3

103 9 0
                                    

"Sayang aaa.." Jeonghan menghalakan sudunya yang terisi makanan itu ke arah Wonwoo.

Membuatkan meja makan yang awalnya sepi itu kini mulai bersuara. Wonwoo melirik ke arah Mingyu sebentar yang masih bermain-main dengan makanan di piringnya itu sebelum menerima suapan Jeonghan.
Ia mengambil lauk untuk diletakkan ke pinggan Jeonghan yang dibalas dengan kekehan. Dan juga ke pinggan Mingyu yang terlihat terkejut sebelum mengangguk.

"Oh namamu Neskala Mingyu, kan?" Mingyu mendengar pria di hadapannya itu bertanya. Ia kembali membalas dengan anggukan sebelum memakan lauk yang diberikan Wonwoo.

"Kenalin ya, aku Yastera Jeonghan. Pacar merangkap calon pendamping, Jendra."

Jeonghan memberitahu dengan senyuman bangga. Ia mengenggam erat tangan Wonwoo yang diatas meja. Mendengarkan itu, Mingyu menggigit pipi dalamnya kuat sebelum mengeluarkan senyuman.

"Maaf atas tindakan ku semalam ya? Jendra sudah menjelaskan semuanya kepadaku. Aku harap kau betah tinggal di sini."

"Ya.."

"Oh satu lagi! Aku harap kegiatan kami malam tadi dan malam yang berikutnya tidak akan menganggumu hehe. Kau harus mengabaikannya jika ingin tinggal di sini."

"Yasaa" Wonwoo menegurnya, ia dapat merasakan aura Mingyu yang semakin redup. Tidak seperti anak yang seperti kali pertama ia lihat itu. Dan juga ia masih merasa tidak enak sama Mingyu.

"Apa sayang? Aku berbicara hal yang benar. Oh lagipula Neskala juga udah dewasa, kan?"

"Tapi tidak dengan berbicara langsung saat waktu makan, Yasa. Kau akan membuat Neskala kehilangan seleranya. Kala.. maafkan aku dan paman Yasa ya?" Wonwoo menatap Mingyu dengan tatapan memohon maaf.

Kekasihnya akan menjadi sedikit menyebalkan jika bertemu dengan orang baru yang Wonwoo perkenalkan tidak mengira umur dan peranan mereka di kehidupan Wonwoo. Tapi Wonwoo mengerti, Jeonghan itu baik dan begitu menyayanginya yang membuatkan ia bertindak begitu.

Jeonghan berdecak, "Paman? Ew. Sounds like I'm old. Tapi karena aku akan BERKAHWIN dengan mu jadi, okay!"

Mingyu mengerti apa yang Jeonghan ingin sampaikan. Dengan menekankan perkataan kahwin, untuk memberitahu Mingyu posisi mereka. Meskipun Mingyu hanya lah seorang orang baru dan orang biasa sahaja, Jeonghan tetap menyadarkan Mingyu tentang Wonwoo itu.

Mingyu membiarkan mereka terlibat dalam percakapan lagi. Melihat bagaimana Jeonghan kembali menyuapi Wonwoo. Dan yang membuatkan sesuatu di hati Mingyu bergetar, bercak ungu yang berkeliaran di mana-mana di sekitar leher Wonwoo. Meskipun pria itu sudah berusaha menutupinya, ia masih terlihat dengan jelas.

Yastera benar-benar.. membuatkan Mingyu ingin mengambil Rajendra daripadanya. Sebelumnya, Mingyu tidak terlalu memikirkannya, atau malah memilih untuk mengabaikan. Tapi Jeonghan lagi dan lagi membuat Mingyu ingin merampas senyum itu dari wajahnya. Ia ingin melihat bagaimana senyuman puas itu perlahan berubah redup. Yastera harus merasakan apa yang Mingyu rasakan.

***

Ketukan di pintu kamar mengejutkan Mingyu. Ia yang saat ini sedang memikirkan nasibnya mulai kembali ke realita. Wonwoo membuka sedikit pintunya, "Kala, bisakah paman masuk ke dalam?"

"Ya, paman.."

Wonwoo duduk di atas kasur yang diberikannya kepada Mingyu. Kasur bersaiz queen agar Mingyu lebih selesa saat tidur. Setidaknya dapat mengobati ketidaknyamanan saat tinggal di panti. Wonwoo menepuk ruang di sampingnya, menyuruh Mingyu untuk duduk di sana.

Pria yang lebih muda itu menuruti. Tubusnya yang kurus itu membuat Wonwoo ingin memberinya makanan yang banyak.

"Kala.. paman minta maaf ya jika kau tidak nyaman tinggal di sini."

Kalajendra Bertamu (A Minwon AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang