David(son), 04

613 56 0
                                    

“Kalian emang gak bisa di tinggal berdua ya, ada aja gebrakannya,” ujar Gahar melihat dua remaja nakal di depannya yang menyengir berasa biasa saja dengan apa yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kalian emang gak bisa di tinggal berdua ya, ada aja gebrakannya,” ujar Gahar melihat dua remaja nakal di depannya yang menyengir berasa biasa saja dengan apa yang terjadi.

”Namanya kecelakaan, emang kita sengaja? pasti nggak Pi,” bela Harley membuat Gahar hanya menatap perlahan tangan dua remaja itu yang penuh dengan karya abstark.

”Kamu juga Ze, Papa kamu tu pasti khawatir, hobi banget bikin Papa kamu pusing.” ceramah Papi Gahar yang belum selesai itu.

”Maaf om,” tulus Arze, kini Arze belum sama sekali menghubungi orang tuanya tentang kondisinya itu, paling pulang pulang Papanya akan marah.

”Untuk motor kamu biar Om aja yang ganti, pasti Papa kamu bakal ngambek dan gak beliin kamu motor lagi.” ucap Gahar membuat Arze mengangguk.

”Kalian ke kamar sana, males Papi inget kelakuan kalian,” ujar Gahar membuat Harley dan Arze berjalan ke arah kamar meninggalkan Gahar yang memijit kepalanya pelan.

”Sakit gak si dek?,” tanya Sebat yang khawatir sembari menatap adiknya penuh haru.

Harley hanya berdecak dengan tingkah lebay kembaran pertamanya itu, ”Udah nggak, seminggu juga sembuh.” ujar Harley.

”Lagian ada ada aja, bisa gak si lu sehari aja diem gitu, gak bisa diem banget.” ujar Marlo dengan kata kata ketusnya seperti biasa.

”Bisa gak si sehari aja lo tu diem, nggak usah rapat sama latihan band lo itu? bisa nggak?,” balik Harley yang kesal dengan Marlo yang tidak mengerti bahwa Harley hanya kesepian dan bertingkah lebih tanpa di sengaja.

”Beda konsep ya, lo gak ngerti.” balas Marlo lagi.

Harley makin malas dan menatap menyala Marlo, dirinya dengan Marlo memang kadang tidak akur.

”Makanya lo tuh harus cari kesibukan, biar nggak ngerepotin diri lo sendiri dengan tingkah aneh.” ujar Marlo kembali dengan nada yang makin ketus.

Sebat menatap perdebatan kedua adiknya dengan mencerna dan akan segera memisahkannya.

Harley tertegun mendengar kata kata dari Marlo, Sebat dengan cepat menyuruh Marlo untuk keluar bersama dirinya.

”Udah udah, Marlo ayo keluar.” ajak Sebat memisahkan keduanya.

Harley menatap kedua kembaranya yang sudah keluar itu dengan gerakan terakhir Sebat yang menutup pintu.

Helaan nafas panjang itu kembali lagi, Harley jadi overthingking sekarang, memang benar dari mereka bertiga hanya dirinya yang tidak mengikuti kegiatan apapun, sebab dirinya tidak tertarik dengan apa yang ada di sekolah.

Kembar pertamanya adalah seorang yang berprestasi sering membawa banyak piala begitupun dengan kembar keduanya yang selalu membawa piala perlombaannya, tidak heran di bawah ada lemari piala yang besar.

David(son) ; brothershipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang