2.

2 0 0
                                    

"enghhhh", tidur Gloria terganggu ketika ia merasa geli di bagian leher dan pundaknya juga merasa berat di bagian perutnya.

Perlahan ia membuka mata dan melirik ke arah samping kanan, "Baskara?" Ucapnya terkejut.

"Sssttt, jangan gerak" ucap Baskara sambil semakin merapatkan pelukannya, dan mencium pundak Gloria.

Reflek Gloria terdiam. Ia tak berani bergerak sedikitpun karena, selain dirinya takut dengan Baskara, ia juga merasa aneh dengan posisi tersebut. Seperti ada kupu-kupu berterbangan di perutnya. Padahal Baskara pernah beberapa kali melakukan hal ini kepada Gloria.

Tangan kiri gloria terulur mengusap rambut Baskara selama beberapa detik, sampai akhirnya Baskara sadar dan terbangun. Dirinya menatap tajam ke arah Gloria.

Gloria otomatis juga bangun dan terduduk di samping Baskara sambil menunduk, "maafff, Gloria ganggu tidurnya Baskara ya?" Ucapnya lirih.

"Mana seragam gue?" Ucap Baskara dengan suara seraknya. Tatapan tajamnya serasa ingin menerkam tubuh Gloria.

Gloria berdiri dan bergegas mengambil seragam yang tergantung di dinding, "baru kering Baskara, tunggu bentar yaa biar Gloria setrika dulu" ujar gloria lalu mengambil sandal yang ada di bawah kasurnya dan memakainya.

Ketika hendak keluar kamar, Baskara menahan tangan Gloria dan menariknya, yang berujung Gloria jatuh tepat di pangkuannya.

Gloria terkejut ketika Baskara memeluk dirinya, tumben sekali seperti ini, batinnya. Tubuhnya terdiam kaku. Selama berpacaran dengan Baskara, dirinya bersikap seperti ini hanya ketika di awal awal pacaran saja.

Gloria merasakan hembusan nafas milik baskara di pundaknya, bibirnya yang tebal terasa menyentuh kulitnya.

"Baskara..." Ujar Gloria takut.

"Biarin gini dulu" jawab Baskara dengan tetap menciumi pundak Gloria. Yang pada akhirnya Gloria membiarkan posisi tersebut.

Hingga beberapa menit berlalu, baskara terus menempel tak mau melepaskan tubuh milik Gloria.

"Baskara... Gloria mau setrika seragam Baskara dulu boleh?" Tanya Gloria, wajahnya yang imut dengan ekspresi takut itu sangat menggemaskan bagi Baskara. "Gloria pun belum makan dari pulang sekolah tadi... Gloria harus masak juga" lanjutnya.

Mendengar hal tersebut, Baskara melepas pelukan di perut Gloria, dan membiarkan Gloria pergi dengan seragam putih di tangannya.

"Tunggu..." Belum sempat membuka pintu, terdengar lagi suara serak milik Baskara menghentikan langkahnya.

"Iya Baskara?" Balas Gloria.

"Pake baju Lo, jangan tanktop an doang kayak Lonte"

Mendengar hal tersebut, hati Gloria sedikit bergemuruh. Setelah di terbangkan dengan sikap lembut Baskara tadi, seketika ia di hempaskan dengan satu kata yang sangat menyakitkan.

Salahnya juga setelah mencuci baju tadi ia tak langsung memakai kaos karena udara yang sangat panas, hingga akhirnya ia berbaring dan berujung ketiduran.

Gloria berjalan menuju lemari baju dan mengambil asal kaos yang ada di lemari, lalu melanjutkan langkahnya keluar kamar untuk menyetrika baju di ruangan yang sudah tersedia di asrama nya. Tak lupa ia menutup kamar rapat agar tak ada orang yang mengetahui bahwa dikamarnya ada seorang laki-laki yakni Baskara.

Selang beberapa menit, Gloria kembali masuk ke kamar dengan seragam yang sangat rapi dan wangi di tangannya. Ia melihat Baskara tidur dengan kedua tangan terlipat di atas perutnya. Perlahan Gloria menutup pintu lalu mengunci nya, setelah itu meletakkan seragam milik Baskara di meja belajar.

Dersik GloriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang