001. Awal

241 27 6
                                    

-
-
-

Hidup tanpa mama tuh nyata gelap adanya.
Mama pergi, cahaya hidup pun enggan menyinari.

-
-
-

| Happy reading all |

-

-

-











Keluarga yang harmonis itu memang nyata adanya, dan beruntung nya, Saka punya semua itu. Menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang beruntung. Saka yang selalu berkelimpahan kasih sayang tanpa ia minta. Yang selalu tercukupi tanpa harus berharap. Tidak perlu menunggu untuk keinginan nya terkabul, dalam sekejap apa yang ia minta selalu didapat nya.

Keluarga yang menyayangi nya dengan tulus hati, memiliki seorang mama yang selalu ada, dan mendengar kan ia bercerita, seorang Ayah yang selalu pengertian terhadap nya, tidak pernah memaksakan kehendaknya pada Saka. Dulu.

Ahh Saka jadi rindu, rindu masakan mamanya, yang sering membuat kan pepes peda kesukaannya. Rindu sekali dengan ayahnya yang lembut itu, rindu menghabiskan waktu bersama mama dan ayahnya.

Dulu, Saka sangat mudah untuk meminta mama dan ayahnya berkumpul bersamanya. Ketika ia mau, ayahnya akan menyelesaikan pekerjaan nya lebih cepat, dan pulang lebih awal, untuk menghabiskan waktu bersama nya dan sang mama.

Berkumpul bersama, makan bersama, tertawa bersama, bukanlah hal yang sulit untuk Saka dapatkan. Karena ayahnya yang memprioritaskan mamanya dan dirinya.

Kata ayah pandu sih, "keluarga itu nomer satu, kerjaan nomer sekian."

Duhh, emang ayah dan suami idaman banget. Bolehlah sisain yang kayak Ayah Pandu, ekekekekk.

"Kamu ngapain bengong Aksa? Cepat habiskan makanan mu, dan pergi bersiap, agar kita bisa segera berangkat. Saya tidak ada banyak waktu untuk nunggu kamu." Ucap ayah Pandu, sambil menyeka mulut nya dengan tisu makan. Lalu pria itu beranjak menuju ruang keluarga untuk menunggu Aksa bersiap, meninggalkan Aksa yang masih termenung di meja makan.

"Padahal masih banyak, apa gk usah dihabisin ya? Kan nanti pas istirahat bisa makan lagi. Dari pada buat mood ayah buruk gegara nunggu Saka." Pikirnya, dan berakhir dia segera menghabiskan segelas susu vanila yang disiapkan bibi Jum, setelah tandas. Ia segera beranjak menuju kamar untuk bersiap, tanpa menghabiskan makanannya.








×××


Ruang Tengah

Terlihat seorang pria sedang menunggu sembari menengok jam tangan nya, agaknya waktu semakin mepet, tapi anaknya belum turun juga.

Segera ia ingin beranjak, lebih dulu dihentikan saat melihat atensi sang anak turun menghampiri nya.

"Ayo yah, Saka udah siap. Maaf buat Ayah nunggu agak lama." Ucapnya sambil menunduk. Gimana juga ia tahu, ayahnya ini sedang ada meeting sebentar lagi, dan bodohnya dia sempat lupa, sehingga memakai waktu dengan santainya, sehingga berakhir mereka harus berangkat di jam yang mepet seperti ini.

"Hmm. Lain kali jangan kamu ulangi, saya tidak suka menunggu, ataupun ditunggu. Karena kamu, harusnya tahu letak kesalahan mu Aksa? Saya akan sampai kantor lebih lama, dan membuat klien saya menunggu, dan kamu tentu tahu kesan saya akan bagaimana nantinya?" Katanya dengan sedikit penekanan kepada Aksa, dia tidak berbohong jika sedang ada temu dengan kliennya, dan waktu memang sudah menunjukkan pukul 07:03 sedangkan meeting nya akan berlangsung pukul 07:45. Tentu akan terlambat karena dia harus mengantarkan Aksa terlebih dahulu ke sekolah.

Bimantara Family | EN- ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang