•5. Cinta yang setara

13 6 4
                                    

Haloo haloo semuaa, selamat datangg di cerita Reiva story's bab ke 5, semoga kalian suka dengan ceritanyaaa amiinn, jangan lupa vote yaa, terimakasiii!!!

•••
Happy Reading semua...
•••

Setiap lembaran mempunyai keindahannya masing masing.

Seperti embun yang menghilang di pangkuan mentari, begitulah kita dalam alur waktu yang terus bergerak. Setiap detik, kita hanyalah sepenggal kenangan yang siap tenggelam dalam lautan waktu. Namun, di antara pelupaan itu,  menemukan keabadian dalam momen-momen yang kita bagikan bersama.

Saat mereka sedang menikmati kebahagiaan yang tidak terbatas, mereka tersadar jika langit sebentar lagi akan berubah yang tadinya senja berubah menjadi awan gelap.

"Tra ayo pulang, ini udah hampir gelap awannya, senja sudah tidak terlihat, hujan pun udah mulai berhenti, itu tandanya kita sudah harus pulang kerumah," kata Reiva seraya mengajak Datra untuk pulang. Datra pun menganggukkan kepalanya dan mereka mulai jalan berdua  ditengah hujan rintik-rintik.

Di jalan mereka masih tetap mengobrol dan bercanda, di tengah tengah kegembiraan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di jalan mereka masih tetap mengobrol dan bercanda, di tengah tengah kegembiraan tersebut. Datra terlintas sebuah Ide. "Va, mau lomba lari ga? yang sampe rumah duluan dia menang."

"Ayo! aku pasti menang inimah," ucap Reiva sombong.

"Sombong banget sih, cil," kata Datra sambil mencubit hidung Reiva.

"Gini deh, gimana kalo yang menang traktir eskrim..." ucap Datra memberi saran, Reiva yang mendengar ide tersebut berpikir sebentar dan akhirnya dia menyetujuinya.

"Okee, deal?" tanya Reiva sambil mengulurkan tangan dan di sambut oleh Datra sambil berkata "DEALL"

Mereka siap siap mengambil posisi, dan dalam hitungan 1... 2... 3... Datra mulai memimpin sambil melihat Reiva yang tertinggal di belakang, tapi kejadian yang tidak disangka-sangka terjadi, Reiva jatuh tersandung batu.

"Ahh! aduhh! sakitt...," ringis Reiva kesakitan. Datra yang melihat hal itu langsung berbalik dan menghampiri Reiva.

"Kamu gapapaa? lutut kamu berdarah, ga hati-hati si," omel Datra tetapi tidak ada maksud memarahi Reiva.

"Maaf..." jawab Reiva sambil menundukkan kepala.

"Aku ga marah, aku cuma ngingetin buat hati-hati, ayo sini naik ke pundak aku," kata Datra dan langsung mengambil posisi untuk menggendong Reiva

Reiva langsung naik ke pundak Datra mereka berdua kembali jalan ke rumah. "Aku ga berat kan Tra hehehe,"

"Enggak kok, aku serasa lagi ngegendong bocil," kata Datra tertawa, Reiva yang mendengar hal itu langsung cemberut.

Reiva Story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang