𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟹

50 7 3
                                    

-Selamat Membaca-

Waktu setelah pengumuman itu Seya, Khail, Viktor, dan 12 kandidat lainnya habiskan untuk berlatih, menyusun strategi, dan menganalisis lawan. Seperti saat ini, di dalam ruangan kecil di area Dungeons yang dulu sempat menjadi ruang penyiksaan tua, mereka berkumpul mengelilingi altar- kini menjadi meja rendah dengan kursi-kursi yang mengelilinginya. Dua tumpuk perkamen berisi informasi mengenai lawan mereka dan 1 tumpuk lagi yang berisi  tantangan-tantangan Triwizard Tournament dari tahun ketahun, dengan memanfaatkan relasi mereka dengan guild guild dari seluruh dunia mereka mampu mendapat semua informasi ini.

"Tahun ini, aku yakin, Diggory yang akan menjadi andalan Hogwarts," ucap seorang laki-laki berambut coklat muda dan berkacamata, Nikolai Zakharov. "Bagaimana dengan si kembar Weasly? mereka itu tak waras" tanya Rawya, sambil menunjukkan dokumen kembar identik ini. "Hanya murid berumur 17 tahun yang bisa memasukkan nama mereka dalam piala" saut Viktor, ia memejamkan mata seakan tau apa yang akan terjadi. "WHAT!?" mereka semua terkejut- minus Viktor- "Ya, aku  baru tahu syarat itu tadi pagi saat menerima surat dari informan yang bekerja di kementrian sihir, menyusahkan sekali budak-budak korporat ini" tambah Viktor sambil memijit-mijit batang hidungnya. 

"Berarti hanya 7 dari kita yang mampu memasukkan namanya: Viktor, Rawya, Khaill, Ivan, Nikolai, Boris, dan aku," saut laki-laki dengan potongan rambut buzz dan mata hijau gelap, Vassily Zakharov. Sisanya hanya menahan kesal, terlihat dari rahang mereka yang mengeras. "Tak apa," Seya berdiri berkacak pinggang, "menjadi suport untuk teman kita bukanlah hal buruk, selain itu, kita tunjukkan pada mereka kemampuan kita selama berada disana," mereka yang kesal perlahan menampilkan senyuman miringnya, "tunjukkan perbedaan jarak mereka dangan kita," tambah Seya menyeringai. 

Bagaimanapun Seya adalah murid Durmstrang, tak mungkin dia tidak memiliki ambisi dan kehormatan seorang Durmstang.

◇◇◇

Satu bulan berlalu begitu saja, tepat hari  ini para orang tua melepaskan anak-anak mereka yang akan berjuang di Triwizard Tournament. Murid-murid lain juga menonton kepergian kawan mereka dari kastil sekolah yang berada tepat di atas Danau Rogen, meneriakan kata semangat dan lagu mars sekolah Durmstrang. 

Terlihat ke 15 pejuang ini berpamitan dan meminta restu agar semuanya berjalan lancar, termasuk Seya dan Eissa yang sedang berpelukan dengan erat. Eissa mengelus wajah putrinya dengan tatapan kasih sayang, "kau sudah membawa cermin itu," Seya mengangguk. Seya menggenggam tangan ibunya, "Mom, jaga dirimu," Eissa terkekeh, "seharusnya mom yang bilang seperti itu," Seya hanya tersenyum pahit, setelah semalaman mendengar kekhawatiran putrinya mengenai firasat-firasat yang tidak jelas yang selama ini menghampirinya, tentu Eissa paham dengan keadaannya. 

Eissa mengangkat dagu Seya perlahan, "kita sudah berlatih, kau sudah belajar melatih emosimu, jangan sampai semua yang kau lakukan sia-sia," ucap Eissa tegas dan membuat Seya tersentak segara ia menampar pipinya dengan cukup keras sampai membuat beberapa mata tertuju padanya. Seya mengangguk yakin lalu tersenyum, "Thankyou mom, i love you" 

"Love you more,"

◇◇◇

Perahu mereka sudah berlayar sekitar dua jam, masih diperlukan sekitar tujuh jam lagi untuk tiba di Hogwarts yang kali ini menjadi tuan rumah dari Triwizard Tournament. Seya dan Rawya mendapat ruang terpisah bersama tangan kanan Igor yang mana seorang wanita tangguh bernama Letra Samojuda, yang biasa dipanggil Mrs Juda. Tidak sulit untuk membuat mereka dekat karena sama-sama memiliki ketertarikan dan ambisi yang sama.

Hari semakin larut, mereka semua sudah memasuki alam mimpi kecuali satu orang. Seya bersandar di jendela besar yang memperlihatkan pemandangan indah- lautan biru yang disinari rembulan. Ia mengeluarkan cermin dua untuk menghubungi ibunya. Seya menyadari kondisi Eiisa- di buntuti oleh Death Eater gila yang terobsesi pada dirinya, Evan Lastrange. Sudah berpuluh-puluh kali dia mencoba untuk mengculik Eissa. Eissa bukanlah orang yang lemah, bahkan lebih kuat dari Evan. Tetapi, perasaan terancam dan terganggu membuatnya kelelahan. Ia bisa saja membunuh Evan tetapi dia tidak mau membunuh manusia.

Percayalah, orang ini tidak waras. Masih berbekas kejadian saat itu, Seya yang masih berumur 5 tahun dicekik oleh Evan ditengah-tengah kota yang berisi banyak muggle berlalu lalang. Pria gila itu  itu terus mengumamkan "mati kau, mati kau, anak kotor, enak sekali kau bisa bersama Eissa." beruntungnya, muggle-muggle itu dengan sigap membantu Seya. 

Bukanya tidak di tangkap, tetapi Evan selalu berhasil kabur, entah siapa yang membantu pria tak waras itu di balik layar. Ini juga yang menjadi alasan Seya belajar beladiri dan menggunakan senjata.

Setelah melepas rindu dengan sang ibu, Seya kembali terdiam dan merenungkan akan apa yang terjadi kedepannya. Ia tahu, untuk kedepannya, banyak hal yang akan terjadi dan tak akan aman.

◇◇◇

Terhitung sudah delapan jam berlalu. Setelah kembali membicarakan strategi untuk memenangkan turnamen kali ini, mereka bersiap siap mengenakan seragam khas Durmstrang dan lainnya.

Kapal layar hantu yang membawa peserta dari Durmstrang muncul di permukaan danau dan meluncur ke pantai, terdengar sorak sorai dari peserta didik hogwarts yang menanti kedatangan mereka. Semua jagoan Durmstang dikumpulkan di aula utama pada kapal mereka dan bersiap untuk turun dan menghadiri pesta sambutan. Seya tersenyum miring disertai ambisi yang bisa tercium dari setiap jagoan Durmstang.

"Kami datang,"

❄️❄️❄️

Mohon terima permintaan maaf saya, sungguh. Beberapa bulan ini saya kehilangan gairah untuk menulis dan baru muncul belakangan ini. 

Saya harap kalian masih menantikan perjalanan Seya dan teman temannya dalam menyalakan nama Durmstang Institute pada Triwizard Tournamen. 

Jangan lupa untuk menekan tombol bintang untuk memberi dukungan dan semngat, kolom komentar juga terbuka lebar unuk kritik dan saran.

Selamat Malam...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝕷𝖆𝖘𝖙 𝕭𝖑𝖆𝖈𝖐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang