semuanya dikelilingi pagar besi kokoh.
Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa pihak sekolah membangun asrama? Jawabannya adalah untuk para murid berprestasi yang mendapat beasiswa. Sekolah ini sejak awal didirikan untuk membuktikan bahwa kecerdasan tak memandang status, uang semata tidak bisa membuat seseorang diterima di sekolah ini, dibutuhkan otak yang mumpuni yang bisa dibuktikan dari rapor SMP ataupun sertifikat prestasi, lalu kembali diseleksi nantinya. Ini tentu menghasilkan murid-murid terbaik, dan hanya merekalah yang diterima di sini.
Ah, lihat. Kesenangan belum usai. Karena pemandangan wajah-wajah baru sudah terlihat, sejumlah kakak kelas sejak tadi mengintai mereka, seolah mulai mencari para junior menawan yang siap untuk dijadikan gebetan baru. Bahkan beberapa kelompok kakak kelas baru itu tampak terlihat demonstratif, berjalan, seolah ingin menunjukkan bahwa merekalah yang terbaik, sementara anak-anak baru banyak terlihat bergerombol di depan papan pengumuman untuk memastikan nama mereka berada di kelas mana.
Di tengah gegap gempitanya remaja ingusan ini, terdapat beberapa sosok yang dengan tenang, bahkan cenderung serius mencari namanya di papan pengumuman itu. Salah satunya adalah tiga gadis yang kini sudah ada di level senior, karena mereka sudah dinyatakan naik ke kelas 11 dan seperti yang lainnya, mencari dimana nama mereka di papan pengumuman karena beberapa nama terlihat dipindahkan ke kelas lain, sesuai dengan pencapaian di tingkat sebelumnya.
“...Hah gue di kelas A?!” Yang satu berseru, menutup mulut, nampak tak percaya.
“Demi apa lo?!” yang satu melongokkan kepala sedikit ke samping, menggeret yang satunya kemudian bersama-sama menelusuri nama-nama murid di kelas 11 IPS A, “Anjir, beneran naik dua tingkat si Sandra!” ia kembali berseru heboh, tidak peduli mengundang perhatian ke arah mereka bertiga.
“Coba liat nama lo pada!” Sandra berseru, nampak bersemangat.
“Hmph. Liat aja, pasti gue juga di kelas A!” si gadis berkerudung itu berkata dengan percaya diri, mereka menyusuri kelas 11 IPA C tempat si kerudung sebelumnya berada. Mencari nama Laila dari mulai nomor absennya yang lama dan-
KAMU SEDANG MEMBACA
Merah Putih dan Matahari.
Teen Fiction𝐂𝐨𝐯𝐞𝐫 © @𝐀𝐧𝐮𝐠𝐫𝐚𝐡𝟏𝟑𝟎𝟗 (𝐈𝐆) -𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘤𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢, 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘬𝘯𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢- Mereka hanyalah tiga anak yang masih begitu muda, tumbuh terlalu cepat dengan anggapan bahwa kegelapan akan selalu...